1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Kim Jong Un Dorong Kesiapan Perang di Korut

7 Februari 2023

Korea Utara tahun lalu telah melakukan sejumlah uji coba senjata berkemampuan nuklir. Sementara itu, sebuah laporan PBB menyatakan bahwa Korea Utara telah mencuri lebih banyak aset kripto di tahun 2022.

Kim Jong Un
Foto: KCNA/dpa/picture alliance

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mendorong kesiapan perang dengan menyerukan lebih banyak latihan militer pada sebuah pertemuan komisi militer pusat dari Partai Buruh yang berkuasa, demikian dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Selasa (07/02).

Dalam pertemuan yang digelar pada hari Senin (06/02) itu, Kim dan para pejabat militer membahas tentang "tugas militer dan politik utama” di tahun 2023 dan "isu jangka panjang mengenai orientasi pendidikan tentara,” kata laporan media pemerintah tersebut.

Pertemuan Kim dan para pejabat militer itu digelar tepat menjelang peringatan 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea yang jatuh pada Rabu (08/02). Korea Utara diperkirakan akan menggelar parade militer besar-besaran untuk merayakan peringatan tersebut.

Kebuntuan di Semenanjung Korea

Pernyataan Kim dalam pertemuan itu turut menyinggung perkembangan terkini di Semenanjung Korea, bahwa negara kerajaan yang tertutup itu keberatan dengan perluasan latihan militer antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Pyongyang menyebut latihan militer itu menimbulkan ancaman untuk mengubah semenanjung menjadi "zona persenjataan perang besar dan perang yang lebih kritis.”

Pekan lalu, Korea Utara telah mengancam akan melawan gerakan militer AS dengan "kekuatan nuklir yang paling luar biasa.” Ancaman itu diserukan menyusul berita bahwa AS berencana mengerahkan aset militer yang lebih canggih seperti pesawat pengebom dan kapal induk ke semenanjung.

PBB tuding Korut mencuri aset kripto

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan menyatakan bahwa Korea Utara telah mencuri lebih banyak aset kripto di tahun 2022.

Laporan yang ditujukan ke komite Dewan Keamanan PBB itu menyatakan bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara telah mencuri aset kripto senilai $630 juta hingga $1 miliar.

PBB juga menuduh peretas yang terkait dengan Korea Utara menargetkan jaringan perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan asing.

Menurut laporan itu, sebagian besar serangan siber dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti Kimsuky, Lazarus Group dan Andariel, yang dikendalikan oleh biro intelijen utama Korea Utara bernama The Reconnaissance General Bureau.

Kelompok terkait Korea Utara lainnya yang dikenal sebagai HOlyGhOst juga dilaporkan telah melakukan "pemerasan atas perusahaan kecil dan menengah di beberapa negara melalui distribusi ransomware yang tersebar luas.”

Korea Utara selama ini diduga menggunakan serangan siber semacam ini untuk mendanai program nuklir dan rudal mereka.

Korea Utara sebelumnya telah membantah terlibat peretasan dan serangan siber tersebut.

gtp/yf (Ap, AFP, Reuters, dpa)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait