Kiprah Dokter Lintas Batas: 50 Tahun Hadapi Keadaan Darurat
7 Juni 2021
Dari membantu korban perang sipil di Yaman, memerangi virus Ebola di Afrika, hingga menyelamatkan para imigran di Mediterania, organisasi Dokter Lintas Batas telah menjalani 100 misi di hampir 75 negara.
Iklan
Selama 50 tahun, organisasi kemanusiaan medis internasional Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Dokter Lintas Batas telah menyediakan perawatan medis bagi korban gempa bumi, kelaparan, epidemi, konflik, dan bencana lainnya di seluruh dunia.
Berawal dari impian tentang dedikasi tanpa dilengkapi sumber daya, hingga dianugerahi Nobel Perdamaian tahun 1999, kiprah MSF telah diakui secara global atas aksi kemanusiaan.
"Dari mimpi, kita ciptakan kisah bersejarah," kata Xavier Emmanuelli, 83, salah satu pendiri MSF kepada AFP.
"Kami ingin pergi ke tempat orang-orang menderita. Hari ini mungkin tampak basi, tetapi pada saat itu, ini adalah tindakan revolusioner," kata Bernard Kouchner, salah satu pendiri MSF yang lain.
Awal yang sulit
MSF didirikan pada Desember 1971. Nama organisasi itu dipilih ketika para dokter menghabiskan malam dengan merokok dan minum, kenang Emmanuelli.
Awal mula dirintisnya MSF yang beroperasi tanpa pendanaan bertujuan menjadi sebuah badan yang menyediakan dokter untuk dipekerjakan oleh LSM lain.
Seorang dokter muda bernama Claude Malhuret berangkat ke Thailand pada tahun 1975 untuk membantu korban yang telah melarikan diri dari Khmer Merah Kamboja. Namun, dia kecewa karena tidak bisa bertindak banyak.
"Itu sangat mengerikan. Kami tidak punya apa-apa," kata anggota majelis tinggi Prancis kepada AFP. Pengalaman itu mengguncang semua orang dan menyadarkan banyak pihak bahwa mereka tidak bisa melanjutkan misi kemanusiaan.
Nobel Kedokteran: Pengetahuan Yang Menolong dan Mengobati
Sejak 1901, ketika Hadiah Nobel kedokteran diberikan pertama kali, penelitian semakin berkembang. Upaya para peneliti masih dinikmati manfaatnya oleh pasien.
Foto: picture-alliance/ZB
1902: Penyebabnya Nyamuk Malaria
Peneliti Inggris Ronald Ross menemukan, bahwa nyamuk menyebarkan penyakit tropis malaria. Ia menunjukkan, bahwa nyamuk Anopheles membawa parasit bersel satu, yang menyebabkan Malaria. Hari ini, masih sekitar 300 juta orang tertular Malaria setiap tahunnya, dan hampir tiga juta meninggal. Tetapi berkat upaya Ross, peneliti bisa mengembangkan obat penyembuhnya.
Robert Koch menemukan penyebab penyakit TBC, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sekarangpun TBC adalah penyakit menular yang tersebar di mana-mana, yang pengobatannya sangat sulit dan lama, walaupun dengan antibiotik yang tepat. Sekarang ada vaksinasi untuk mencegah penularan, tapi hanya melindungi anak kecil, tidak orang dewasa.
Foto: AP
1912: Transplantasi Organ Manusia
Berkat penelitian ahli bedah Alexis Carrel asal Perancis transplantasi pembuluh darah dan seluruh organ mungkin dilakukan. Misalnya: ia mengembangkan teknik jahit, yang bisa menghubungkan pembuluh darah yang terputus. Ia juga menemukan, bagaimana cara menyimpan organ tubuh yang telah diambil dari tubuh manusia. Jaman sekarang, dokter mentransplantasikan sekitar 100.000 organ.
Foto: picture-alliance/dpa
1924: Melihat Bagaimana Jantung Berdetak
Warga Belanda Willem Einthoven mengembangkan Elektrokardiogram (EKG) sebegitu jauh, sehingga bisa digunakan di rumah sakit dan praktek dokter. EKG mendata aktivitas elektrik pada jantung. Dengan EKG, dokter misalnya bisa mengenali gangguan ritme jantung dan penyakit jantung lainnya. Ini jadi proses yang banyak digunakan di jaman sekarang.
Foto: Fotolia
1930: Empat Golongan Darah
Peneliti Austria Karl Landsteiner menemukan, jika darah dari dua orang dicampur, akan terjadi penggumpalan. Sering, tapi tidak selalu. Dalam waktu singkat ia tahu penyebabnya: golongan darah ada tiga macam A, B dan 0. Landsteiner tidak menyebut 0, melainkan C. Belakangan, rekan-rekannya menemukan golongan darah ke empat, AB. Dengan demikian transfusi darah bisa dilakukan.
