Ayatollah Ali Khamenei mengklaim, industri nuklir Iran bisa berkembang pesat jika infrastruktur bisa dijaga utuh. Dia membela Perjanjian Nuklir 2015 dan menegaskan pihaknya tidak menginginkan senjata pemusnah massal.
Iklan
Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan "tidak ada yang salah dengan” perjanjian yang dibuat dengan enam negara adidaya nuklir dunia pada 2015 silam.
Pernyataan tersebut dibuat beberapa hari setelah Iran dan Amerika Serikat menepis kabar bahwa kedua pihak hampir mencapai kesepakatan sementara untuk menghentikan program pengayaan uranium di Iran.
"Tidak ada yang salah dengan perjanjian itu, tapi infrastruktur industri nuklir kami tidak seharusnya diganggu gugat,” kata dia kepada media-media pemerintah.
"Tuduhan bahwa Teheran ingin membangun senjata nuklir adalah kebohongan dan mereka (Barat) tahu itu. Kami tidak menginginkan senjata nuklir karena alasan agama. Jika kami mau, mereka tidak akan bisa menghentikan pembangunannya,” imbuhnya.
Lika-Liku Kesepakatan Nuklir Iran
Donald Trump telah secara resmi menarik AS dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Pemerintah AS terdahulu telah dengan susah payah menegosiasikannya selama bertahun-tahun dengan lima mitra internasional.
Foto: picture-alliance/epa/D. Calma
Yang menjadi masalah
Fasilitas nuklir Iran Bushehr adalah salah satu dari lima fasilitas yang dikenal oleh pengamat internasional. Israel, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu telah sepakat bahwa usaha Iran memperkaya uranium - untuk keperluan energi domestik, menurut para pejabat di Teheran - dapat menjadi ancaman bagi kawasan jika hal itu berujung pada pengembangan senjata nuklir.
Foto: picture-alliance/dpa
Akhir dari masalah
Pada 2006, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (AS, Cina, Rusia, Prancis, Inggris) dan Jerman (P5+1) memulai proses negosiasi yang melelahkan dengan Iran yang akhirnya mencapai kesepakatan pada 14 Juli 2015. Negara-negara tersebut sepakat memberikan kelonggaran sanksi pada Iran. Sebagai gantinya, pengayaan uranium Iran harus terus dipantau.
Foto: picture alliance / landov
Rakyat Iran setuju
Di Teheran dan kota-kota lain di Iran, warga merayakan apa yang mereka yakini sebagai akhir dari isolasi ekonomi bertahun-tahun yang memberi efek serius pada kesehatan dan gizi masyarakat karena kurangnya akses ke pasokan medis dan makanan untuk warga biasa. Banyak juga yang melihat perjanjian itu sebagai bukti bahwa Presiden Hassan Rouhani berusaha untuk membuka Iran ke dunia dengan cara lain.
Foto: picture alliance/AA/F. Bahrami
Peran IAEA
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ditugaskan untuk memantau kepatuhan Iran kepada kesepakatan itu. Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano (kiri) pergi ke Teheran untuk bertemu dengan Rouhani pada bulan Desember 2016, hampir satu setengah tahun setelah kesepakatan itu ditandatangani. Dalam laporan yang disampaikan setiap tiga bulan, IAEA berulang kali menyertifikasi kepatuhan Iran.
Foto: picture alliance/AA/Iranian Presidency
Sang oponen
Setelah delapan tahun dengan Barack Obama, PM Israel Benjamin Netanyahu menemukan sosok presiden AS yang ia inginkan dalam Donald Trump. Meski Trump tidak memiliki pengalaman dalam diplomasi dan ilmu nuklir, ia menyebut perjanjian internasional tersebut sebagai "kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan." Hal ini juga menjadi pokok kampanye pemilunya di 2016.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Siapa yang masih ada?
Meskipun ada sertifikasi IAEA dan protes dari Kemlu AS, Trump tetap menarik AS dari perjanjian pada 8 Mei. Pihak-pihak lain telah berjanji untuk tetap berada dalam kesepakatan. Diplomat top Uni Eropa, Federica Mogherini (kiri), sudah melakukan pembicaraan dengan para menteri luar negeri dari (ki-ka) Iran, Prancis, Jerman dan Inggris.
Foto: picture-alliance/Photoshot
6 foto1 | 6
Kementerian Luar Negeri AS menolak mengomentari pernyataan pemimpin spiritual Iran. Kepada Reuters, seorang juru bicara menegaskan, pihaknya "berkomitmen untuk tidak membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.”
Namun begitu, "kami meyakini diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai sasaran tersebut dengan pondasi yang stabil. Tapi Presiden Joe Biden sudah menegaskan, dirinya tetap mempertimbangkan semua opsi,” lanjutnya, merujuk pada serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.
Iklan
Kisruh seputar inspeksi IAEA
Perjanjian Nuklir 2015 dibatalkan oleh bekas Presiden AS, Donald Trump. Dia menuntut agar naskah kesepakatan digodok ulang demi membatasi pengaruh milisi bentukan Garda Revolusi Iran di Timur Tengah.
