Ketika Orang Eropa Semangat Berkuliah di Indonesia
Anggatira Gollmer
7 Mei 2019
Banyak mahasiswa Indonesia ingin berkuliah di negara maju seperti Jerman. Yang jarang diketahui, ternyata banyak juga mahasiswa Eropa yang ingin kuliah di Indonesia. Apa saja yang membuat mereka tertarik?
Iklan
Iris yang berasal dari Dresden sudah bermain musik sejak kecil. Ketika dia bisa mengenal lebih dalam dunia musik Indonesia saat berkuliah di Yogyakarta, dia sangat terkesan. "Setiap pulau di Indonesia mempunyai musik dan tradisi yang berbeda. Saya pikir, saya tidak akan selesai belajar, satu hidup saya tidak cukup untuk mempelajari semuanya. Tetapi ini memberikan inspirasi bagi saya. Budaya dan spiritualitas di sana masih kuat sekali,” ceritanya dalam bahasa Indonesia.
Tahun 2011 Iris berhasil mendapatkan beasiswa Darmasiswa untuk berkuliah selama satu tahun di Indonesia. Dimulai dengan fotografi, dia melanjutkan ke jurusan Etnomusikologi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Berbagai alat musik baru dia pelajari selama berkuliah: gamelan, suling, kecapi, dan gitar sape dari Dayak, yang menjadi instrumen Indonesia favoritnya karena dia merasa harmonis dan damai jika memainkannya.
Beasiswa Darmasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan Seni Budaya
Setiap tahun mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara mitra berkesempatan melamar beasiswa Darmasiswa dari Kemendikbud Indonesia. Dengan beasiswa ini mereka bisa berkuliah Bahasa Indonesia atau jurusan Seni Budaya di salah satu dari puluhan perguruan tinggi di seluruh penjuru Indonesia. Sejak program ini dimulai tahun 1974, lebih 5000 mahasiswa asing dari sekitar 80 negara sempat berkuliah di Indonesia. Kota tujuan favorit sampai sekarang adalah Yogyakarta dan Jakarta.
Dalam rangka Temu Alumni Darmasiswa pertama yang diadakan di Berlin, Jerman, Sabtu (04/05), Iris bersama dua rekannya beraksi di atas panggung, memainkan serangkaian musik yang terinspirasi dari berbagai musik nusantara: dari Sumatra, Jawa Barat, Bali, Sulawesi sampai Papua. Acara diikuti oleh alumni-alumni Darmasiswa dari berbagai kota di Jerman dan bahkan dari negara-negara lain seperti Spanyol, Hongaria dan Polandia. Seusai pertunjukan pembuka, pembawa acara bertanya apa kabar kepada para peserta. Awalnya agak malu, tetapi jawaban terdengar semakin semangat: "Mantul! Mantap Betul!”
"Saya senang dengan pertemuan alumni ini karena saya bisa berkenalan dengan alumni-alumni lain dari Jerman,” tutur Alida, penerima darmasiswa tahun 2012.
Informasi Beasiswa di Jerman
Tak cukup uang untuk kuliah di Jerman yang terkenal dengan kualitas pendidikannya yang sangat baik? Sejumlah institusi di Jerman bisa mewujudkan impianmu.
Foto: Fotolia/Andres Rodriguez
Friedrich Ebert Stiftung (FES)
Beasiswa hanya diberikan kepada calon mahasiswa yang sudah diterima di universitas atau perguruan tinggi. Aplikasi diajukan ketika mahasiswa sudah berada di Jerman. Informasi selengkapnya: https://www.fes.de/studienfoerderung/ . Organisasi ini terkait erat dengan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD. Kemampuan berbahasa Jerman menjadi prasyarat.
Foto: picture-alliance/ ZB
Friedrich Naumann Stiftung (FNS)
Yayasan yang terkait dengan Partai Liberal FDP ini menawarkan bantuan kepada mahasiswa asing yang terdaftar dalam program master dan doktoral di Jerman. Bantuan beasiswa buat prograam master sekitar 800 Euro/bulan, maksimum hingga dua tahun. Mereka yang memperoleh ilmu di Jerman diharapkan dapat meningkatkan kondisi di negara asal setelah kembali. Situsnya: http://bit.ly/1Qn7FU0
Lembaga ini terkait dengan Partai Hijau di Jerman dan fokus pada isu demokrasi, ekologi, solidaritas internasional dan anti kekerasan. Setiap tahun, ada dua kali kesempatan mengajukan aplikasi program beasiswa di yayasan ini, yakni awal Maret dan September. Cek infonya: https://www.boell.de/en/foundation/scholarships
Foto: picture alliance / dpa
Hanns Seidel Stiftung
Yayasan Hanns Seidel beralifiliasi dengan Partai Uni Sosial Kristen CSU. Yayasan ini mendukung pelamar berkualitas tinggi untuk mahasiswa pasca-sarjana (usia maksimal 32 tahun) , yang mempunyai nilai sangat baik, ketrampilan berbahasa Jerman dan catatan dalam keterlibatan sosial-politik. Info bisa diperoleh lebih jauh di: http://www.hss.de/english/scholarships.html
Foto: dapd
Konrad Adenauer Stiftung (KAS)
Bagi mahasiswa yang membutuhkan bantuan uang hidup selama studi di Jerman, bisa mengajukan permohonan bantuan ke orrganisasi yang berafiliasi dengan Uni Kristen Demokrat, CDU ini. Cek situsnya: http://www.kas.de/wf/en/42.8/ atau http://www.kas.de/wf/de/42.34/ Namun pelamar harus ada di Jerman saat mengajukan permohonan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hans Böckler Stiftung
Yayasan ini dekat dengan Federasi Serikat Buruh Jerman. Salah satu tujuan program beasiswanya adalah mempromosikan pertukaran pengetahuan antara para sarjana, serikat pekerja dan pekerja. Yayasan ini mencari mahasiswa yang menunjukkan prestasi akademis tetapi terbentur biayai studi. Mereka yang sudah bekerja sebelumnya memiliki kesempatan yang lebih baik. Situs: http://www.boeckler.de/20.htm
Foto: Fotolia/apops
DAAD - Deutscher Akademischer Austauschdienst
Yang sangat banyak bergerak di bidang penyaluran beasiswa adalah DAAD, sebuah lembaga bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman. Untuk informasi terkini mengenai program beasiswa DAAD secara umum, silakan mengunjungi situsnya: http://www.daadjkt.org/index.php?daad-scholarships . Di situs ini bisa dijumpai berbagai program yang sesuai dengan minat mahasiswa.
Foto: picture-alliance/dpa
Master International Media Studies DW Akademie
Deutsche Welle (DW) juga membuka kesempatan beasiswa untuk para jurnalis yang ingin meraih gelar master, lewat program International Media Studies. Perkuliahan 4 semester dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Jerman. Info: https://www.dw.com/en/dw-akademie/about-us/s-9519
8 foto1 | 8
Terkesan dengan budaya Jawa
Ketika dulu berkuliah sosiologi di Hongaria, Alida hanya terekspos dengan budaya Eropa dan rasa keingintahuannya atas budaya lain menjadi berkembang. Ketika berkenalan dengan jurusan Asia Tenggara di Berlin, dia mengambil fokus Indonesia, Malaysia dan Singapura, lalu mulai belajar bahasa Indonesia.
Dengan Darmasiswa, Alida kuliah seni fotografi di Jogjakarta dan seusai masa kuliah, dia berkunjung setiap tahunnya ke Indonesia untuk tinggal selama beberapa bulan. Salah satu pengaruh besar kuliah di Indonesia bagi profesi Alida adalah sejumlah buku dan koleksi foto yang dia buat tentang candi-candi Hindu-Buddha di Yogyakarta dan sekitar. Tetapi pengalaman berharga tidak terbatas di lingkup studi saja. Ketika mendengar tentang Darmasiswa, dia langsung mendaftar.
Membiayai Kuliah Sendiri di Jerman
Ika Setiyawati, mahasiswi asal Trenggalek, telah tinggal selama lima tahun di Jerman untuk studi teknik medis. Ia membiayai sendiri kehidupannya di negara ini. Bagaimana kisahnya? DW sajikan untuk Anda.
Foto: DW/N. Ahmad
Dari Trenggalek ke Remagen
Ika sejak SMA sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri. Orang tuanya setuju namun ia harus bisa membiayai hidupnya sendiri. Ika menerima tantangan itu dan selama tinggal 5 tahun di Jerman, ia bekerja paruh waktu di restoran Winzerhof Körtgen di kota Ahrweiler.
