Kerusuhan diawali tewasnya seorang remaja akibat tembakan polisi Sabtu malam lalu (06/12). Remaja pria berusia 15 tahun itu tertembak dalam bentrokan antara polisi dan kelompok otonom. Setelah itu di ibukota Athena sekelompok remaja berdemonstrasi dan melempar bahan peledak serta merusak sejumlah mobil, kaca toko dan bank-bank.

Dari Athena kerusuhan meluas ke kota terbesar kedua, Thessaloniki. Di kota Komotini dan Ioannina di Utara Yunani, serta di pulau Kreta dan kota pelabuhan Patras terjadi kerusuhan juga. Polisi berusaha meredam kekacauan dengan menggunakan gas air mata.

Minggu sore (07/12) ribuan warga otonom turun ke jalan-jalan ibukota Athena untuk memprotes insiden yang terjadi Sabtu malam. Mereka juga disertai organisasi berhaluan kiri serta anggota organisasi hak asasi manusia. Di Thessaloniki juga terjadi demonstrasi yang dihadiri sekitar 2.000 orang.

Menurut perkiraan sementara dari dinas pemadam kebakaran, di Athena saja 60 toko, 16 bank dan sedikitnya 40 mobil rusak total. Bagi pemilik toko kecil kerusuhan ini ibaratnya malapetaka.

Sejauh ini masih belum jelas bagaimana remaja berusia 15 tahun tersebut tewas tertembak polisi. Kedua polisi yang melepaskan tembakan kini sudah ditempatkan dalam tahanan. Mereka menyatakan remaja itu secara tidak sengaja tertembak. Sedangkan kelompok otonom dan warga yang bersimpati mengatakan, remaja itu memang menjadi sasaran tembakan.

Kerusuhan ini adalah yang terbesar di Yunani sejak 1983. Dalam kerususuhan terakhir seorang remaja berusia 15 tahun juga terkena tembakan polisi. Sejak bertahun-tahun lalu, kelompok otonom kerap mengadakan serangan di Athena. Biasanya bank-bank dan perwakilan perusahaan internasional menjadi sasaran. Kelompok otonom mulai terbentuk di Yunani antara tahun 1967 dan 1974. (ml)