1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketua Baru IAEA Yukiya Amano

15 September 2009

Seperti yang sudah diduga Yukiya Amano dari Jepang, ditunjuk sebagai Ketua Badan Tenaga Atom Internasional IAEA. Iran beranggapan bahwa Amano akan meneruskan kebijakan "tidak memihak" dari pendahulunya El Baradei.

Ketua terpilih Badan Tenaga Atom Internasional IAEA Yukiya AmanoFoto: AP

Tugas-tugas yang sangat sulit menunggu untuk ditangani oleh pemimpin Badan Tenaga Atom Internasional IAEA: Sengketa seputar program nuklir Iran semakin meruncing. Teka-teki mengenai program nuklir Suriah hingga kini juga masih belum terungkapkan dan Korea Utara tetap menolak para pengawas nuklir internasional kembali memasuki negaranya. Meskipun demikian Ketua baru IAEA, Yukiya Amano hendak menggunakan semua sarana yang ada untuk meredam upaya penggunaan senjata nuklir: „Yang penting bagi saya dan IAEA adalah pelaksanaan kesepakatan "safeguards" secara profesional dan tanpa berpihak."

Yang dimaksudkan dengan "safeguards" adalah keseluruhan sistem pengawasan, termasuk yang dilakukan oleh para pengawas IAEA guna mencegah penggunaan radioaktif untuk kepentingan militer. Dalam hal ini, keterlibatan setiap pemerintahan sudah tentu selalu menjadi prasyarat jika menginginkan keberhasilan.

Menurut Ketua IAEA baru itu, penyebaran senjata nuklir harus dihentikan, tetapi di sisi lain, penggunaan damai dari reaktor atom juga harus didukung. Yukiya Amano, usia 62 tahun, adalah diplomat karir dan pakar nuklir terkemuka di Jepang. Ia mengaku tidak bersedia melaksanakan tugas yang hanya dibatasi sebagai pengawas nuklir. Lain daripada pendahulunya Mohammad El Baradei, penunjukkan Amano sebagai ketua IAEA didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya.

Namun diperkirakan bahwa Amano tidak akan lebih menekan Iran dan Korea Utara ketimbang pendahulunya. Menurut Amano, Iran tidak memiliki kemampuan membuat bom atom. Sikap ini juga ditunjukkan oleh El Baradei yang dikritik pedas oleh Israel dan AS. Kedua negara ini telah menuding IAEA tidak mau mengeluarkan informasi mengenai program nuklir Iran yang kontroversial itu. Amano membela IAEA dengan mengatakan, badannya tidak menyembunyikan informasi apa pun. Namun, kondisi bagi para pengawas di lokasi harus diperbaiki.

Dutabesar Iran bagi IAEA Ali Ashgar Soltanieh berharap, Amano akan menjadi ketua baru yang "independen dan tidak memihak" yang mendukung penggunaan energi nuklir untuk kepentingan sipil: „Ia hendaknya melanjutkan kebijakan pendahulunya El Baradei dan menangkis tekanan dari luar. Kami berharap, Amano meneruskan kebijakan tidak memihak dan selain itu mengindahkan harapan negara-negara berkembang."

Namun Amano tidak ingin tugasnya ditetapkan seperti itu. Ia melihat kemungkinan untuk membuat kemajuan terutama pada isu Korea Utara. Ketua baru IAEA berharap, dalam waktu dekat ini para pengawas badan internasional akan dapat bertugas lagi di Korea Utara: „Saya berasumsi bahwa IAEA akan memainkan peran penting pada penyelesaian masalah seputar atom di Korea Utara."

Bulan April lalu Korea Utara mengusir para pengawas IAEA. Meskipun demikian AS menyatakan bersedia untuk melakukan pembicaraan langsung dengan pemerintah di Pyongyang mengenai program atomnya dalam kerangka perundingan enam negara. Ini merupakan kondisi yang cukup baik bagi Amano untuk meredakan ketegangan dalam konflik atom dengan Korea Utara.

Andreas Meyer-Feist/Christa Saloh

Editor: Hendra Pasuhuk

: