Pimpinan Korut Kim Jong Un memuji rencana militernya untuk serangan potensial ke Guam. Presiden Korsel Moon Jae In mengatakan akan berusaha mencegah perang "dengan segala cara."
Iklan
Pimpinan Korut Kim Jong Un telah memeriksa persiapan penyerangan ke Guan, namun masih menunda keputusan, apakah rencana itu dilanjutkan atau tidak. Kim masih mengmati, apakah AS masih "melakukan tindakan bodoh," kata kantor berita pemerintah KCNA hari Selasa (15/8).
"Jika orang-orang Yankee bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya ... DPRK (Republik Korea Utara)... akan mengambil keputusan penting seperti yang telah diumumkan," demikian KCNA.
Sementara Presiden Korea Selatan Moon Jae In menyatakan, masalah nuklir Korea Utara harus diselesaikan dengan cara damai "tidak peduli berapa banyak pasang surutnya."
Dalam sebuah upacara untuk menandai peringatan 72 tahun pembebasan negara itu dari kekuasaan Jepang, Moon juga menambahkan bahwa tidak ada tindakan militer yang dapat diambil di semenanjung tersebut tanpa persetujuan Seoul. Dia mengulangi seruannya agar Pyongyang kembali ke meja perundingan.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengadakan percakapan telepon selama 30 menit. Keduanya setuju untuk bekerja sama guna menghentikan peluncuran rudal Korea Utara ke Guam, kata Shinzo Abe usai percakapan itu.
"Kami telah sepakat, bahwa sangat penting untuk mencegah Korea Utara meluncurkan rudal," kata Abe kepada wartawan. Sebuah pernyataan Gedung Putih menyebutkan, Trump "menegaskan kembali" kesiapan AS untuk menanggapi ancaman atau tindakan Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau sekutunya.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young Moo mengatakan Senin (14/8), kemungkinan serangan Korea Utara yang ke Guam "sangat rendah". Dia mengutip sebuah evaluasi yang dilakukan oleh para pejabat tinggi militer di Seoul dan Washington.
Korea Utara "secara teknis mampu" mencapai Guam, namun hanya akan melakukan ancamannya dalam "kasus ekstrem," kata Song seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Hari Senin (14/8), Wkil-wKIL negara anggota Uni Eropa mengadakan pertemuan darurat di Brussels untuk mendiskusikan perkembangan terakhir dalam krisis Korea.Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mendesak semua pihak untuk menahan diri. Pemimpin negara-negara lain juga telah menyatakan kekhawatirannya mengenai ancaman eskalasi situasi di Semenanjung Korea.
PBB telah memberlakukan sanksi terberatnya di Korea Utara setelah negara itu kembali melakukan uji coba rudal antarbenua pada 28 Juli. Sanksi ekonomi tersebut diperkirakan bisa memotong pendapatan ekspor Korea Utara hingga sepertiganya.
Di kedua negara Korea, tanggal 15 Agustus adalah hari libur nasional untuk merayakan kemerdekaan dari Jepang tahun 1945.
Seberapa Besar Kemampuan Militer Korea Utara?
Korea Utara punya tentara dalam jumlah besar. Ditambah lagi, negara komunis itu terus menambah dan meningkatkan persenjataannya termasuk senjata nuklir.
Foto: Reuters/KCNA
Jumlah Tentara Sangat Besar
Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun. Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Alutsista Banyak
Menurut Global Firepower Index 2017, Korea Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang AS dan Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pamer Persenjataan
Tiap tahun, rezim Korea Utara mamamerkan kekuatan militernya lewat parade di ibukota Pyongyang. Jadwal penyelenggaraan pamer senjata seperti ini biasanya jatuh pada hari peringatan penting di negara komunis itu, atau bertepatan dengan perayaan penting di keluarga Kim.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Peluru Kendali Balistik Antar Benua
AS mengkonfirmasi uji coba peluru kendali balistik antar benua (ICBM) terbaru oleh Korea Utara sukses. Keberhasilan ini adalah "eskalasi dan ancaman baru bagi AS, sekutunya dan dunia," begitu dinyatakan Menlu AS Rex Tillerson. Roket tipe Hwasong-14 mampu "mencapai sasaran manapun di dunia". Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Foto: Getty Images/AFP/KCNA
Uji Coba Nuklir Dilanjutkan
Walaupun dunia internasional menjatuhkan sanksi berat, Korea Utara melanjutkan program nuklirnya. Hingga sekarang sudah dilakukan lima kali uji coba nuklir. Tahun 2016 saja dialkukan dua kali. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Koo menilai kemungkinannya besar, Korea Utara dalam waktu dekat akan menguji senjata nuklir untuk ke enam kalinya.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Ancaman bagi Perdamaian Dunia
Hanya Cina dan Rusia yang bisa terhitung sekutu Korea Utara. Rezim itu melihat apa yang mereka sebut "kekuatan imperialis AS" sebagai musuh utama, disusul Jepang dan Korea Selatan. Korea Utara terutama memberi reaksi tajam terhadap latihan militer tahunan yang diadakan AS dan Korea Selatan.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Akhir Kesabaran?
Setelah Korea Utara melakukan tes peluru kendali balistik antar benua, tampaknya AS sudah habis kesabaran. Presiden AS Donald Trump akan membicarakan solusi dengan sekutunya, sebagai pembicaraan sampingan dalam KTT G20 di Hamburg. Cina dan Rusia terutama berusaha mencegah AS melancarkan serangan pertama terhadap Korea Utara. Ed: H. Gui/A. Grunau (ml/as)