Foto: DW/N. Ahmad
Kuliah Teknik Medis
Ika kuliah di jurusan Teknik Medis, FH Koblenz. Di jurusan ini, Ika belajar penerapan dan penggunaan peralatan medis, seperti mesin MRI. Ika kuliah dari Senin sampai Jumat dan di hari Sabtu dan Minggu ia bekerja.
Foto: DW/N. Ahmad
Mencari kerja
Salah satu cara untuk mendapat informasi lowongan pekerjaan bagi mahasiswa adalah mading kampus. Di awal masa kuliah, Ika rajin mencari-cari informasi lowongan kerja, tapi ia mencari bukan hanya di mading kampus melainkan juga melalui internet. Pekerjaan di restoran yang dilakukannya kini ia dapatkan melalui situs "Agentur für Arbeit", agen resmi penyaluran tenaga kerja Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Kerja di restoran
Di restoran, salah satu tugas Ika adalah membantu membuat makanan penutup. Di foto, Ika baru selesai menyiapkan panna cotta, salah satu makanan pencuci mulut di Restoran Winzerhof Körtgen. Selain menyiapkan makanan penutup, Ika juga bertugas untuk menyiapkan salat dan penganan lain. Ia juga bertugas mencuci piring dan peralatan dapur.
Foto: DW/N. Ahmad
Kolega seperti keluarga
Ika menikmati suasana kerja di restoran Winzerhof Körtgen karena rekan kerjanya seperti keluarga. Mereka memiliki hubungan yang erat. Pemilik restoran bahkan membantu Ika dalam proses perpanjangan visa. Menurut atasannya, Ika adalah sosok yang dapat dipercaya.
Foto: DW/N. Ahmad
Irit dengan masak sendiri
Salah satu cara Ika bisa sukses membiayai hidupnya sendiri di Jerman adalah masak sendiri di rumah. Ia jarang makan di luar karena biaya untuk sekali makan di restoran (sekitar 15 euro/230 ribu rupiah) bisa digunakan untuk makan beberapa hari jika masak sendiri di rumah.
Foto: DW/N. Ahmad
Hemat tapi tetap bisa belanja
Meskipun Ika harus memperhatikan pengeluarannya, bukan berarti ia tidak bisa berbelanja. Triknya adalah berbelanja pakaian bekas pakai. Di Jerman hal ini sangat normal, ditunjukkan dengan banyaknya situs web yang menjual pakaian bekas pakai yang masih bagus dan layak.
Foto: DW/N. Ahmad
Tinggal di asrama mahasiswa
Salah satu cara untuk menekan pengeluaran adalah dengan tinggal di asrama mahasiswa, dimana para mahasiswa hanya memiliki kamar tidur sendiri, namun harus berbagi penggunaan dapur, kamar mandi serta toilet. Mereka bertanggung jawab atas kebersihan ruangan bersama tersebut. Di foto terlihat daftar pembagian tugas bersih-bersih Ika dan teman-temannya di asrama.
Foto: DW/N. Ahmad
8 foto1 | 8
"Yang paling penting untuk saya selama darmasiswa di Yogyakarta adalah budaya Jawa. Menarik sekali bagi saya untuk melihat budaya yang masih hidup sekali” ujar Alida. Di luar universitas, Alida juga mengaku sangat senang dengan kehidupan yang berbeda dengan di Eropa: "Orang-orang di Jogja sangat ramah dan selalu optimis. Mahasiswa, tetangga dan dosen juga selalu punya waktu untuk mengobrol berjam-jam, saya suka sekali karena bisa membicarakan suatu topik secara mendalam. Kalau di Jerman itu kadang sudah, walaupun dengan teman, karena mereka sibuk dan tidak ada waktu. ” jelasnya dalam bahasa Indonesia.
Belajar dari kehidupan di luar perkuliahan
Kadir yang berusia 32 tahun juga setuju, bahwa penerima Darmasiswa tidak hanya mendapat manfaat dari dunia perkuliahan saja. Pria asal Berlin yang dulunya berkuliah menjadi guru ini sempat kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Politeknik Negeri Jakarta. Dia memang agak menyayangkan, bahwa pelajaran Bahasa Indonesia di sana waktu itu dirasakan kurang optimal, terutama karena dia termasuk angkatan pertama mahasiswa Bahasa Indonesia bagi penutur asing. "Memang pelajaran Bahasa Indonesianya seharusnya bisa lebih banyak lagi, tetapi program beasiswa ini juga dimaksudkan untuk berkenalan dengan Indonesia untuk membangun suatu hubungan yang tahan lama,” ujar Kadir.
"Yang paling saya ambil dari pengalaman ini adalah pengertian tetang kehidupan dan agama,” lanjut Kadir. "Bagi saya, merupakan pengalaman yang indah melihat bagaimana spiritualitas mengalir dalam hidup semua orang dan bahwa manusia tidak hanya hidup di dunia materi saja.” Bagi Kadir yang orang tuanya berasal dari Turki, tinggal di Indonesia waktu itu adalah kali pertamanya tinggal di sebuah negara dengan begitu banyak penduduk Muslim. "Islam di Indonesia berbeda dengan di Turki atau Jerman. Ini sangat mempengaruhi cara pandang saya terhadap agama dan kehidupan saya. Sebuah pengaruh besar.” Sampai sekarang Kadir tetap merasa terhubung dengan Indonesia dan secara rutin berkunjung ke Indonesia bersama istrinya.
Yang Harus Diketahui Sebelum Studi di Jerman
Jerman menarik minat mahasiswa asing karena kualitas universitasnya dan biaya yang murah. Tapi sebelum memutuskan berkuliah di Jerman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Foto: picture alliance / dpa
"Bebas Bayaran" Sifatnya Relatif
Universitas Jerman hanya bebas bayaran jika calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas negeri juga diterima oleh universitas itu. Selain itu, calon mahasiswa juga bermaksud untuk berkuliah dalam kondisi seperti warga Jerman biasa. Itu berarti: menghadapi tantangan yang sama. Program studi yang lain dari itu, atau di universitas swasta, kualitasnya juga bagus, tetapi tidak bebas biaya dan mahal.
Foto: dapd
Mahasiswa dan Kerja Sampingan
Visa mahasiswa membatasi jumlah waktu yang boleh digunakan untuk bekerja. Bagi mahasiswa tanpa paspor Uni Eropa, batasnya 120 hari per tahun. Dalam semester kuliah hanya boleh bekerja 20 jam per minggu. Tetapi biaya hidup di Jerman lebih murah daripada di banyak kota AS dan Inggris. Sebaiknya tidak mencoba kerja gelap. Ada risiko eksploitasi, dan jika tertangkap bisa dideportasi.
Foto: Fotolia/MNStudio
Melamar Beasiswa
Di Jerman banyak ditawarkan beasiswa bagi mahasiswa asing di berbagai bidang. Jika berprestasi baik dan ulet mencari beasiswa, kesempatan bisa diperoleh. DAAD adalah lembaga negara Jerman yang memberikan beasiswa paling banyak bagi mahasiswa asing. Yayasan yang memberi beasiswa dengan spesifikasi tertentu juga banyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Masalah Visa
Mahasiswa dari negara bukan anggota Uni Eropa kerap hadapi masalah visa. Tiap orang bertanggungjawab sendiri untuk mengurus asuransi kesehatan, buktik emampuan menunjang hidup secara finansial, temukan tempat tinggal, daftarkan diri pada kantor wilayah, buat janji soal perpanjangan visa, dan dokumen lainnya. Bagi banyak negara, masalah ini sudah dimulai saat meminta visa di kedutaan besar Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Menanggulangi Banyak Formulir
Orang harus bersedia mengisi formulir. Sebaiknya biasakan diri dengan kata-kata birokratis Jerman. Juga organisir semua surat, lengkap dengan fotokopinya, mulai dari urusan visa sampai bayar sewa kamar. Triknya: jika dapat surat resmi, kirim kembali surat resmi yang lebih banyak lagi. Begitu saran Leah Scott-Zechlin, yang pernah kuliah di Berlin, dan veteran "Papierkrieg" (perang kertas).
Foto: picture alliance/dpa/Patrick Pleul
Bisa Bahasa Jerman Sangat Membantu
Tentu di kota besar orang asing bisa tinggal tanpa bisa bahasa Jerman. Sebagian program studi juga ditawarkan dalam bahasa Inggris. Tetapi setiap aspek hidup lebih mudah jika bisa bahasa Jerman, baik untuk bicara dengan petugas negara, maupun untuk bersosialisasi dengan orang Jerman. Kalau ingin bekerja, kemampuan berbahasa Jerman jadi aset sangat besar di pasaran tenaga kerja.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Universitas Tidak Menuntun Mahasiswa
Di Jerman mahasiswa tidak dibimbing seperti di sekolah. Sepenuhnya tergantung tiap mahasiswa asing untuk bisa jalani hidup di negara asing, datang ke kuliah dan belajar. Mata kuliah ada yang berkesan sangat bebas. Terserah mahasiswa, apakah serahkan pekerjaan rumah, berpartisipasi dalam kuliah atau tidak. Sebagian mata kuliah tergantung sepenuhnya pada ujian akhir atau makalah di akhir semester.
Foto: imago/Westend61
Masalah Tempat Tinggal
Asrama mahasiswa ada di banyak kota. Tetapi untuk dapat tempat kadang sulit. Di samping asrama, mahasiswa Jerman juga sering tinggal di Wohngemeinschaft (WG). Dalam sistem ini, beberapa mahasiswa bersama-sama menyewa sebuah apartemen. Tiap orang dapat satu kamar. Dapur dan kamar mandi biasanya digunakan bersama. Ini cara baik untuk bersosialisasi dengan orang Jerman dan memperbaiki bahasa Jerman.
Foto: Fotolia
Mencari Saran
Tinggal dan belajar di luar negeri kerap butuh tanggung jawab tinggi. Dan kadang orang merasa harus berjuang sendirian menghadapi banyak tantangan. Tapi tidak usah khawatir. Anda bukan mahasiswa asing pertama di Jerman. Sumber informasi dan saran kerap bisa ditemukan di internet. Untuk yang berbahasa Inggris ada forum "Toytown Germany".
Foto: Fotolia/Creativa
Mungkin Ingin Tinggal Selamanya
Mungkin Anda individu yang tahu cara peroleh kesempatan terbaik dalam hidup: kuliah beberapa tahun di Jerman, raih gelar, mungkin kerja sedikit, lalu kembali ke tanah air dan dapat penghasilan tinggi. Bisa jadi juga, Anda jatuh cinta dengan Jerman, sehingga hadapi dilema ucapkan "Tschüß" (selamat tinggal) selamanya kepada tanah air, atau rindu Jerman seumur hidup. Penulis: Caitlin Hardee (ml/vlz)
Foto: DW
10 foto1 | 10
Berbagi pengalaman dengan sesama alumni
Dalam Temu Alumni Darmasiswa ini, para alumni juga berkesempatan berbagi tentang pengalaman dan hasil risetnya semasa di Indonesia dan setelahnya. Beberapa foto Alida yang dulu berkuliah di Yogyakarta menghiasi ruangan Rumah Budaya Indonesia Berlin, yang dipilih menjadi lokasi acara. Dia juga mempresentasikan riset yand dirangkai foto-foto mata air suci di Yogyakarta.
Setelah itu rekan alumni Monika dan Dorota mendapat giliran mempertunjukkan film "Dreams of Java” tentang praktik Jathilan yang rekaman gambarnya mereka kumpulkan di masa darmasiswa mereka. Setelah kembali dari Indonesia, kedua kakak beradik dari Polandia ini menyelesaikan filmnya dan semakin tertarik dengan bidang film lalu berlanjut berprofesi menjadi pembuat film.
Mahasiswa Cari Tempat Tinggal!
Apakah dalam kontainer, tinggal bersama dalam satu apartemen atau di asrama mahasiswa. Di mana-mana lebih banyak orang yang perlu daripada tempat yang tersedia. Ada yang mendirikan tenda di depan universitas.
Foto: fotodesign-jegg.de/Fotolia
Kasihan dengan Mahasiswa?
Dengan aksi poster, badan urusan mahasiswa di universitas berusaha menarik perhatian warga akan kesulitan mereka. Karena sebagian besar tempat di asrama mahasiswa sudah terisi, diharapkan ada penawaran dari warga kota. Selain harga murah, ide kreatif juga diharapkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musim Semi Bawa Harapan
Sebagian besar orang mencari tempat tinggal pada semester musim dingin, karena 80-90% jurusan mulai perkuliahan pada semester musim dingin. Yang mencari pada awal tahun, punya kesempatan lebih besar. Tetapi penawaran tempat tinggal juga tidak banyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Karena Terdesak
Jika tempat tinggal kurang, terpaksa bekas gerbong kereta, karavan dan tenda jadi alternatif tempat tinggal. Mereka yang kesal, mendirikan tenda di universitas.
Foto: picture-alliance/dpa
Mendapat Kamar dengan Cepat?
