India dan Pakistan bertukar tembakan sepanjang malam hingga Kamis pagi (28/2) di wilayah Himalaya di Kashmir. PM Pakistan Imran Khan desak konsultasi untuk menjaga perdamaian.
Iklan
Tidak ada laporan langsung tentang korban, meskipun pesawat tempur terdengar meraung di atas wilayah pegunungan di Kashmir. Ketika penduduk desa di sepanjang kawasan perbatasan diberitakan mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan India tidak akan mundur dan mengancam akan melakukan aksi-aksi militer selanjutnya. Modi dari partai nasionalis Hindu BJP yang mengadakan rapat umum lewat telekonferensi hari Kamis (28/2) menjelang pemilihan nasional, memperingatkan bahwa "musuh-musuh India sedang berkonspirasi untuk menciptakan ketidakstabilan di negara ini melalui serangan teror."
Sementara Pakistan berupaya melakukan langkah-langkah de-eskalasi dan menyatakan siap melepaskan seorang pilot pesawat tempur India yang ditangkap oleh pasukan keamanan Pakistan, setelah pesawatnya ditembak jatuh.
"Kami siap membebaskan pilot India jika itu membantu mengurangi ketegangan," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi di Islamabad. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan selalu bersedia untuk berkonsultasi, tambahnya. "Khan siap, demi perdamaian ... Apakah Modi juga siap?" kata Qureshi.
Pakistan hari Rabu (27/2) menutup ruang udaranya dan menyebabkan penerbangan pesawat internasional terhambat. Maskapai penerbangan Tahilang Thai Airways terpaksa membatalkan 11 penerbangan ke Eropa. Banyak penumpang yang terdampar di bandar udara internasional Suvarnabhumi di Bangkok.
Pakistan serukan perundingan
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sebelumnya menyerukan perundingan antara kedua pemuilik senjata nuklir itu. Dalam pidato televisi yang disiarkan hari Rabu (27/2) dia mengatakan: "Mengingat sifat senjata yang dimiliki kita berdua, dapatkah kita (mengambil resiko) melakukan kesalahan perhitungan?"
Masyarakat internasional juga menyerukan kepada kedua negara untuk mengurangi ketegangan yang mencengkeram di wilayah Kashmir yang diperebutkan. Situasi meruncing sejak pemboman mobil bunuh diri pada 14 Februari lalu, yang menewaskan lebih dari 40 personel paramiliter India.
India yang menuduh kelompok teror di Pakistan bertanggung menjawab dengan serangan udara hari Selasa (16/2) ke wilayah Pakistan. Inilah serangan militer pertama semacam itu sejak perang tahun 1971 di wilayah yang kemudian menjadi negara Bangladesh.
Sengketa lama di Kashmir
Pakistan hari Rabu (27/2) mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat tempur India yang melanggar wilayahnya, satu di antaranya jatuh di bagian Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang lain di Kashmir yang dikuasai India.
Namun India hanya mengakui kehilangan satu jet tempur MiG-21. India juga mengatakan bahwa pilotnya "hilang dalam aksi". Pada saat yang sama India mengatakan telah menembak jatuh pesawat tempur Pakistan, namun Islamabad membantah hal itu. Tetapi berita media menunjukkan gambar pesawat tempur India yang jatuh di Kashmir hari Rabu (foto artikel).
Militer Pakistan menyebarkan video seorang pria berkumis yang mengidentifikasi dirinya sebagai pilot India, sedang minum teh dan menjawab pertanyaan saat diinterogasi. Kebanyakan pria itu hanya menjawab "Anda tahu saya tidak bisa menjawabnya."
Kashmir menjadi wilayah sengketa antara India dan Pakistan sejak negara-negara itu didirikan tahun 1947. India dan Pakistan sudah tiga kali terlibat perang, dua kali di antaranya karena sengketa wilayah Kashmir.
hp/vlz (afp, rtr, ap)
Derita Warga Kashmir Akibat Konflik Politik India-Pakistan
India dan Pakistan terus berseteru karena Kashmir, wilayah bergejolak yang telah dilanda pemberontakan bersenjata selama hampir tiga dekade. Banyak warga Kashmir yang sudah muak dengan Islamabad dan New Delhi.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Bahaya yang belum pernah ada sebelumnya?
Pada tanggal 27 Februari 2019, militer Pakistan mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh dua jet tempur India. Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan jet itu ditembak jatuh setelah mereka memasuki wilayah udara Pakistan. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, di mana dua negara, yang memiliki senjata nuklir melakukan serangan udara terhadap satu sama lain.
Foto: Reuters/D. Ismail
India menjatuhkan bom di Pakistan
Militer Pakistan merilis gambar ini untuk menunjukkan bahwa pesawat tempur India menyerang wilayah Pakistan untuk pertama kalinya sejak kedua negara terlibat perang tahun 1971. India mengatakan serangan udara itu sebagai tanggapan terhadap serangan bom bunuh diri baru-baru ini terhadap pasukan India yang berbasis di Jammu dan Kashmir.
Foto: AFP/ISPR
Militer bukan solusi
Warga sipil India percaya bahwa pemerintah India tidak dapat membebaskan dirinya dari tanggung jawab dengan menuduh Islamabad menciptakan kerusuhan di lembah Kashmir. Sejumlah organisasi HAM menuntut agar pemerintahan Narendra Modi mengurangi jumlah pasukan di Kashmir dan membiarkan rakyat menentukan nasib mereka.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Kekerasan tiada akhir
Pada 14 Februari 2019, setidaknya 41 polisi paramiliter India tewas dalam serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad, mengaku bertanggung jawab. Serangan itu meningkatkan ketegangan dan memicu kekhawatiran konfrontasi bersenjata antara dua negara yang memiliki kekuatan senjata nuklir.
Foto: IANS
Konflik yang pahit
Sejak tahun 1989, gerilyawan Muslim telah memerangi pasukan India di bagian Kashmir yang dikelola India. Wilayah ini berpenduduk 2 juta orang, dan sekitar 70 persen di antaranya adalah Muslim. Dua dari tiga perang antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan tahun 1947 adalah karena sengketa wilayah Kashmir.
India menumpas pemberontakan militan
Pada Oktober 2016, militer India melancarkan serangan terhadap pemberontak bersenjata di Kashmir, yang mengepung sedikitnya 20 desa di distrik Shopian. New Delhi menuduh Islamabad mendukung militan, yang melintasi "Line of Control" Pakistan-India dan menyerang pasukan paramiliter India.
Foto: picture alliance/AP Photo/C. Anand
Kematian seorang separatis Kashmir
Situasi keamanan di Kashmir bagian India memburuk setelah peristiwa pembunuhan Burhan Wani, seorang pemimpin muda gerakan separatis Kashmir pada Juli 2016. Protes terhadap pemerintahan India dan bentrokan antara separatis dan tentara telah merenggut ratusan nyawa sejak saat itu.
Foto: Reuters/D. Ismail
Serangan Uri
Pada September 2016, militan Muslim membunuh setidaknya 17 tentara India dan melukai 30 lainnya di Kashmir India. Tentara India mengatakan para pemberontak telah menyusup ke bagian Kashmir India dari Pakistan. Investigasi awal menunjukkan bahwa gerilyawan itu adalah anggota kelompok Jaish-e-Mohammad yang bermarkas di Pakistan, yang telah aktif di Kashmir selama lebih dari satu dekade.
Foto: UNI
Pelanggaran HAM
Pihak berwenang India memblokir sejumlah situs media sosial di Kashmir setelah video yang menunjukkan pasukan India melakukan pelanggaran HAM berat menjadi viral di internet. Video-video itu menimbulkan kemarahan di media sosial. Salah satu video menunjukkan pemrotes Kashmir diikat pada jip tentara India, diduga digunakan sebagai tameng hidup.
Foto: Getty Images/AFP/
Demiliterisasi Kashmir
Mereka yang mendukung Kashmir untuk merdeka ingin Pakistan dan India membiarkan rakyat Kashmir menentukan masa depan mereka. "Sudah saatnya India dan Pakistan menarik pasukan mereka dari wilayah yang mereka kendalikan dan mengadakan referendum yang diawasi secara internasional," kata Toqeer Gilani, Presiden Front Pembebasan Jammu dan Kashmir, kepada DW.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Singh
Tidak ada peluang untuk memisahkan diri
Sebagian besar pengamat Kashmir tidak melihat Kashmir merdeka dalam waktu dekat. Mereka mengatakan, meskipun sebagian strategi keras yang digunakan India untuk berurusan dengan militan dan separatis di Kashmir telah berhasil, cepat atau lambat New Delhi harus menemukan solusi politik untuk krisis ini. Perpisahan Kashmir, kata mereka, bukan bagian dari solusi. (Teks: Shamil Shams. Ed.: na/ap)