Kim Yo Jong, Wajah Muda di Posisi Kunci Korea Utara
9 Oktober 2017
Kim Jong Un kukuhkan posisinya dengan mengangkat adik perempuannya, Kim Yo Jong, sebagai anggota politbiro, lembaga pengambil keputusan penting dan berkedudukan tinggi dalam Partai Buruh.
Iklan
Keputusan untuk mempromosikan adik perempuannya yang berusia 28 tahun sebagai anggota lembaga pengambil keputusan tertinggi di Korea Utara memperlihatkan bagaimana Kim Jong Un semakin mengukuhkan posisinya dengan menarik orang-orang terpenting dalam hidupnya mendekat ke pusat kekuasaan, demikian pendapat sejumlah ahli dan pejabat resmi.
Kim Yo Jong secara resmi ditunjuk sebagai anggota politbiro pada Partai Buruh - bagian penting dalam partai yang berwenang penuh untuk mengambil keputusan terpenting kenegaraan, demikian laporan kantor berita resmi Korea Utara pada hari Minggu (08/10).
Kim Jong Un mengumumkan langsung posisi baru Kim Yo Jong dalam pertemuan Komite Pusat, Sabtu (07/10), sebagai bagian dari perombakan yang melibatkan puluhan pejabat tinggi partai. Posisi ini menempatkannya sebagai perempuan ke dua dalam garis patriarki Korea Utara yang menduduki posisi eksklusif setelah sebelumnya Kim Kyong Hui, memegang peran penting membantu saudara laki-lakinya Kim Jong Il ketika masih berkuasa.
Pohon Keluarga Rezim Korea Utara
Ketegangan di Semenanjung Korea tak kunjung mendingin. AS dan sekutu tampaknya makin geram dengan rezim di Pyongyang yang dituding membangun senjata nuklir ini. Siapa saja anggota keluarga rezim ini?
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Kim Il-Sung: "Presiden Abadi"
Bapak pendiri Korea Utara dan dinasti penguasa di Pyongyang ini meninggal dunia pada tanggal 8 Juli 1994 dalam usia 82 tahun. Namun ia tetap disebut "Presiden Abadi" di negara yang didirikannya dengan bantuan Uni Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Foto: picture alliance/AP Photo/W. Maye-E
Kim Jong-Suk: Ibunda Kim Jong-Il
Istri pendiri Korea Utara Kim Il-Sung ini melahirkan putra mereka Kim Jong-il pada tahun 1941. Kim Jong Il kemudian menggantikan ayahnya menjadi penguasa negara komunis tersebut.
Foto: picture-alliance/CPA Media
Kim Jong Il: Pemimpin Terhormat
Disebut sebagai "Pemimpin yang Terhormat," Kim Jong Il mengambil alih kepemimpinan Korea Utara pada tahun 1994, ketika ayahnya dan pendiri negara Kim Il-Sung, yang dikenal sebagai "Pemimpin Besar", meninggal dunia. Di usia 69 tahun, ia meninggal dunia akibat serangan jantung saat dalam perjalanan kereta. Ia dituding mengembangkan senjata nuklir yang terutama memicu konflik dengan barat.
Foto: Reuters
Jang Song- Thaek: Ipar Kim Jong-Il
Menikah dengan saudara perempuan Kim Jong-il, sebelumnya dianggap sebagai orang terkuat kedua di lingkaran kekuasaan Korea Utara. Namun akhirnya ia dieksekusi mati, setelah sebuah pengadilan militer khusus membuktikan ia bersalah atas tuduhan pengkhianatan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap
Kim Kyong-Hui: Perempuan di Lingkaran Rezim
Adk perempuan "Pemimpin Terhormat" Korea Utara, Kim Jong-Il tetap menjadi bagian dari lingkaran dalam rezim saat ini, bahkan setelah eksekusi suaminya, Jang Song-Thaek.
