Kerusuhan kembali terjadi di Papua, sedikitnya empat orang dilaporkan tewas. Kapolda Papua mengatakan kerusuhan ini dipicu kabar bohong (hoaks) bernada rasis yang dilontarkan oleh seorang guru.
Iklan
Sedikitnya tiga warga sipil dan satu anggota militer dilaporkan tewas menyusul kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/09) di Papua. "Penyebab kematian masih diselidiki," ujar Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, Aloysius Giyai, seperti dikutip dari kantor berita dpa, Senin (23/09). Bentrokan terbaru antara mahasiswa dan pasukan keamanan yang terjadi di Jayapura ini juga mengakibatkan setidaknya sepuluh orang luka-luka.
Massa juga dilaporkan kembali turun ke jalan di Wamena, Papua pada Senin (23/09) dan membakar sejumlah gedung pemerintah dan toko-toko. Kantor berita Antara melaporkan bahwa sejumlah kantor pemerintah dibakar massa dalam unjuk rasa yang berakhir anarkis itu. Gedung yang dibakar diantaranya yaitu kantor PLN Rayon Wamena di Kabupaten Jayapura.
Sementara operasional bandara Wamena juga sempat dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kepala Bandara Wamena, Joko Harjani mengatakan saat ini tidak ada pesawat di bandara dan akan dibuka bila ada permintaan dari pihak kepolisian ataupun pihak militer.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa layanan internet di Wamena telah diputus dan polisi mengklaim situasi saat ini telah terkendali.
"Tentara dan polisi telah berhasil menangani insiden di Wamena," kata juru bicara Kepolisian Nasional Dedi Prasetyo seperti dikutip dari AFP. "Pasukan keamanan juga telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah menyebarnya kerusuhan."
Satu anggota TNI dilaporkan tewas
Keterangan pers yang diterima Deutsche Welle pada Senin (23/09), melaporkan bahwa adanya seorang prajurit Yonif 751/Raider, yaitu Praka Zulkifli tewas karena dibacok. Praka Zulkifli bertugas sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan.
"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam. Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang," ujar Letkol CPL Eko Daryanto, selaku Kapendam XVII/Cenderawasih, dalam pernyataan pers.
Korban sempat dievakuasi menuju Rumah Sakit Bhayangkara, namun nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan akibat adanya pendarahan hebat.
Dipicu hoaks?
Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf A Rodja mengatakan bahwa aksi yang berujung anarkis kali ini dipicu oleh hoaks berbau ucapan berbada rasis yang dilontarkan oleh seorang guru."Sehingga sebagai bentuk solidaritas melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa pagi tadi," ujar Kapolda Papua seperti dikutip dari Antara.
Ia pun berharap agar masyarakat di Wamena dan Papua tidak mudah percaya dengan kabar hoaks dan bersikap bijak dalam menerima informasi.
Dalam sejarahnya Komando Pasukan Khsusus banyak terlibat menjaga keutuhan NKRI. Tapi di balik segudang prestasi, tersimpan aib yang menyeret Kopassus dalam jerat pelanggaran HAM.
Foto: Getty Images/AFP/R.Gacad
Heroisme Baret Merah
Tidak ada kekuatan tempur lain milik TNI yang memancing imajinasi heroik sekental Kopassus. Sejak didirikan pada 16 April 1952 buat menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan, satuan elit Angkatan Darat ini sudah berulangkali terlibat dalam operasi mengamankan NKRI.
Foto: Getty Images/AFP/R.Gacad
Kecil dan Mematikan
Dalam strukturnya yang unik, Kopassus selalu beroperasi dalam satuan kecil dengan mengandalkan serangan cepat dan mematikan. Pasukan elit ini biasanya melakukan tugas penyusupan, pengintaian, penyerbuan, anti terorisme dan berbagai jenis perang non konvensional lain. Untuk itu setiap prajurit Kopassus dibekali kemampuan tempur yang tinggi.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mendunia Lewat Woyla
Nama Kopassus pertamakali dikenal oleh dunia internasional setelah sukses membebaskan 57 sandera dalam drama pembajakan pesawat Garuda 206 oleh kelompok ekstremis Islam, Komando Jihad, tahun 1981. Sejak saat itu Kopassus sering dilibatkan dalam operasi anti terorisme di Indonesia dan dianggap sebagai salah satu pasukan elit paling mumpuni di dunia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Terjun Saat Bencana
Segudang prestasi Kopassus membuat prajurit elit Indonesia itu banyak dilirik negeri jiran untuk mengikuti latihan bersama, di antaranya Myanmar, Brunei dan Filipina. Tapi tidak selamanya Kopassus cuma diterjunkan dalam misi rahasia. Tidak jarang Kopassus ikut membantu penanggulangan bencana alam di Indonesia, seperti banjir, gempa bumi atau bahkan kebakaran hutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Nila di Tanah Seroja
Namun begitu Kopassus bukan tanpa dosa. Selama gejolak di Timor Leste misalnya, pasukan elit TNI ini sering dikaitkan dengan pelanggaran HAM berat. Tahun 1975 lima wartawan Australia diduga tewas ditembak prajurit Kopassus di kota Balibo, Timor Leste. Kasus yang kemudian dikenal dengan sebutan Balibo Five itu kemudian diseret ke ranah hukum dan masih belum menemukan kejelasan hingga kini.
Foto: picture-alliance/dpa
Pengawal Tahta Penguasa
Jelang runtuhnya ejim Orde Baru, Kopassus mulai terseret arus politik dan perlahan berubah dari alat negara menjadi abdi penguasa. Pasukan elit yang saat itu dipimpin oleh Prabowo Subianto ini antara lain dituding menculik belasan mahasiswa dan menyulut kerusuhan massal pada bulan Mei 1998.
Foto: picture-alliance/dpa
Serambi Berdarah
Diperkirakan lebih dari 300 wanita dan anak di bawah umur mengalami perkosaan dan hingga 12.000 orang tewas selama operasi militer TNI di Aceh antara 1990-1998. Sebagaimana lazimnya, prajurit Kopassus berada di garda terdepan dalam perang melawan Gerakan Aceh Merdeka itu. Sayangnya hingga kini belum ada kelanjutan hukum mengenai kasus pelanggaran HAM di Aceh.
Foto: Getty Images/AFP/Stringer
Neraka di Papua
Papua adalah kasus lain yang menyeret Kopasus dalam jerat HAM. Berbagai kasus pembunuhan aktivis lokal dialamatkan pada prajurit baret merah, termasuk diantaranya pembunuhan terhadap Theys Eluay, mantan ketua Presidium Dewan Papua. Tahun 2009 silam organisasi HAM, Human Rights Watch, menerbitkan laporan yang berisikan dugaan pelanggaran HAM terhadap warga sipil oleh Kopassus.