Anda suka menggunakan bahasa Indonesia? Atau Anda lebih bangga bisa lancar menuturkan bahasa asing? Dua mahasiswa dari Universitas Bonn mengungkapkan mengapa mereka senang bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia.
Iklan
Bahasa Indonesia tidak hanya digunakan dan dipelajari oleh warga Indonesia di tanah air saja, namun banyak juga warga negara asing yang tertarik mempelajarinya. Beragam alasan mengapa mahasiswa jurusan Studi Kawasan Asia Tenggara di Universitas Bonn tertarik mempelajari bahasa Indonesia.
Ada yang beralasan bahasa Indonesia tidak begitu rumit untuk dipelajari bila dibandingkan bahasa asing lainnya, namun ada pula yang tertarik mempelajari bahasa Indonesia karena bahasa ini digunakan sekitar 260 juta orang di Asia Tenggara. Bahkan ada pula mahasiswa yang menjadikan makanan sebagai motivasi belajar bahasa Indonesia.
Kenapa Saya Belajar Bahasa Indonesia?
02:14
Tak sedikit pula yang melirik bahasa Indonesia karena melihat potensi besar negara yang terletak di Asia Tenggara tersebut. Jerman secara khusus memandang Indonesia sebagai salah satu mitra bisnis yang cukup penting sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Pakar ekonomi dari Center for Stategic and Internatinal Studies CSIS, Haryo Aswicahyono mengungkapkan "Karena pertumbuhan ekonominya tinggi, Indonesia membutuhkan barang modal, misalnya untuk pembangunan pabrik-pabrik dan membangun mesin-mesin, yang mana Jerman punya keunggulan komparatif dalam hal ekspor di bidang tersebut. Sementara Indonesia juga memiliki. Keunggulan komparatif, misalnya di sektor energi, tambang, mineral, agrikultur yang bagus untuk diekspor ke Jerman."
Jika mahasiswa di Jerman saja sudah bersiap mempelajari bahasa Indonesia untuk mengincar peluang lapangan kerja di masa depan, bagaimana dengan Anda? Ayo, jangan sampai kalah saing, setidaknya dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
10 Kata Jerman untuk Memanggil Kekasih
Apa panggilan 'sayang' sudah terdengar basi? Coba pakai kata-kata berikut yang dipakai orang Jerman untuk memanggil pujaan hati Anda.
Foto: Fotolia/Iakov Filimonov
Maus (Tikus)
Tikus tidak bisa dibilang makhluk yang paling manis. Mereka membawa kuman dan sulit ditangkap. Namun di Jerman cukup lazim bagi seorang lelaki untuk memanggil kekasih atau istrinya 'Maus.' Sebutan ini juga menjadi favorit untuk memanggil anak kecil, dalam hal ini versi cilik 'Mäuschen' mungkin lebih tepat.
Foto: Fotolia/khmel
Hase (Kelinci)
Seperti yang bisa Anda bayangkan, 'Hase' lebih sering dipakai untuk perempuan. Kelinci aslinya lebih lucu dari tikus, mungkin itu juga kenapa mereka tidak lagi tergolong hewan pengerat sejak tahun 1912 (sekarang mereka disebut lagomorpha). Berkat Kelinci Playboy, panggilan Hase selalu punya kesan seksi. Versi ciliknya, 'Häschen,' bisa untuk segala umur dan tidak tertutup pada pasangan.
Foto: imago stock&people
Bärchen (Beruang Kecil)
Julukan sayang bukan hanya untuk perempuan. Panggilan untuk kaum lelaki juga harus punya manis, itulah mengapa 'Bär' (Beruang) hanya digunakan dalam bentuk kerdilnya. Tapi bukan berarti Bärchen itu kecil. Panggilan ini paling sering dipakai untuk lelaki yang perutnya terlihat buncit penuh madu - dan ideal untuk dipeluk.
Foto: DW/U. Schleicher
Mausebär (Beruang Tikus)
Sepertinya orang Jerman kehabisan binatang imut untuk menyebut pasangan mereka, jadinya mereka mengarang sendiri: 'Mausebär,' dari tikus dan beruang. Sementara kita sibuk membayangkan kombinasi tidak biasa ini, kita dibuat berpikir: Haruskah kita tersinggung atau tersanjung ketika seseorang memanggil kita Mausebär? Mungkin tergantung semenarik apa orang yang memanggil.
Foto: Fotolia/tramp51
Schnecke (Siput)
Bahkan lebih tidak menyanjung dari Mausebär adalah panggilan 'Schnecke' (siput). Selain kecil, hewan lunak yang satu ini tak punya banyak kualitas idaman: Siput cenderung lambat, pengecut, lengket dan pemalu. Tapi jangan salah, waspadalah! Kalau seorang lelaki memanggilmu siput, ia kemungkinan besar mau bermesraan denganmu.
Foto: Fotolia/Mathieu PINSON
Schnucki (Tak Ada Padanan)
'Schnucki' boleh terdengar seperti Schnecke, tapi maknanya jauh berbeda. Celakanya, tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Ini hanya sekedar kata yang terdengar imut yang dibuat orang Jerman ketika bermanja-manja dengan pasangannya. Coba dipraktekkan memanggil kekasih Anda dan lihat apa yang terjadi!
Foto: Fotolia/Doc RaBe
Perle (Mutiara)
Jangan salah, masih ada panggilan sayang orang Jerman yang makna aslinya juga menarik, yakni Perle (mutiara). Sebutan ini tidak dipakai di seluruh Jerman, tapi menjadi favorit di lembah Ruhr yakni jantung kawasan industri Jerman.
Foto: Fotolia/Himmelsstur
Liebling (Sayang)
'Liebling' adalah kata Jerman yang paling dekat dengan 'darling' dalam bahasa Inggris. Tak hanya mengandung kata yang berarti cinta - 'Liebe'- istilah ini juga punya makna lain. Liebling dapat digunakan sebagai awalan yang berarti favorit. Contohnya 'Lieblingsbuch' yang artinya buku favorit. Jadi bisa dibilang Liebling Anda itu orang yang paling Anda favoritkan.
Foto: Fotolia/drubig-photo
Süsse atau Süsser (Manis)
Siput dan tikus mungkin tidak terlalu manis, tapi bukan berarti orang Jerman tidak mau mengakui betapa manisnya pasangan mereka. 'Süss' adalah kata sifat dalam bahasa Jerman, sehingga mendapatkan akhiran tergantung dari jenis kelamin pasangannya. Seorang lelaki akan memanggil pacarnya 'Süsse,' sementara pasangan perempuannya balas menyebut 'Süsser.'
Foto: Getty Images
Schatz (Harta)
Tidak perlu ke ujung pelangi untuk mencari harta. 'Schatz' adalah panggilan sayang yang paling umum bagi orang Jerman. Tak hanya populer bagi mereka yang masih pacaran, tapi juga untuk pasangan yang sudah menikah, dan dipakai memanggil anak-anak. Mereka yang bosan dengan sekedar 'Schatz' memberi tambahan akhiran seperti 'Schatzi' atau 'Schätzchen.'