Foto: picture-alliance/AP
Lil Il-Nam: Sang pembelot
Keponakan mantan istri Kim Jong-II ini dikenal di Korea Selatan sebagai Lee Han-yong, yang membelot pada tahun 1982. Ia sempat menuntut ilmu di Eropa. Li ditembak dan dilukai oleh dua tersangka agen Korut pada bulan Februari 1997 di luar rumahnya di dekat Seoul.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Kim Jong Chol: lebih cocok jadi musisi
Saudara laki-laki Kim Jong Un ini dikenal sebagai penggemar musik yang tak tertarik dengan dunia politik. Ketika ditanya apakah Jong Chol, bisa menjalankan roda pemerintahan, pembelot Thae Yong Ho skeptis. "Kim Jong Chol tidak tertarik dengan politik, dia hanya tertarik pada musik," kata Thae."Dia hanya tertarik pada Eric Clapton. Jika dia orang biasa, ia akan menjadi gitaris profesional hebat."
Foto: AFP/Getty Images
Kim Jong Nam: Tewas diracun
Putra pertama Kim Jong-Il ini saudara tiri Kim Jong-Un. Ia diserang dua perempuan di bandara Kuala Lumpur dan tewas terpapar racun. Rincian informasi mengenainya samar, namun diyakini tim pembunuh dikirim oleh rezim Korea Utara. Kim Jong-Nam (46) tinggal sejak lama di luar negeri. ia kehilangan haknya sebagai penerus ayahnya tahun 2001, setelah diam-diam mengunjungi Disneyland di Tokyo.
Foto: picture-alliance/dpa
Kim Jong Un: Pemimpin Korea Utara saat ini
Kim Jong Un, yang dikenal sebagai "Pemimpin Tertinggi" mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011 setelah kematian ayahnya. Dia digambarkan sebagai sosok yang gemar meludah seperti kakeknya dan dijuluki "jenius" dalam urusan militer meskpun tidak diketahui memiliki pengalaman militer.
Foto: Reuters/KCNA
Kim Yo Jong: Adik perempuan Kim Jong Un
Adik perempuan Kim Jong Un lahir dari Ko Yong Hui, istri keempat pemimpin terhormat Kim Jong Il. Dia diyakini pernah studi di Swiss seperti Kim Jong Un dan Kim Jong Chol. Mei 2016, dia terpilih masuk Komite Sentral partai yang berkuasa. November 2014, media pemerintah menyebutnya sebagai wakil direktur Departemen Propaganda & Agitasi, yang menangani pesan ideologis melalui media, seni dan budaya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Ahn Young-joon
Ri Sol Ju: Istri Kim Jong Un
Kantor BeritaKorea Utara KCNA melaporkan pada tahun 2012, Kim Jong-un menikahi Ri Sol Ju, namun tidak mengatakan kapan keduanya menikah. KB Korsel Yonhap mengutip keterangan sumber melaporkan Ri Sol Ju pernah jadi anggota rombongan artis pertunjukan dan jalani pelatihan etiket 6 bulan sebelum mengambil peran sebagai ibu negara. (Ed:ap/as)
Foto: dapd
11 foto1 | 11
"Karena dia perempuan, Kim Jong Un sepertinya tidak melihatnya sebagai ancaman dan hambatan untuk kepemimpinannya," kata Moon Hong-sik, pengamat dari Institute for National Security Strategy seperti dikutip dari Reuters. "Seperti pepatah yang mengatakan ‘darah lebih kental daripada air,‘ Kim Jong Un merasa Kim Yo Jong dapat dipercaya."
Berbeda dengan tantenya, Kim Kyong Hui, yang bergabung dengan politburo tahun 2012 lalu setelah terlebih dahulu terlibat aktif di partai selama lebih dari tiga dekade, Kim Yo Jong justru menaiki posisi kunci kekuasaan secara cepat.
Rambut Ekor Kuda dan Jas Hitam
Kim Yo Jong kerap kali muncul dengan setelan jas dan sepatu hitam serta rambut yang diikat ekor kuda. Pertama kali ia muncul di media resmi Korea Utara ketika sedang berurai air mata di sebelah Kim Jong Un pada pemakaman ayah mereka, Desember 2011.
Sejak saat itu, Yo Jong telah beberapa kali terlihat mendampingi abangnya. Penampilannya yang muda dan ceria sangat kontras bila dibandingkan dengan para jenderal berpenampilan serius atau anggota partai dari generasi tua yang kerap di sekitar Kim Jong Un pada acara-acara resmi.
Sebelumnya Kim Yo Jong hanya muncul di belakang saudaranya, namun sekarang wajah mudanya kerap tampil di depan dan menjadi pusat foto-foto yang muncul di media, mendampingi abangnya dalam berbagai acara penting.
Pada parade militer April lalu saat peringatan 105 tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, Kim Yo Jong terlihat mendekati abangnya sambil menyerahkan lembaran kertas sebelum Kim Jong Un berpidato.
Maret 2016, Kim Yo Jong juga mendampingi abangnya saat memberikan instruksi kepada ahli nuklir, hari ketika Kim Jong Un mengklaim bahwa negaranya berhasil membuat hulu ledak nuklir mini yang bisa dipasang ke rudal.
"Keikutsertaan Kim Yo Jong secara resmi dalam kelompok eksklusif yang membuat kebijakan penting di Korea Utara memperlihatkan bahwa perannya di dalam rezim tersebut akan semakin diperluas," ungkap Cheong Seong-chang, peneliti senior di Insitut Sejong, Seoul.
Korea Utara: Pesta Di Atas Cemasnya Dunia
Ketika dunia kelimpungan menghadapi momok perang nuklir, Korea Utara malah berpesta pora merayakan keberhasilan ujicoba bom Hidrogen. Terutama para ilmuwan dirayakan bak pahlawan
Foto: Reuters/KCNA
Merayakan keberhasilan ilmuwan
Para ilmuwannya dianggap oleh pemerintah Korea Utara berhasil dalam uji coba peledakan bom nuklir. Setelah uji coba meledakkan sebuah bom hidrogen, terekam dalam foto, tampak masyarakat berpesta pora diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Foto: Reuters/KCNA
Keramaian di pusat kota
Warga ibu kota Korea Utara tampak berbaris di jalan-jalan, lengkap dengan lambaian pom-pom. Mereka bersorak-sorai ke arah konvoi bis yang membawa para ilmuwannya ke dalam kota.
Foto: Reuters/KCNA
Menyambut ilmuwan
Bunga-bunga kertas dilemparkan ke arah ilmuwan yang menuju ke Lapangan Kim Il-Sung. Dari orang tua hingga anak kecil berderet di jalan-jalan di Pyongyang. Mereka juga membawa bunga dan balon berwarna merah jambu.
Foto: Reuters/KCNA
Mengakhiri imperialisme AS
Koordinator pawai massal dalam, perayaan keberhasilan peledakan bom menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis Amerika Serikat melalui serangan pencegahan yang tidak kenal ampun dan paling dahsyat.
Foto: Reuters/KCNA
Sukarela atau dipaksa?
Para perempuan Korea Utara bahkan mengenakan pakaian tradisional khas Korea Utara, Apakah mereka turun ke jalan karena memang benar-benar ingin merayakan keberhasilan peledakan bom itu atau memang diwajibkan turun ke jalan.
Foto: Reuters/KCNA
Sanksi lebih keras
Ledakan bom pada awal September 2017 kembali memicu kecaman dunia. Negara-negara adi daya mendesak sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai uji coba Bom-H ICBM yang berhasil. Ed. ap/rzn/berbagai sumber)
Foto: Reuters/KCNA
6 foto1 | 6
Perempuan Di Balik Selubung
Selain umurnya yang masih muda, sangat sedikit informasi tentang Kim Yong Jo. Dia dikenali publik untuk pertama kalinya saat tertangkap kamera televisi Korea Selatan menonton konser Eric Clapton di Singapura bersama saudara lelakinya, Kim Jong Chol.
Ketiganya, yang dilaporkan sempat bersekolah di Swiss, adalah saudara sedarah, lahir dari istri ke empat Kim Jong Il, Ko Yong Hui.
Kim Jong Chol, yang sebenarnya adalah putra tertua Kim Jong Il, tidak terlibat dalam politik dan menjalani hidup tenang di Pyongyang sebagai gitaris dalam sebuah band, demikian pernyataan Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara di London yang akhirnya membelot ke Selatan.
Tahun 2014, Kim Yo Jong diangkat menjadi wakil direktur Propaganda Partai Buruh dan Departemen Agitasi, yang menangani pesan ideologis melalui media, seni dan budaya. Posisi tersebut membuat Departemen Keuangan A.S. memasukkan namanya ke dalam daftar hitam bersama enam pejabat Korea Utara lainnya Januari lalu akibat "pelanggaran hak asasi manusia berat" dan penyensoran yang menurutpi perilaku "tidak manusiawi dan menindas rezim tersebut".