Harga tempat tinggal paling kecil, mulai 320 Euro sampai lebih dari 400 Euro. Atau sekitar 6,2 juta Rupiah per bulan. Sekitar 34% uang sewa bisa dihemat, jika orang membagi apartemen dengan mahasiswa lain. Tapi tempat di apartemen seperti itu sulit diperoleh. Jika tidak cocok sejak bertemu pertama kali, pasti tidak mendapat tempat tinggal.
Foto: picture-alliance/dpa
Mencari Yang Vegan
Untuk menyewa apartemen bersama, permintaan bagi penyewa baru semakin spesifik. Tidak cukup, jika hanya ramah saja. Tergantung situasi, penyewa baru harus bisa masak dan membersihkan rumah dengan baik. Mungkin juga yang perokok tidak diterima, atau harus vegan.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat Paling Pasti: Hotel Mama
Jika universitas tidak jauh dari rumah, "Hotel Mama" sering jadi alternatif. Jika tidak menemukan tempat tinggal, banyak mahasiswa memilih tetap tinggal di rumah orang tua, dan harus mengadakan perjalanan jarak jauh dengan mobil atau kereta.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat Tinggal sebagai Balasan Jasa
Sejak beberapa waktu lalu, orang bisa memperoleh tempat tinggal, jika memberikan bantuan kepada pemilik rumah. Misalnya sebagai tenaga bantuan di rumah jompo, sebagai penjaga gedung di markas militer dan pabrik, atau sebagai babysitter. Sebagai imbalannya, mahasiswa dapat tempat tidur murah.
Foto: picture-alliance/dpa
Desa Olimpiade, Daerah Mahasiswa
Badan urusan mahasiswa tidak hanya mengubah rumah-rumah sewa sebagai asrama mahasiswa. Seperti ini, di München, bekas desa olimpiade yang digunakan atlet dijadikan ruang tinggal. Yang mendapat tempat di sini beruntung, karena harga tempat tinggal di München termasuk yang termahal, yaitu 17,40 Euro per meter persegi.
Foto: picture-alliance/Markus C. Hur
Tinggal di Kontainer
Di Jerman ada 230.000 kamar asrama yang disokong pemerintah, dan nantinya mungkin bertambah lagi 25.000 buah. Seorang investor swasta mendapat ide untuk mengatasi kesulitan mahasiswa di Berlin. Para mahasiswa tinggal di kontainer, dan bahkan sangat baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Konsep 'addhome' di Kontainer
Tempat tinggal berpetak yang bisa berpindah-pindah juga jadi bagian konsep 'addhome'. Di bagian dalamnya tampak bahwa ini hasil desain tempat tinggal di ruang terbatas. Di awal proyek, empat mahasiswa bisa tinggal gratis. Mulai semester mendatang, mereka harus bayar sewa 200 Euro untuk setiap 12 meter persegi.
Foto: KRAMER
10 foto1 | 10
Acara tidak akan lengkap tanpa musik dan tarian yang menjadi salah satu daya pesona Indonesia di kalangan peminat darmasiswa. Dipandu oleh Kathleen yang sempat berkuliah Bahasa Indonesia di Denpasar, peserta Temu Alumni menyanyi beberapa lagu daerah sambil menari bersama. Sebagai acara penutup, Iris serta rekan-rekan bandnya dengan semangat mengajarkan hadirin menari Tari Kecak sambil mengalunkan bunyi khasnya. Melalui para alumni Darmasiswa, budaya Indonesia juga menjadi hidup di Eropa.
Mendongeng lewat Wayang Rajakaya di Berlin
Herlambang Bayu Aji, seniman asal Solo ini berkarya sampai ke Jerman. Wayangnya yang unik dikenal sebagai Wayang Rajakaya. Tokoh-tokoh wayangnya memiliki elemen hewan yang berbeda dalam satu tubuh.
Foto: DW/S. Caroline
Herlambang Bayu Aji
Berawal dari seni lukis, perjalanan karya membawa Bayu menekuni wayang lebih dalam lagi. Wayang karyanya dikenal dengan Wayang Rajakaya atau wayang binatang ternak berkaki empat, dua kaki untuk berdiri, dan dua kaki lain menjadi tangan. Berbeda dengan cerita wayang Purwa dengan kisah kepahlawanan Ramayana, kisah Rajakaya sering diadaptasi dari dongeng anak ala Grimm Bersaudara.
