1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Ingin Makanan Tanpa Daging Babi Kindergarten Jerman Dikecam

24 Juli 2019

Dua Kindergarten di Leipzig, Jerman, bermaksud menghapus babi dari menu makanan untuk menghormati anak muslim. Tapi rencana itu dibatalkan karena banyak orang tua dan warga protes.

Buchkindergarten in Leipzig Kinder beim Mittagessen Kita Kindergarten
Foto: picture-alliance/dpa/Waltraud Grubitzsch

Maksud baik dua Kindergarten di kota Leipzig, Jerman, menghapus daging babi dari menu kantinnya, menyulut kontroversi dan kritik di media sosial. Hari Selasa (23/7) isu itu bahkan jadi berita di media-media nasional. Kepala Kindergarten akhirnya membatalkan rencana itu.

Harian kuning "Bild" yang punya oplah paling tinggi di Jerman memberitakan pertama kali tentang rencana itu dan melaporkan bahwa rencana tersebut muncul karena ada dua anak muslim.

Sebelumnya direktur Kindergarten menulis surat kepada para orang tua murid. "Sebagai perhatian pada dunia yang terus berubah, maka hanya makanan dan makanan ringan yang bebas babi yang bisa dipesan dan akan disajikan mulai 15 Juli," demikian isi surat itu menurut harian Bild.

Ternyata rencana itu menyulut protes cukup tajam, sehingga polisi Leipzig memutuskan untuk menugaskan penjagaan polisi ke kedua Kindergarten itu sebagai perlindungan dari "kemungkinan ancaman," kata seorang juru bicara polisi kepada kantor berita Jerman, DPA.

Menjelang malam, direktur dua Kindergarten itu mengatakan mereka menunda rencana penggantian menu makanan untuk saat ini.

"Kami kewalahan menghadapi semuanya," kata Wolfgang Schäfer, salah satu kepala Kindergarten kepada  DPA.

Polisi menjaga Kindergarten di leipzig yang jadi sorotan karena ingin menghapus daging babi dari menu makanannyaFoto: picture-alliance/dpa/S. Willnow

Protes keras di Twitter

Berita harian Bild langsung menyebar di media sosial, dengan tagar #Schweinefleisch (daging babi) dan membuat tagar itu jadi trending nomor satu di Jerman sepanjang hari.

Partai Kristen Demokrat CDU cabang Sachsen ikut memprotes rencana itu dan menggambarkannya sebagai rencana "larangan daging babi" lalu mengatakan hal itu tidak dapat diterima.

Anggota pparlemen dari partai ultra kanan AfD Beatrix von Storch mengancam rencana intu sebagai "takluknya budaya" Jerman pada budaya asing.

"Bayangkan jika anak-anak Jerman di Riyadh memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan currywurst (sosis babi khas Jerman) dan memaksa mayoritas masyarakat di sana mengubah pola makan mereka," kata Beatrix von Storch.

Sawsan Chebli, politisi SPD yang keturunan Palestina mengatakan, langkah itu mungkin dilakukan dengan niat baik, tetapi tidak banyak melibatkan umat muslim dalam perencanaan.

"Jika Kindergarten, sekolah, dan institusi lain lebih suka menyajikan makanan vegetarian daripada daging - tidak masalah. Saya hanya menentangnya setiap kali mereka mengatakan itu dilakukan karena menghormati Muslim," tulisnya di Twitter.

Ada juga yang setuju

Dari Schnitzel sampai sosis, memang banyak hidangan klasik Jerman yang menggunakan daging babi mapun mengandung gelatin yang diambil dari babi.

Tetapi beberapa orang tua di Kindergarten tersebut mengatakan mereka setuju dengan keputusan tempat penitipan anak itu untuk menghapus daging babi dari menu makanan.

Seorang ibu mengatakan kepada kantor berita DPA, perdebatan sengit yang terjadi karena rencana itu "tidak masuk akal". Karena anak perempuannya yang berusia 4 tahun sebenarnya tidak peduli, apakah makanan yang dimakannya mengandung daging babi atau tidak.

hp/ml   (dpa, epd)