Banyak yang Terima Dana Desa tapi Tak Berkembang, Ada Apa?
29 Oktober 2024
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menyoroti penggunaan dana desa. Lasarus mengatakan banyak desa yang telah menerima dana desa, tapi tidak mengalami perkembangan.
Iklan
Hal itu disampaikan Lasarus dalam rapat kerja bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/10/2024). Mulanya, Lasarus menyampaikan penggunaan dana desa kerap kurang optimal.
"Apakah seluruh desa yang menerima dana desa ini pernah dilakukan survei terjadi peningkatan pembangunan atau tidak. Kemudian penggunaan dana ini optimal atau tidak," kata Lasarus.
Lasarus mengatakan kepada Menteri Desa Yandri Susanto bahwa pengawasan penggunaan dana desa merupakan tugas terberat. Dia mengatakan Kementerian Desa tidak memiliki perangkat di daerah.
"Saya mau kasih tahu Bapak, paling berat urusan Menteri Desa itu pengawasan penggunaan dana desa, karena Bapak tidak punya organ di daerah," ujarnya.
Menghidupi Keluarga dari Tumpukan Sampah di Desa Bangun Mojokerto
Memilah sampah ternyata menjadi mata pencaharian yang lebih menguntungkan daripada menjadi asisten manajer di sebuah perusahaan mebel. Setidaknya ini menurut Rebin, warga desa Bangun yang dikenal sebagai desa sampah.
Foto: Pedro Srilambang
Desa Sampah di Mojokerto
“Desa atau kampung sampah“ julukan yang diberikan bagi Desa Bangun tidak menjadi persoalan bagi warganya. Sampah adalah sumber penghidupan keluarga, yang telah menjawab berbagai persoalan ekonomi keluarga di desa ini. Hampir seluruh warga Desa Bangun menekuni usaha pemilahan sampah. Hampir di setiap halaman atau pekarangan rumah warga, terdapat gunungan sampah plastik yang siap dipilah.
Foto: Pedro Srilambang
Memilih untuk memilah sampah daripada kerja kantoran
Pria bernama Rebin ini, sejak 2005 lalu memilih jalan menjadi pemulung dan pemilah sampah plastik, untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Pendapatannya selama menekuni usaha pemilahan sampah plastik ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaji sebelumnya sebagai karyawan pada perusahaan medel. Terakhir, posisinya di perusahaan mebel adalah sebagai asisten manajer.
Foto: Pedro Srilambang
Temuan selain sampah dapat membawa berkah
Hal yang menyenangkan saat bekerja memilah sampah plastik adalah ketika menemukan sesuatu yang berharga. Warga Desa Bangun sering kali menemukan uang mata asing di antara tumpukan sampah. Bahkan ada juga yang mengaku menemukan emas serta perak.
Foto: Pedro Srilambang
Dapat menghidupi keluarga dari memilah sampah
Warga Desa Bangun lainnya, Warno, yang menjadi pengepul sampah plastik juga berharap pemerintah tidak serta merta menghentikan pengiriman sampah plastik ke desanya. Sampah plastik telah menjadi penopang ekonomi keluarganya, hingga mampu menguliahkan 2 anaknya hingga lulus perguruan tinggi negeri.
Foto: Pedro Srilambang
Kebal penyakit walau setiap hari berkutat dengan sampah
Warga Desa Bangun mengaku tidak ada masalah dengan kesehatannya, akibat dampak bekerja memulung sampah selama belasan tahun. Bahkan anak-anak yang bermain di kawasan pembuangan sampah plastik juga tidak pernah terserang penyakit. Adapun gatal-gatal dirasakan akibat dampak pembuangan air limbah pabrik kertas, yang sering dipakai warga untuk mengairi sawah. (pn/yf)
Foto: Pedro Srilambang
5 foto1 | 5
Rumuskan sistem pengawasan dana desa
"Pengawasan dana desa ini diserahkan kepada kabupaten, akhirnya kepala desa itu lebih takut kepada inspektorat daripada kepada Menteri Desa yang megang anggaran Rp 71 triliun tadi," sambungnya.
Lasarus lalu berpesan agar Yandri dan jajarannya dapat merumuskan sistem pengawasan dana desa dari kementerian. Dia mengungkit banyak desa yang menerima dana desa tapi desanya tidak berkembang.
"Banyak kepala desa masuk penjara karena ketidakmengertian mereka kepada penggunaan keuangan negara, kemudian ada banyak desa di pelosok Indonesia yang menerima dana desa banyak, tetapi desanya tidak berkembang, ada apa di sana?" ujarnya.