1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketegangan Antara Polandia dan Ukraina Setelah Invasi Rusia

Lukasz Grajewski
5 Desember 2023

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Polandia telah menjadi sekutu setia negara tetangganya di tenggara. Kini, keretakan mulai terlihat dalam hubungan kedua negara yang sebelumnya erat.

Foto ilustrasi hubungan Polandia-Ukraina
Foto ilustrasi hubungan Polandia-UkrainaFoto: Jakub Porzycki/NurPhoto/picture alliance

"Di Ukraina, pandangan terhadap peran Polandia menjadi semakin negatif," kata pakar Polandia mengenai Ukraina, Krzysztof Nieczypor dari Pusat Studi Timur OSW di Warsawa. Nieczypor baru saja kembali dari perjalanan ke Kyiv, di mana dia, antara lain, mengamati pandangan Ukraina terhadap Polandia.

"Dalam liputan pers di Ukraina, negara kami dipandang setara dengan Hongaria dan Slovakia, dengan kata lain, dengan negara-negara yang skeptis terhadap bergabungnya Ukraina ke UE dan dukungan militer terhadap negara tersebut," katanya kepada DW.

Nieczypor yakin bahwa citra negatif Polandia saat ini di Ukraina adalah dampak embargo gandum Ukraina yang diberlakukan oleh pemerintahan PiS Polandia, dan aksi-aksi blokade di penyeberangan perbatasan yang masih dilakukan oleh pengemudi truk Polandia.

"Yang terpenting, situasi di perbatasan antara kedua negara dipandang negatif karena protes perusahaan transportasi Polandia menghalangi pengangkutan semua barang – termasuk bahan bakar – yang sangat penting bagi berfungsinya transportasi," tambahnya.

Keakraban Presiden Polandia (kiri) dan Presiden Ukraina (kanan) pada awal invasi RusiaFoto: Ukrainian Presidential Press Service/REUTERS

Ketegangan hubungan Polandia-Ukraina

Permasalahan yang terjadi saat ini antara Polandia dan Ukraina adalah perpecahan besar dalam hubungan bilateral kedua negara. Tahun lalu, di awal invasi Rusia, Ukraina masih memandang Polandia sebagai sekutu yang patut dicontoh.

Jurnalis Zbigniew Parafianowicz, yang telah meliput Ukraina selama 20 tahun, berfokus pada fase hubungan ini dalam buku terbarunya, Poland at war. Buku tersebut menimbulkan kegemparan di Polandia karena memberikan informasi latar belakang yang sampai sekarang tidak diketahui tentang hubungan erat antara kedua negara sejak invasi Rusia ke Ukraina awal tahun lalu.

Menurut Parafianowicz, hubungan erat ini dimulai dengan pertemuan puncak dua hari antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Polandia Andrzej Duda di kediaman resmi Presiden Polandia di kota Wisla, Polandia selatan, sebulan sebelum dimulainya perang.

Ikatan ini, katanya, menjelaskan mengapa Duda dan Presiden Lituania Gitanas Nauseda berada di ibu kota Ukraina kurang dari 24 jam sebelum invasi dimulai. Selama kunjungan ini, Zelenskyy memberi tahu Duda bahwa perang akan segera terjadi dan mereka mungkin akan bertemu "untuk terakhir kalinya".

Menurut Parafianowicz, Zelenskyy sering menelepon Duda pada minggu-minggu awal perang, tidak melalui jalur resmi, tetapi sebagai teman dan orang kepercayaan.

Jurnalis Polandia Zbigniew ParafianowiczFoto: Grzegorz Olkowski

Naik turun solidaritas Polandia dengan Ukraina

Hubungan politik yang erat dan gelombang solidaritas yang menyambut para pengungsi Ukraina di Polandia menghasilkan bantuan lebih lanjut. "Pada hari-hari awal perang, Polandia terlibat dalam mempersenjatai kembali pasukan Ukraina, yang sangat penting bagi pertahanan Ukraina,” kata Parafianowicz kepada DW. Pesannya adalah, pihak Ukraina harus membongkar pesawat tersebut dan memasangnya kembali di wilayah mereka sendiri.

Sebaliknya, Jerman untuk waktu yang cukup lama terlihat ragu-ragu memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Baru pada paruh kedua tahun 2022 Berlin menawarkan untuk mendukung Ukraina dengan sistem pertahanan udara. Sekitar waktu ini, kampanye pemilu sedang berlangsung di Polandia, dan Partai Hukum dan Keadilan PiS yang berkuasa menggambarkan Jerman sebagai musuh bebuyutannya.

"Dalam hubungannya dengan Jerman, PiS keliru menempatkan propaganda sebagai politik,” kata Parafianowicz. "Kebencian telah meningkat sedemikian rupa sehingga menjadi mustahil untuk menurunkannya kembali."

Buku Parafianowicz dapat dilihat sebagai gambaran sebuah periode politik yang sudah berlalu, karena PiS yang telah memerintah Polandia selama delapan tahun terakhir kalah dalam pemilu pada bulan Oktober lalu. 

Pemerintahan baru Polandia yang akan terbentuk dari kubu oposisi akan merupakan pemerintahan liberal dan pro-Eropa. Pemerintahan baru diperkirakan akan dilantik pada 13 Desember mendatang. Namun para ahli tetap ragu bahwa hubungan antara Warsawa dan Kiev akan mencapai tingkat yang sama seperti pada tahun pertama perang.

Bagi Polandia, konflik di Ukraina lebih dari sekedar masalah perbatasannya dengan Ukraina. Warsawa melihat masalah keamanan dalam konteks yang lebih luas. Ketegangan belakangan meningkat di perbatasan Rusia-Finlandia, setelah Rusia mengizinkan migran melakukan perjalanan ke Finlandia tanpa hambatan. Helsinki merespons hal ini dengan menutup perbatasan negaranya dengan Rusia.

"Jadi, perang ini bukan hanya mengenai Ukraina," kata Parafianowicz. "Ini tentang seluruh dimensi keamanan di sisi timur NATO dan wilayah Baltik dan Laut Hitam."

(hp/as)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait