Apa yang biasanya dilakukan oleh dua kepala negara ketika bertemu? Diskusi? Negosiasi? Makan malam? Selain itu semua, yang dilakukan presiden Filipina dan PM Malaysia adalah: karaoke.
Iklan
Duterte dan Najib Razak Karaoke
01:38
Di sela-sela kesibukan mengatur kerjasama dalam mengatasi para perompak di wilayah Asia Tenggara, kedua kepala negara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak janjian berkaraoke di Malaysia, hari Kamis (10/11).
Dengan penuh percaya diri Duterte menyanyikan tembang Bette Midler berjudul "Wind Beneath My Wings" sementara Najib tampil versi optimismis dengan lagu "The Young Ones" dari Cliff Richards.
Sebelumnya, dalam kunjungan selama dua hari di Malaysia, Presiden Duterte membahas berbagai urusan politik di Putrajaya, Malaysia, termasuk soal penculikan awak kapal dan pembajakan, yang kian lama kian meresahkan.
PM Malaysia, Najib Razak menyatakan telah sepakat dengan Indonesia dan Malaysia untuk memungkinkan "perburuan habis-habisan" para pelaku pembajakan di perairan wilayahnya, sebagai bagian dari upaya tiga negara bertetangga tersebut dalam memerangi kejahatan di laut. Pembajakan kapal selama ini sering terjadi di perairan antara Filipina selatan dan timur Malaysia.
Kerjasama yang dibangun antara lain, dimungkinkannya pasukan keamanan Malaysia memasuki perairan Filipina untuk mengejar para penculik atau perompak yang melarikan diri ke Filipina selatan.
ap/rzn(ap)
Pertaruhan Maut Presiden Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte nekat meninggalkan sekutu lama Amerika dan bermain mata dengan Cina dan Rusia. Langkahnya itu bukan tanpa risiko terutama dalam isu Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa/M.R.Cristino
Poros Tandingan
Duterte sudah jengah dengan Amerika Serikat. Sebab itu ia ingin membangun poros baru antara Manila, Beijing dan Moskow. "Saya tidak ingin bersama AS lagi, saya ingin bergabung dengan Cina dan Rusia," tukasnya. Untuk membuktikan ucapannya itu Duterte menghentikan latihan perang bersama dengan militer AS yang telah digelar selama 36 tahun dan mengabaikan keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional
Foto: picture-alliance/Newscom
Berpaling dari ASEAN
Sebaliknya Duterte mengundang Cina dan Rusia untuk menggelar latihan militer bersama di Laut Cina Selatan. Ia juga mulai mengadopsi narasi Beijing, bahwa konflik seputar jalur laut paling gemuk di dunia itu adalah "murni masalah bilateral. "Saya tidak akan membawanya ke forum internasional, termasuk ASEAN." Dengan cara itu Duterte diyakini berharap bakal mendapatkan ganjaran setimpal dari Beijing.
Foto: picture-alliance/dpa/M.R.Cristino
Misi Ekonomi
Pasalnya kebijakan baru sang presiden bukan tanpa kalkulasi. Filipina sedang tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur. "Ia melihat Cina adalah sumber terbesar dana investasi yang sangat dibutuhkan buat menggenjot perekonomian," kata Nick Bisley, Pakar Hubungan Internasional di Universitas La Trobe, Australia. Ironisnya saat ini AS dan Jepang adalah mitra dagang terbesar Filipina.
Foto: Imago
Kalkulasi Beijing
Namun begitu Cina juga tidak bebas dari rasa curiga. "Beijing masih berusaha menebak kemauan Duterte. Tapi jika sudah ketahuan, mereka akan memainkannya sesering mungkin buat melawan Washington," kata akademisi Filipina Walden Bello kepada Financial Times. Cina diyakini tidak akan memberikan konsensus di Laut Cina Selatan dengan mudah. Kesepakatan dengan Manila akan menjadi preseden di kawasan.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Bumerang di Dalam Negeri?
Sikap keras Cina bisa menjadi bumerang buat Duterte. Saat ini mayoritas penduduk FIlipina cendrung bersikap antipati terhadap Beijing. AS sebaliknya mencatat popularitas sebesar 91% dalam jajak pendapat PEW Research Centre tahun lalu. Kegagalan perundingan dengan Cina bisa mencederai reputasinya di mata masyarakat dan Filipina terancam isolasi diplomatik.
Foto: picture-alliance/dpa/Photoshot
Petaka di Perbatasan
Manila kini berupaya mendekati Cina agar bersedia menunda aktivitas pembangunan di Gosong Scraborough dan mengizinkan nelayannya menangkap ikan di perairan sekitar. Beijing belakangan mulai aktif menyulap pulau-pulau kecil di Spratly buat dijadikan pangkalan militer.
Titian Diplomasi
Pelik buat Duterte. Mayoritas penduduk Filipina juga tidak bersedia membuat konsensus dalam isu Laut Cina Selatan. Sebab itu ia mengklaim, "Tidak seorangpun akan menyerahkan sesuatu di sana," ujarnya merujuk pada LCS. Jelang lawatannya ke Cina, Duterte diwanti-wanti oleh Hakim Mahkamah Agung, Antonio Carpio, agar tidak tunduk pada kemauan Beijing. "Dia benar. Saya bisa dilengserkan," jawabnya.