Khodorkovsky: Putin Mulai Sadar Tidak Ada ‘Solusi Militer’
2 April 2022
Bekas pengusaha minyak Rusia Mikhail Khodorkovsky, yang kini berada di pengasingan, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin "terjebak" di Ukraina dan hanya memiliki dua pilihan ke depan.
Iklan
Lebih dari sebulan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya harus menyadari bahwa "tidak ada solusi militer di sini," kata bekas pengusaha minyak Rusia di pengasingan, Mikhail Khodorkovsky, kepada DW.
Mikhail Khodorkovsky adalah pengeritik Putin yang kemudian dijebloskan ke penjara selama 10 tahun. Setelah bebas, dia memilih untuk meninggalkan negaranya dan hidup sebagai eksil.
Lebih sebulan setelah pasukan Rusia memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Rusia belum berhasil menduduki negara itu atau merebut ibukota Kyiv karena perlawanan hebat di pihak Ukraina.
"Putin terjebak dalam operasi militernya,” kata Mikhail Khodorkovsky. Dia sekarang memiliki dua pilihan: meningkatkan kapasitas, yang bisa berarti melakukan mobilisasi lebih besar lagi atau menggunakan senjata nuklir taktis, atau dia dapat menstabilkan situasi dan memulai pembicaraan damai dengan sungguh-sungguh."
'Posisi Barat harus jelas'
Dalam wawancara dengan DW, Mikhail Khodorkovsky juga menekankan pentingnya persatuan Barat dengan posisi yang solid. "Posisi Barat harus jelas, artinya harus ada dukungan komprehensif untuk Ukraina jika perang berlanjut, dan jika Putin menggunakan senjata nuklir taktis atau senjata pemusnah massal lainnya."
Iklan
Sejak agresi militer Moskow dimulai, Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi luas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, dan memberikan bantuan militer besar-besaran ke Ukraina.
Sejumlah bank Rusia dikeluarkan dari sistem pembayaran antar bank SWIFT, sementara AS dan Inggris sudah melarang impor minyak dan gas dari Rusia. Namun banyak negara Eropa seperti Jerman yang bergantung pada pasokan energi dari Rusia, sehingga belum memberlakukan sanksi di sector energi. Tetapi pemerintah sedang berusaha untuk secepatnya mengurangi ketergantungan pada pada energi Rusia.
Mariupol: Sebuah Kota yang Hancur, tapi Tetap Bertahan
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu keempat, dan serangan terus meningkat. Sementara warga berbondong-bondong melarikan diri dari Mariupol, Zelenskyy enggan menyatakan takluk di kota yang terkepung itu.
Foto: Str/AA/picture alliance
Eksodus dari Mariupol
Selama seminggu terakhir, puluhan ribu orang setiap harinya melarikan diri dari kota Mariupol yang hancur akibat serangan Rusia. Sejak awal perang, kota pelabuhan penting di selatan Ukraina itu telah menghadapi pemboman berat dan serangan rudal yang melukai warga sipil. Menurut data Rusia, 130.000 dari sekitar 440.000 penduduk masih bertahan di kota.
Foto: Str/AA/picture alliance
Sebuah kota yang hancur
Setelah hampir empat minggu diserang, kota Mariupol yang terkepung hancur dan nyaris tidak dapat dihuni. Menurut pemerintah setempat, 80% dari seluruh apartemen di kota telah hancur. Banyak foto yang menunjukkan bangunan tempat tinggal yang hancur atau terbakar, seperti foto dari kantor berita resmi Rusia, Tass ini.
Serangan Rusia terhadap warga sipil Ukraina telah mendorong beberapa politisi Barat, seperti Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Komisaris Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell, untuk berbicara tentang "kejahatan perang". Borell mengatakan Rusia menghancurkan Ukraina tanpa menghormati aturan perang.
Foto: REUTERS
Rusia: Hanya target strategis yang terdampak
Rusia mengklaim mereka hanya menyerang fasilitas strategis dan militer. Mereka menyalahkan unit milisi Ukraina, Batalion Azov, yang mencakup ekstremis nasionalis sayap kanan, atas pemboman teater Mariupol. Ratusan orang selamat dari serangan itu, berlindung di bunker serangan udara di bawah teater, yang terlihat seperti dalam foto reruntuhan ini.
Foto: Azov Battalion/AP/dpa/picture alliance
Separatis Rusia mengontrol rute pelarian
Separatis pro-Rusia, yang juga menguasai wilayah tetangga Donetsk di Ukraina timur, melakukan pemantauan jalur pelarian penduduk. Mereka hanya mengizinkan warga sipil tak bersenjata meninggalkan kota yang terkepung.
Foto: Str/AA/picture alliance
Tuding dievakuasi ke negara musuh
Foto yang dirilis oleh kantor berita Rusia, Tass, menunjukkan orang-orang yang dievakuasi dari Mariupol di sebuah kamp darurat di Donetsk. Rusia mengatakan ingin memberikan perlindungan bagi pengungsi Ukraina. Namun, Dewan Kota Mariupol menuduh Rusia mengizinkan separatis membawa paksa ribuan warga Ukraina ke Rusia.
Banyak penduduk telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, di mana beberapa warga yang terluka mendapat perawatan. Pemboman rumah sakit di Mariupol telah menutup akses bantuan medis darurat. Beberapa pekan lalu, terjadi kebakaran singkat di PLTN terbesar di Eropa di Zaporizhzhia. Sebagian besar kawasan di kota dengan populasi 750.000 jiwa itu lolos dari pertempuran.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Berkumpul dengan keluarga
Remaja ini melarikan diri dari Mariupol ke Lviv di Ukraina barat. Sang ibu menunggunya di stasiun kereta. Namun, tentara Rusia juga telah menyerang Lviv. Bagi banyak pengungsi, Lviv menjadi persinggahan terakhir sebelum melanjutkan perjalanan untuk menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga Eropa.
Foto: picture alliance / ASSOCIATED PRESS
Beberapa kota yang diserang tentara Rusia
Mariupol bukan satu-satunya kota di Ukraina yang dihantam serangan Rusia. Di utara dan timur Ukraina, roket dan peluru artileri terus menghantam kota-kota besar seperti Sumy, Kharkiv, dan Kyiv. Foto ini menunjukkan sisa-sisa pusat perbelanjaan di Kyiv setelah menjadi sasaran serangan Rusia. Empat orang tewas dalam serangan itu, menurut media setempat.
Foto: Daniel Ceng Shou-Yi/ZUMAPRESS/picture alliance
Ukraina tolak menyerahkan Mariupol
Pada hari Minggu (20/03), Rusia telah memberi Ukraina ultimatum untuk menyerahkan Mariupol pada Senin (21/03) sore. Namun, Ukraina menolak permintaan itu. Sebaliknya, ribuan warga sipil kembali berbondong meninggalkan kota tersebut. Menurut pemimpin separatis Rusia Denis Pushilin, pertempuran memperebutkan Mariupol bisa berlangsung berminggu-minggu lebih lama. (ha/as)
Foto: Evgeniy Maloletka/AP/dpa/picture alliance
10 foto1 | 10
Putin dapat informasi palsu?
Pejabat AS dan Eropa hari Rabu (30/4) mengatakan bahwa mereka yakin Vladimir Putin telah mendapat laporan-laporan yang salah dari para penasihat yang terlalu takut untuk mengatakan situasi yang sebenarnya, yaitu betapa buruknya posisi Rusia dan perang di Ukraina.
"Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa telah disesatkan oleh militer Rusia, hal mana mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militer," kata Kate Bedingfield, direktur komunikasi Gedung Putih, kepada wartawan.
Kremlin pada hari Kamis (31/4) langsung membantah klaim itu, dengan mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon "tidak memiliki informasi nyata tentang apa yang terjadi di Kremlin."
"Mereka tidak memahami Presiden Putin, mereka tidak memahami mekanisme pengambilan keputusan dan mereka tidak memahami gaya kerja kami," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan:
Mikhail Khodorkovsky mengatakan dia percaya Putin mendapat informasi yang salah. "Saya sepenuhnya yakin bahwa kali ini Vladimir Putin disajikan sejumlah besar informasi palsu, baik tentang situasi di Ukraina maupun tentang kondisi angkatan bersenjatanya." Tapi dia juga menyebut Putin sebagai "penjahat".
"Setiap upaya untuk mencapai kompromi dengan orang semacam itu, tanpa terlebih dahulu menunjukkan kekuatan, adalah kesalahan besar. Itu hanya akan memprovokasi dia untuk mengambil langkah serangan lebih jauh."