Foto: DW/S. Caroline
Menularkan nilai-nilai yang baik
Tentunya pada setiap lakon Wayang Rajakaya memiliki kisah dan pesan yang berbeda-beda. Pada kisah ‘‘Die Kuh‘‘ Bayu berkisah tentang Sarah, seekor sapi yang sombong. Kesombongan Sarah runtuh saat Tsunami menghancurkan kota. Dari situlah Sarah belajar dari nol untuk bangkit, belajar tegar, berani keluar dari zona nyamannya dan mengenal arti persahabatan.
Foto: DW/S. Caroline
Saat Sapi jadi tokoh utama
Bayu memang sering menjadikan sapi sebagai figur-figur lukisannya. Bagi Bayu, sapi itu menyimbolkan orang Indonesia, kuat, bergizi, sabar, organisme dengan potensi besar yang tidak digunakan dengan benar. Indonesia kaya sumber daya mineral, tambang, pemandangan indah, matahari dan energi yang tak terbatas, namun belum sejahtera. Korupsi masih kerap terjadi.
Foto: DW/S. Caroline
Mengenal Sarah
Salah satu figurnya, Sarah hidup sangat bahagia di pertanian. Di sana dia mendapatkan semua yang dia butuhkan, air, rumput, dan keamanan mutlak, Ia sangat sombong. Saat gelombang pasang melanda pertanian dan lahan, pertanian dan seluruh negara hancur. Sarah, sapi itu tetap hidup. Tidak ada rumput yang tersisa, semuanya berwarna coklat dan berlumpur. Dalam pelariannya, ia mengalami petualangan.
Foto: Herlambang Bayu Aji
Mengenal Yu Segawon
Figur lain, Yu berarti Nyonya. Dulu Yu bekerja untuk petani yang arogan. Menjaga sawah, menghardik ayam, sapi, dan kambing agar bekerja lebih produktif. Yu tak menyukai pekerjaannya. Setelah bertemu Mbah Darmo, ‘Tuhan’ para hewan, Yu pun berubah menjadi anjing vegetarian yang tinggal di bukit nan tinggi. ‘’Memang aku nampak mengerikan tapi aku sangatlah penyayang, ramah, dan lucu,‘‘ ujar Yu.
Foto: Herlambang Bayu Aji
Mengenal Rhino
Rhino mengunjungi lahan pertanian dan melihat Sarah yang menikmati rumput-rumput hijau yang begitu lezat. Rhino meminta rumput itu, tapi Sarah tidak memberikannya. Setelah Tsunami, Rhino bertemu lagi dengan Sarah yang sangat miskin, Rhino ingin menolong Sarah dan mengajaknya ke padang rumput suci, tapi Sarah lagi-lagi menolak. Meskipun selalu berniat baik dan ditolak, Rhino tidak pernah marah
Foto: Herlambang Bayu Aji
Ekspresi penuh kolaborasi
Karena wayang adalah media pengungkapan ekspresi yang lengkap lewat rupa, sastra, musik dan teater, Bayu kerap berkolaborasi dengan Camilla Kussl(tengah) dan Dorle Feber(kanan). Bayu menulis sendiri lirik lagu, sedang Dorle membantu mengaransemen lagu tersebut. Bayu juga membawakan lagu-lagu karya Ki Narto Sabdo, Ngadimin, grup band Boomerang dan Iwan Fals, tergantung lakonnya.
Foto: DW/S. Caroline
Mendongeng dan belajar bahasa Jerman
Berwayang dengan bahasa Jerman diakui Bayu sulit. Meskipun begitu, Bayu tak gentar berproses. Bayu telah menghasilkan sekitar 200 wayang dengan bahan kulit, kertas, dan karton. Kini karya Seniman Solo ini pun kian digemari, tak hanya anak-anak tapi juga dewasa.
Foto: DW/S. Caroline
Linothek
Kini Bayu mengerjakan karya grafis cetak tinggi Lino cut menghasilkan rupa 'hewan dan imajinasi' atau AN_IMA(L )GINATION, makhluk yang memiliki perpaduan unsur hewan yang berbeda. Karya-karya ini akan terkumpul dalam Linothek akan dipinjamkan dengan persyaratan tertentu. Sehingga nanti setiap orang dapat menikmati karya Herlambang Baju Aji dengan lebih mudah dan murah tanpa harus memilikinya.