Iran menggiatkan pengayaan Uranium awal 2021 silam untuk menekan Presiden Joe Biden yang baru terpilih. Namun upaya menghidupkan kembali Perjanjian Nuklir 2015 sejauh ini menemui jalan buntu.
Shahed-136: Drone Kamikaze Penyebar Teror di Ukraina
Uni Eropa akan jatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Bukan gara-gara program nuklir atau kematian Mahsa Amini, melainkan karena pesawat nirawak yang digunakan Rusia di Ukraina.
Foto: Efrem Lukatsky/AP/picture alliance
Polisi berupaya lumpuhkan drone di langit Ukraina
Dua polisi Ukraina menembakkan senjata mereka ke udara untuk berupaya melumpuhkan drone Rusia yang terlihat beterbangan di kejauhan. Ukraina menuduh Iran telah memasok pesawat nirawak tersebut ke Rusia, yang kemudian digunakan untuk menjatuhkan bom di berbagai kota di Ukraina. Foto diambil pada 17 Oktober 2022.
Foto: Vadim Sarakhan/REUTERS
Tembak jatuh 220 drone dalam sebulan?
Ukraina mengklaim, pasukan keamanannya telah menembak jatuh lebih dari 220 drone hanya dalam waktu sebulan. Rusia, membantah telah mendatangkan drone dari Iran. Tuduhan yang sama juga telah dibantah Iran. Dalam gambar: Drone Rusia di wilayah udara Kyiv, Ukraina.
Foto: Roman Petushkov/REUTERS
Serangan teror di Kyiv
Pesawat tak berawak Rusia hari Senin (17/10), membombardir daerah pemukiman di ibu kota Ukraina, Kyiv. Lima orang tewas dalam serangan itu. Sejumlah petugas penyelamat berusaha mengeluarkan orang-orang yang terperangkap di reruntuhan gedung yang hancur akibat serangan itu.
Foto: Oleksii Chumachenko/ZUMA/IMAGO
Drone Kamikaze Shahed-136
Pihak berwenang Ukraina menyebutkan drone yang digunakan oleh Rusia sebagai Drone Kamikaze alias drone bunuh diri. Terlihat bagian dari area perumahan di Kyiv yang hancur oleh serangan pesawat nirawak tersebut. Suara drone yang mengaung di langit Ukraina, kini sontak memicu kepanikan warga.
Foto: NurPhoto/IMAGO
Apa itu Kamikaze?
Selama Perang Dunia II, Angkatan Udara Jepang melakukan serangan bunuh diri bertubi-tubi terhadap armada Sekutu. Dalam bahasa Jepang, Kamikaze berarti Dewa Angin, terinspirasi dari topan yang menghempaskan pasukan Kublai Khan saat menginvasi Jepang di abad ke-11. Saat PD II, sekitar 3.800 penerbang Jepang dan setidaknya 7.000 personel Angkatan Laut Sekutu tewas dalam serangan semacam ini.
Foto: Vadym Sarakhan/AP/picture alliance
Amerika Serikat marah besar
Gedung Putih berang dan mengatakan, Amerika Serikat akan segera mendakwa Rusia melakukan kejahatan perang, menyusul serangan pesawat nirawak di beberapa kota di Ukraina, termasuk Kyiv. Belum ada tanggapan dari Rusia terhadap gertakan AS ini.
Foto: SERGEY SHESTAK/EPA-EFE
Protes terhadap Iran
Warga Ukraina menggelar protes di depan Kedutaan Besar Iran setelah serangan pada Senin, 17 Oktober 2022. Demonstran meminta negara itu segera mengakhiri pemasokan drone ke Rusia. Setelah serangan itu, banyak warga Ukraina yang mengungsi ke negara tetangga seperti Polandia.
Foto: SERGEY DOLZHENKO/EPA-EFE
Sanksi terbaru untuk Iran
Hari Rabu (19/10), Uni Eropa memutuskan menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran karena diduga memasok drone ke Rusia. Dewan Keamanan PBB juga menggelar pertemuan tentang masalah ini. Dalam pertemuan tertutup itu, AS, Prancis, dan Inggris meminta Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang mengutuk Rusia atas serangan pesawat nirawak di Kyiv. ae/as (AFP, Reuters, AP)
Foto: Efrem Lukatsky/AP/picture alliance
8 foto1 | 8
Khamanei kini mengimbau otoritas nuklir Iran agar melanjutkan kerja sama dengan Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) "dalam kerangka pemantauan dan pengamanan.” Meski demikian, dia menolak "tuntutan yang berlebihan dan tidak berdasar,” oleh IAEA terhadap Iran.
Dia merujuk pada kritik terhadap legislasi terbaru di parlemen Iran, yang mengancam pencabutan izin bagi inspeksi IAEA terhadap semua fasilitas pengayaan uranium, jika sanksi dan embargo tidak dicabut.
"UU tersebut adalah sebuah legislasi yang baik, dan harus dihormati dan tidak boleh dilanggar dalam menyediakan informasi kepada IAEA,” kata dia.
Pembatasan aktivitas inspeksi oleh otoritas Iran dikeluhkan IAEA pada bulan lalu. Hal itu ditandai dengan lambatnya pengerjaan pemasangan kamera pengawas yang dipasang sejak 2015, tapi dicabut oleh Iran tahun lalu.