Tahun lalu, mantan biro rahasia Korea Selatan mengatakan, Kim Yo Jong terlihat "menyalahgunakan kekuasaan" dengan menghukum eksekutif Departemen Propaganda akibat "kesalahan kecil".
Pada sebuah foto resmi Januari 2015 lalu, Kim Yo Jong terlihat mengenakan cincin di jari manis saat berkunjung ke pusat penitipan anak. Pejabat intelijen Korea Selatan mengatakan Kim mungkin telah menikahi seorang teman kuliahnya dari Universitas Il Sung, namun belum ada konfirmasi resmi apakah benar ia telah menikah atau siapa pasangannya.
Melawan Kim Jong Un Dengan Balon Udara
Sekelompok penduduk Korea Selatan mengirimkan propaganda berupa sinetron dan mie instan ke jiran di utara dengan menggunakan balon udara. Kiriman tersebut memancing sikap geram penguasa Pyongyang.
Foto: Reuters
Mie Instan dan Sinetron
Beberapa mengirimkan pamflet berisikan pesan demokrasi atau gambar kartun yang mengolok-olok Kim Jong Un, yang lain mengirimkan diska lepas USB berisikan sinetron atau film dokumenter tentang kekayaan Korea Selatan. Ada juga yang menitipkan selembar uang Dollar AS dan beberapa bungkus mie instan.
Foto: picture-alliance/Yonhap
Balon Melawan Komunisme
Ada banyak cara yang dilakukan Korea Selatan buat memerangi propaganda Komunisme Kim Jong Un di Korea Utara. Tapi propaganda balon udara adalah salah satu cara paling unik. Penggagasnya adalah aktivis demokrasi dan penduduk sipil yang mengklaim diri sebagai serdadu dalam perang propaganda dengan negeri paling tertutup di dunia itu.
Foto: picture-alliance/AP/L. Jin-man
Godaan Kemakmuran dan Kebebasan
"Cara paling cepat meruntuhkan sebuah rejim adalah dengan mengubah pikiran penduduk," kata Park Sang Hak, seorang pengungsi asal Korut. Dia mengajak pengungsi lain untuk mengirimkan ribuan balon berisikan propaganda ke jiran komunis di utara. Dengan balon tersebut dia ingin membuka pikiran warga Korut tentang kemakmuran di Cina dan di Korsel.
Foto: picture-alliance/AP/A. Young-joon
Senjata Makan Tuan
Pyongyang sebaliknya membalas dengan cara serupa. Tidak jarang ribuan balon dikirimkan ke selatan membawa pesan propaganda Komunisme dari era Perang Dingin. Pada awal 2017 silam sebuah pamflet berisikan umpatan kepada Presiden AS Donald Trump ditemukan di ibukota Seoul.
Foto: picture-alliance/Zuma/S. Il Ryu
Ancaman Pembunuhan Berbalas Penculikan
Pemerintah Korut kerap mengecam praktik propaganda balon. Terutama gambar yang mengolok-olok Kim Jong Un bisa memicu ketegangan diplomatik dengan Pyongyang. Ketika tahun 2015 muncul pamflet yang berisikan ancaman pembunuhan terhadap sang pemimpin besar, Korut mengancam bakal menculik aktivis propaganda balon.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Ahn Young-joon
Efektifitas Diragukan
Aktivis di Korea Selatan mengklaim komik bergambar atau sinetron dan makanan cepat saji yang dikirimkan dari selatan membantu membawa perubahan. Namun hingga kini belum ada studi terpercaya yang merinci jumlah penduduk Korut yang membaca atau menerima balon propaganda tersebut.
Foto: picture-alliance/Zuma/S. Il Ryu
Memicu Ketegangan di Perbatasan?
Tanpa adanya kejelasan mengenai efektivitas kampanye, aktivis balon dituding hanya mencari perhatian media buat menggalang dana sumbangan. Propaganda balon juga dikritik hanya memperburuk sentimen pemerintah Korut dan membahayakan situasi di perbatasan. Berulangkali serdadu Korut berupaya menembaki balon yang beterbangan melewati perbatasan.