1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Neo Nazi Tak Kenal Batas

Christian Ignatzi23 September 2013

Jaringan ekstrimis sayap kanan di tatanan internasional meningkat. Kekerasan neo Nazi bahkan terjadi di luar Jerman. Fenomena ini berbahaya.

Demonstrasi terhadap neo Nazis di YunaniFoto: Getty Images/Afp/Louisa Gouliamaki

Pembunuhan Pavlos Fyssas menjadi peringatan bagi pemerintah Yunani. Musisi rap berhaluan kiri dan aktivis itu tewas pada hari Rabu (18/09) di sekitar Athena dengan beberapa luka tusukan.

Para pelaku mengaku sebagai pengikut partai neo Nazi "Fajar Emas". Di lain pihak, partai – yang mendapat tujuh persen perolehan suara dalam pemilu 2012 tersebut - membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Meski demikian pihak berwenang sekarang berusaha lebih keras untuk memerangi ekstrimis sayap kanan. Di beberapa kota Yunani, polisi menangkap anggota partai yang punya kepemilikan senjata.

Pavlos Fyssas, penyanyi Hip Hop Yunani yang tewas di tangan ekstrimis kananFoto: picture alliance/AP Photo

Jaringan Lintas Batas

"Fajar Emas" memiliki sekutu di seluruh Eropa. Pada tahun 2004 mereka bergabung membentuk "Front Nasional Eropa" dengan organisasi ultra kanan seperti Partai Nasional Demokratis Jerman (NPD) dan " La Falange" dari Spanyol. Ekstrimis sayap kanan tampaknya berusaha untuk beraliansi secara internasional. Untuk memulai proses itu, kelompok teroris bawah tanah Jerman “Sosialis Nasionalis" (NSU) telah menunjukkan bahwa kini ada jaringan internasional yang besar, yang mengambil keuntungan dari keberadaan ekstrimis sayap kanan. "Sejak pertengahan 1990-an, neo Nazi mulai membuka jaringan satu sama lain, bahkan lintas batas," kata ilmuwan politik dan pakar masalah ekstrim kanan, Hajo Funke.

Seorang penulis asal Hamburg, Andreas Speit, selama bertahun-tahun mengamati gerakan esktrim kanan. Bukunya yang berjudul "Radikal Kanan Eropa, gerakan, partai di jalanan dan di parlemen" baru saja diterbitkan. Dalam buku itu disebutkan, neo Nazi pada tingkat yang berbeda-beda saling bekerja sama di tatanan internasional: "Kita perlu membedakan tiga kategorinya: neo Nazi jenis sub budaya, neo Nazi yang melakukan kekerasan dan neo Nazi dalam politik."

Contohnya: band rock sayap kanan. Kelompok band Jerman yang lirik-liriknya anti orang asing ini tur keliling Eropa. "Mereka tampil di Italia atau Yunani sebagai sebuah band rock garis kanan," ujar Speit. Keping cakram musik atau CD dengan lagu-lagu yang dilarang di Jerman, diproduksi di luar negeri dan dibawa lewat jalan perbatasan kecil, kembali ke Jerman.

Neo Nazi Jerman Lakukan Kekerasan di Luar Negeri

Para pakar juga mengamati ancaman yang berhubungan dengan kekerasan neo Nazi lintas batas. Kelompok-kelompok kekerasan internasional yang aktif seperti Ku Klux Klan, "Combat-18" atau "Darah dan Kehormatan" kerap membantu orang-orang berhaluan sama yang jadi buronan, untuk bersembunyi di luar negeri. "Kelompok-kelompok tersebut telah menjadi lebih kuat dalam beberapa tahun terakhir, karena adanya pengakuan perlindungan secara konstitusional," tandas ilmuwan politik Hajo Funke.

Partai berhaluan kanan Jerman, NPD ketika berdemonstrasi di Berlin (01.05.2013)Foto: picture-alliance/dpa

"Sudah lazim bahwa neo Nazi Jerman melakukan perjalanan ke Republik Ceko dan berpartisipasi dalam kekerasan terhadap Sinti dan Roma, atau bahkan ambil bagian dalam aksi "Fajar Emas" di Yunani. Ini sejenis pariwisata kekerasan," papar Andreas Speit. Tetapi ekstrimis sayap kanan berusaha untuk mendapatkan pengaruh secara hukum. "Aliansi untuk Kebebasan Eropa" dan "Aliansi Eropa Gerakan Nasional" merupakan dua partai yang ingin berpartisipasi dalam pemilu Eropa berikutnya.