Foto: picture-alliance/dpa
1939, 1945 dan 1952: Obat Yang Membunuh Bakteri
Hadiah Nobel dari tiga tahun ini diperoleh penemu dan pengembang antibiotik. Di antaranya Alexander Fleming, yang menemukan Penicillin. Saat inipun antibiotik adalah obat yang paling sering digunakan dan kerap menyelamatkan nyawa. Namun macam antibiotik harus terus diperbanyak, karena semakin lama, bakteri makin resisten.
Foto: Fotolia/Nenov Brothers
1948: Racun terhadap Nyamuk Malaria
Senyawa kimia DDT mematikan serangga, tapi tidak beracun bagi binatang menyusui. Itu ditemukan Paul Hermann Müller. Dalam beberapa dasawarsa setelahnya, DDT jadi pembunuh serangga yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Namun kini orang mengetahui, racun itu merugikan lingkungan hidup, terutama bagi burung. Sekarang penggunaannya dikecam, tapi masih digunakan untuk membasmi nyamuk malaria.
Foto: picture-alliance/dpa
1956: Kateterisasi Jantung
Peneliti Jerman Werner Forßmann mendapat hadiah Nobel bagi pengembangan kateterisasi jantung. Forßmann bahkan menggunakan penemuannya bagi dirinya sendiri. Caranya, selang plastik dimasukkan lewat siku, tangan atau daerah lipat paha ke dalam pembuluh darah dan didorong hingga jantung. Dengan cara itu dokter meneliti jantung dan melaksanakan operasi.
Foto: picture-alliance/Andreas Gebert
1979 dan 2003: Melihat ke dalam Tubuh
Dulu, jika orang ingin melihat bagian tubuh manusia, jalan satu-satunya hanya lewat Röntgen. Sekarang dokter sudah punya metode jauh lebih baik. Salah satunya adalah Computertomografie (CT), yang juga menggunakan sinar Röntgen, tetapi menghasilkan gambaran bagian dalam tubuh secara detail. Metode itu disusul dengan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), yang sepenuhnya tidak merugikan tubuh manusia.
Foto: picture-alliance/dpa
2008: Kanker Yang Diakibatkan Virus
Penelitian Harald zur Hausen dari Pusat Penelitian Kanker Jerman menemukan, bahwa virus bisa menyebabkan kanker leher rahim. Berdasarkan penelitiannya tercipta vaksin yang menangkal virus itu. Sekarang perempuan dan anak perempuan bisa mendapat vaksinasi terhadap jenis kanker ini.
Foto: AP
2010: Bayi dari Tabung Percobaan
Robert Edwards mengembangkan metode fertilisasi "in-vitro," yaitu pembuahan dalam tabung percobaan. Bayi pertama yang tercipta lewat metode ini lahir tahun 1978 di Inggris. Pengembangan lebih jauh memperbaiki peluang sukses metode ini. Sekarang, di seluruh dunia lebih dari lima juta bayi lahir lewat pembuahan ini.
Foto: picture-alliance/ZB
11 foto1 | 11
Kontroversi perjalanan MSF
Mendapat pendanaan dari pihak swasta membuat MSF aktif mengungkapkan pendapat. Namun, pengacara yang mengkhususkan diri dalam bidang kemanusiaan, Philippe Ryfman, mengatakan bahwa MSF tidak menerapkan prinsip netralitas dan menghormati kedaulatan negara yang dianut oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
"Mereka (MSF) tidak ragu-ragu untuk angkat bicara dan memobilisasi opini publik," katanya.
Silang pendapat tidak menghentikan operasi MSF ke negara-negara yang membutuhkan perawatan medis. "Kami adalah satu-satunya orang yang melihat efek perang," kata Juliette Fournot, yang mengorganisir misi MSF ke Afghanistan hingga 1989.
Tanpa diketahui banyak orang, MSF secara diam-diam mengirimkan tim untuk membantu warga Afganistan setelah pendudukan Soviet tahun 1979. Setiap hari, para petugas medis harus melakukan amputasi pada anak-anak dan merawat petani yang mengalami luka bakar di telapak tangan.
Iklan
"Organisasi nomor satu"
Mendapat penghargaan Nobel Perdamaian pada 1999, memungkinkan MSF membiayai misi kemanusiaan ke lebih banyak negara. Salah satunya adalah menyediakan obat-obatan untuk penyakit AIDS.
Saat ini MSF tersebar di 25 negara, mempekerjakan 61.000 orang, dan dua pertiga di antaranya ditempatkan di lapangan. Anggaran tahunan MSF hampir $ 1,9 miliar (Rp 27,1 triliun), 99 persen sumber dana tersebut berasal dari sumbangan pribadi.
"Tak terbantahkan, MSF menjadi organisasi nomor satu di dunia untuk perawatan medis darurat," kata Ryfman.