1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusuhan di Pinggiran Paris

4 November 2005

Perdana Menteri Perancis Dominique de Villepin Rabu kemarin menginstruksikan polisi untuk segera memulihkan keamanan di pinggiran kota Paris. Tapi sampai pagi ini, suasana masih kacau.

Foto: AP

Kelompok pemuda di pinggiran kota Paris melanjutkan aksi pembakaran mobil dan penjarahan dan terlibat bentrokan dengan polisi. Para pemuda membakar sebuah ruang pamer agen mobil Reanault di kawasan Alunay-Sous-Bois di Timur Laut Paris. Juga sebuah pasar swalayan dan sebuah sekolah dibakar.

Penyebab Kerusuhan

Kerusuhan di pinggiran kota Paris memasuki hari ketujuh. Bentrokan ini berawal karena tewasnya 2 remaja Kamis malam lalu. Mereka menyentuh transformator tegangan tinggi di sebuah gardu listrik ketika bersembunyi saat melarikan diri dari polisi. Peristiwa yang terjadi di kawasan Clichy-Sous-Bois membuat para pemuda marah. Muncul aksi kerusuhan, yang sekarang menjalar ke kawasan lain. Clichy adalah kawasan di mana banyak keluarga imigran tinggal. Mereka merasa diabaikan oleh pemerintah Perancis. Pengangguran di kawasan ini sangat tinggi, banyak pemuda merasa frustasi dan terdiskriminasi.

Pernyataan Sarkozy

Ketika kerusuhan pertama pecah, Menteri Dalam Negeri Perancis, Nicolas Sarkozy sempat bereaksi keras dan menyebut para perusuh sebagai sampah yang harus dibasmi. Pernyataan ini makin menyulut kemarahan para remaja imigan. Sarkozy sendiri kemudian berusaha mengoreksi pernyataannya.

Nicolas Sarkozy: "Saya tidak menggunakan kata kasar. Saya punya pendidikan baik. Tapi saya menyebut pembunuh sebagai pembunuh. Saya ingin menambahkan untuk mereka, yang sebenarnya berasalah sampai situasi jadi rumit begini, mereka tidak perlu memberi nasehat macam-macam."

Sarkozy terutama ingin menjawab kecaman dari kubu sosialis. Memang banyak politisi sosialis yang mengecam keras politik tanpa kompromi yang dijalankan Sarkozy.

Masyarakat Yang Tersisihkan

Masalah kaum imigran di pinggiran kota Paris memang masalah pelik yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan slogan-slogan. Para pemuda yang tinggal di sini merasa sebagai masyarakat yang terisisihkan. Di sini banyak beroperasi geng-geng pemuda, yang terlibat penjualan narkotika dan obat terlarang. Ribuan polisi sudah dikerahkan, namun aksi perusakan dan penjarahan belum bisa dihentikan. Pimpinan Perancis menyadari, ini masalah serius.

Anggota kabinet Francois Goluard menyatakan, pemerintah juga harus memahami masalah kaum imigran.

Francois Goulard: "Kita harus konsekuen, tapi juga penuh pengertian. Konsekuen menghadapi para pelanggar hukum, geng dan mafia, yang tidak punya minat menjaga ketertiban. Tapi kita juga harus bisa mengerti masalah penduduk dan kaum remaja yang berada di pinggiran kota."