1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketegangan Meningkat Jelang Konklaf

Christa Saloh-Foerster (kna, epd, dpa ,afp)11 Maret 2013

Para Kardinal melakukan pertemuan terakhir menjelang Konklaf. Agenda pertemuan hari ini diperkirakan mengenai profil Paus mendatang.

Foto: REUTERS

Pertemuan para Kardinal ini merupakan yang terakhir setelah pekan panjang yang diisi dengan pertukaran pendapat di Vatikan. Sejak Senin lalu (4/3), para Kardinal melakukan perembukan mengenai instansi kepemimpinan Gereja Katolik di Vatikan, Roma, situasi keuangan Tahta Suci dan krisis di Gereja Katolik di dunia. Juga disinggung mengenai yang disebut "Vatileaks" menyangkut pencurian dokumen dan mengenai intrik di Vatikan.

Kardinal Wina, Christoph Schönborn menyebut pembicaraan itu sebagai jujur dan terbuka. Ia jarang melihat begitu banyaknya kejelasan, keluasan dan kenyamanan serta sikap positif seperti pada hari-hari terakhir ini. Demikian diungkapkan Schönborn kepada KB Austria, Kathpress. Dia menambahkan, dalam pembicaraannya para Kardinal melihat "pertanda harapan" dan isu seperti "kesalahan dan kegagalan" juga dibicarakan.

Mengisolasikan diri dalam Sidang Konklaf

Selasa sore (12/3) setelah misa, 115 Kardinal mulai melakukan sidang tertutup dan terisolasi di Kapel Sistina untuk memilih Paus yang baru. Pemilihan putaran pertama diperkirakan berlangsung Selasa malam. Benediktus XVI telah mengundurkan diri dari Tahta Suci 28 Februari lalu. Ini merupakan pengunduran diri pertama dari seorang Paus di era modern.

Kardinal Scola

Menurut perkiraan media Italia, yang difavoritkan pada sidang Konklaf adalah Uskup Agung Milano, Kardinal Angelo Scola. Pada pemilihan putaran pertama, dia diperkirakan akan mendapat setengah dari mayoritas dua pertiga dari 77 suara yang diperlukan. Demikian dilaporkan harian Turin "La Stampa".

Para Kardinal menghadiri Sinode di Vatikan, 4 Maret 2013Foto: Reuters

Uskup Agung Scherer atau seorang dari benua Amerika?

Uskup Agung Sao Paolo yang berdarah Jerman, Odilo Scherer juga punya peluang besar. Kardinal Brasil ini bisa mengandalkan dukungan dari Amerika Latin dan juga dari fraksi Eropa yang relatif besar.

Sehari sebelum dimulainya pemilihan Paus, media Italia juga menyebut Kardinal Canada, Marc Ouellet sebagai "papabile", yaitu sebutan bagi Kardinal yang memiliki peluang memenangkan pemilihan. Uskup Agung New York dan Boston, Timothy Dolan dan Sean O'Malley juga dianggap sebagai favorit.

Asap hitam atau putih

Seandainya pada putaran-putaran pertama mayoritas jelas tidak tercapai, peluang bagi kandidat kejutan akan semakin meningkat. Demikian media Italia. Yang pasti, mulai Selasa malam, cerobong asap Kapel Sistina akan menjadi sorotan dunia. Asap hitam atau putih yang menandakan pemilihan yang gagal atau Paus telah terpilih, akan keluar melalui cerobong asap itu.

Persiapan cerobong asap VatikanFoto: Getty Images

Mulai hari Rabu, setiap pagi dan sore akan dilakukan pemilihan. Bila satu putaran gagal, putaran berikutnya segera dilaksanakan. Kalau gagal lagi, kertas-kertas suara dibakar dengan tinta yang membuat asap menjadi hitam. Pelaksanaannya diperkirakan pada jam 12:00 dan sekitar 19:00, demikian diungkapkan jurubicara Vatikan, Lombardi. Bila pemilihan berhasil, kertas suara segera dibakar dengan tinta yang membuat asap menjadi putih.

CSF/HP (kna, epd, dpa ,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait