Kisah Ayah dan Putrinya Yang Tenggelam di Perbatasan AS
Jenipher Camino Gonzalez
27 Juni 2019
Foto seorang ayah dan anak perempuannya yang masih balita dalam kondisi tak bernyawa di tepi sungai Rio Grande, adalah pengingat akan risiko yang dihadapi para migran Amerika Tengah dalam perjalanan mereka mencapai AS.
Iklan
Sebuah foto ayah yang tenggelam bersama putrinya yang berusia dua tahun di perbatasan AS-Meksiko dilansir media-media hari Rabu (26/06). Keduanya tewas saat berusaha melintasi sungai Rio Grande yang memisahkan kedua negara.
Foto yang memperlihatkan anak itu masih berpegangan pada ayahnya, terbaring telungkup di dalam air di tepi sungai, diambil oleh jurnalis Julia Le Duc dan diterbitkan oleh surat kabar Meksiko La Jornada.
Pihak berwenang menemukan mayat Oscar Alberto Martinez yang berusia 25 tahun dan putrinya Angie Valeria pada hari Senin (24/06), setelah pencarian selama 12 jam. Sang ibu, Tania Vanessa Avalos, yang juga berusaha untuk menyeberangi sungai, berhasil selamat. Keluarga ini berasal dari El Salvador. Sang Ibu menceritakan kisah tragis itu kepada pihak berwenang dan media.
La Jornada melaporkan bahwa keluarga itu telah berada di Meksiko selama dua bulan dengan visa kemanusiaan yang mereka peroleh di perbatasan Guatemala. Pada hari Minggu (23/06), mereka pergi ke titik penyeberangan untuk meminta suaka di kota Matamoros di Meksiko, yang berbatasan dengan kota Brownsville di AS, bagian paling timur dari perbatasan.
Ketika mendapati kantor perbatasan Meksiko ditutup pada hari Minggu, keluarga tersebut kemudian berjalan kaki di sepanjang sungai, sampai mereka mencapai titik di mana mereka mencoba untuk menyeberang. Frustrasi dengan ketidakmampuan untuk memproses kasus keluarganya tampaknya menjadi motivasi bagi ayah untuk mencoba menyeberangi sungai yang berbahaya.
Martinez Ramirez berenang ke tepi sungai di wilayah AS dan meninggalkan putrinya di sana, untuk kembali ke sisi Meksiko dan membantu istrinya menyeberang. Tetapi anak itu melompat ke air saat dia sedang kembali untuk menjemput istrinya.
Sang ayah bergegas berbalik dan berhasil meraih putrinya yang berpegangan padanya, tetapi arus yang kuat menyeret dan menghempaskan mereka.
Tembok-tembok Pemisah di Penjuru Dunia
Donald Trump ingin membangun "tembok besar dan indah" di perbatasan ke Meksiko. Sama seperti di AS, di berbagai belahan dunia tembok beton dan baja diharapkan bisa menjadi solusi masalah. Adakah hasilnya?
Foto: Getty Images/J. Moore
Tembok di AS Terus Bertambah
Bill Clinton memasang pagar di perbatasan ke Meksiko. Setelah serangan 11 September 2001, George W. Bush memerintahkan ekspansi pembangunan tembok. Sejak itu ada 1100 kilometer jalur perbatasan yang dilengkapi dengan tembok beton, rangka baja atau rintangan lainnya.
Foto: Getty Images/D. McNew
"Separation Wall"
Sejak 2002, Israel membangun tembok pembatas sepanjang Tepi Barat Yordan. Proyek ini dianggap kontroversial dan sering disebut sebagai "Separation Wall" atau tembok pemisah. Lebih dari 10 tahun yang lalu, Mahkamah Internasional telah memutuskan, bahwa tembok melanggar hak warga. Tapi Israel mengabaikannya. Panjangnya 759 kilometer.
Foto: A. Al-Bazz
"Line of Control"
Sejak 1971, wilayah Kashmir terbelah oleh jalur pengawasan milter sepanjang 700 kilometer yang memisahkan India dan Pakistan. "Line of Control" diamankan dengan kawat berduri dan ranjau di berbagai lokasi. Kawat berduri setinggi tiga meter juga dialiri tegangan listrik.
Foto: Getty Images/AFP
Perbatasan Kelas Sosial
Tembok juga bisa jadi pembatas antara kaya dan miskin. Di Lima, tembok beton setinggi 3 meter memisahkan warga kawasan miskin dari kawasan kelas menengah. Ada banyak daerah seperti ini di kota-kota Amerika Latin. Warga Lima menyebut tembok tersebut sebagai "Wall of Shame".
Di ibukota Irak, Bagdad, terdapat tembok beton sepanjang lima kilometer dan setinggi empat meter. Militer AS membangunnya tahun 2007 di bagian kota Sadr yang didominasi warga Syiah. Kini tembok memisahkan dua juta warga, Di bagian lain Bagdad juga ada tembok beton untuk memisahkan kaum Sunni dan Syiah.
Foto: Getty Images/W. Kuzaie
Tembok bagi Perdamaian?
Di Irlandia Utara, pemerintah Inggris membangun "tembok perdamaian" tahun 1969 untuk memisahkan umat Katolik dan Protestan. Gerbang pada tembok memungkinkan akses ke sisi yang lain. Saat terjadi kerusuhan, gerbang ditutup.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Smiejek
Antara Utara dan Selatan
Sejak akhir perang Korea, ada zona demiliterisasi yang memisahkan wilayah utara yang komunis dengan selatan yang kapitalis. Jalur selebar 4 kilometer dan sepanjang 250 kilometer ini termasuk zona demiliterisasi dengan pengamanan paling ketat di dunia. Di beberapa bagian juga ada tembok sepanjang perbatasan de facto antara Korea Utara dan Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Benteng Eropa
Eropa juga menutup diri. Sejak akhir 2015, Hongaria secara sistematis menutup rapat perbatasannya untuk mencegah masuknya pengungsi. Kini Hongaria juga mendirikan pagar kedua di jalur perbatasan ke Serbia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ujvari
Ceuta dan Mellila
Di kedua enklave Spanyol di Marokko terdapat pagar yang sangat tinggi dan berlapis-lapis. Ditambah dengan sensor pendeteksi gerakan, kamera infra merah, dan kawat duri silet. Tapi tetap saja datang gelombang massa yang kemudian menderita luka-luka karenanya.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sempere
Tembok di Turki
Di perbatasan ke Suriah, Turki ingin mendirikan tembok perbatasan sepanjang 511 kilometer. Akhir Februari 2017, setengahnya telah selesai. Tembok setinggi tiga meter ini dilengkapi dengan kawat berduri dan menara pengawas. Jerman dan Uni Eropa kerap mengkritik Turki karena pengawasan perbatasan yang kurang ketat.
Foto: picture alliance/AA/R. Maltas
10 foto1 | 10
El Salvador berduka
Beberapa hari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana deportasi massal, yang ia hentikan selama dua minggu, sementara bernegosiasi dengan pihak Demokrat tentang masa depan kebijakan suaka. Sejak dia terpilih, Trump fokus pada upaya menghalangi penyeberangan migran, meningkatkan deportasi dan menurunkan tingkat migrasi di AS.
Gedung Putih belum mengomentari kasus spesifik keluarga dari El Salvador itu, tetapi pada hari Rabu (26/6) Trump menuduh Demokrat ingin sebuah "perbatasan terbuka" dan mengatakan bahwa migran akan datang berbondong-bondong ke AS karena ekonomi yang baik.
Presiden El Salvador Nayib Bukele menyatakan kesedihan mendalam atas kematian warganya dan memulai prosedur untuk memulangkan jenazah mereka. "Suatu hari kita akan selesai membangun negara. Migrasi akan menjadi pilihan, bukan kewajiban," kata Bukele dalam sebuah pernyataan.
Dia mengakui bahwa kemiskinan, kurangnya kesempatan, ketidaksetaraan dan keinginan untuk bersatu kembali dengan keluarga, adalah faktor-faktor yang mendorong banyak warga El Salvador bermigrasi.
Dalam konferensi pers, Menteri Luar Negeri El Salvador Alexandra Hill meminta media lokal untuk lebih menyoroti risiko menyeberangi perbatasan. "Saya mohon agar tidak mengekspos anak-anak Anda dan diri Anda pada risiko semacam ini," tegas Hill.
"Kami meminta Presiden Donald Trump untuk membiarkan Presiden Nayib Bukele menunjukkan bahwa migrasi dari negara ini akan berhenti, tetapi apa yang telah terjadi selama 20 tahun tidak dapat dihentikan hanya dalam dua minggu." Dia menambahkan bahwa negaranya bekerja erat dengan Kongres AS dan pemerintah Meksiko untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Kuda-kuda Liar Di Perbatasan Meksiko
Untuk mengamankan perbatasan antara Meksiko dan Amerika, Patroli Perbatasan Amerika Serikat memprakarsai Program Patroli Kuda yang dijalankan oleh para narapidana.
Foto: Reuters/M. Blake
Program rehabilitasi tahanan dengan melatih kuda liar
Para narapidana yang berpartisipasi dalam program rehabilitasi tahanan dengan melatih kuda liar ini diadopsi oleh Patroli Perbatasan di AS. Dengan ongkos murah, mereka memanfaatkan kegesitan kuda. Para tahanan dibekali keterampilan dan wawasan dalam mengendalikan kuda liar. Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal para napi ini di kemudian hari, jika mereka bebas dari Penjara Negara Florence.
Foto: Reuters/M. Blake
Sepanjang perbatasan Meksiko
Kuda-kuda dilatih di Florence, Arizona dan ditempatkan di kota-kota perbatasan seperti Jacumba dan juga San Diego di Kalifornia. Peran kuda-kuda liar ini penting di kawasan-kawasan terpencil, terutama yang berbatasan dengan Meksiko. Mereka dimanfaatkan untuk mendeteksi penyeberangan ilegal migran dan perdagangan narkoba.
Kawasan liar
Sekarang baru sekitar 1.000 kilometer perbatasan yang dipagari, atau baru sepertiga dari perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko. Sisanya diliputi pegunungan, sungai, peternakan dan lahan liar, medan yang cocok untuk kuda, yang dimanfaatkan petugas Patroli Perbatasan -- badan pengawas perbatasan yang didirikan tahun 1924. Dalam foto, petugas berpatroli di Jacumba, Kalifornia.
Foto: Reuters/M. Blake
Mengapa pakai kuda?
Dengan menunggang kuda, para petugas dapat menavigasi bentangan tanah yang tak bisa dilalui kendaraan. Kuda bisa bergerak di medan yang curam, tanpa ragu-ragu melintasi anak-anak sungai dan berlari gesit. Sekitar 55.000 mustang berkeliaran di Amerika Serikat Barat. Di sini tampak kuda liar digiring ke kandang di Milford, Utah.
Foto: Reuters/J. Urquhart
Tahanan tak berpengalaman dan kuda liar
Di penjara di Florence, kota kaktus-yang berada sekitar 225 kilometer dari perbatasan Meksiko, sebagian besar narapidana tidak memiliki pengalaman dengan kuda. Selama 4-6 bulan, para pria berlatih mengendalikan kuda. Mulai dari memasang pelana dan tali kekang, melatih perintah untuk berlari dan melakukan gerakan kaki yang akan berguna di daerah gurun yang tidak rata di sepanjang perbatasan.
Foto: Reuters/M. Blake
Patroli Perbatasan di Kalifornia
Tugas narapidana di Florence yang melatih kuda, kental dengan ironi: Beberapa warga Meksiko ditangkap di perbatasan karena pelanggaran yang berhubungan dengan obat bius. Para tahanan ini mengaku tidak keberatan bahwa kuda-kuda liar dipakai untuk membantu penegakan hukum. Mereka hanya senang bahwa hewan-hewan ini tidak lagi menghadapi kehausan dan kelaparan dan menderita di musim kering.
Foto: Reuters/M. Blake
Berpatroli di pantai di San Diego
Patroli perbatasan di San Diego memiliki 28 kuda, yang diadopsi dari penjara Florence. Kebijakan ini menjadi upaya pemerintah untuk membendung pertumbuhan populasi kuda liar. Undang-undang federal menugaskan Biro Pengelolaan Tanah untuk mengendalikan populasi kuda dan keledai liar, guna melindungi hewan, memastikan tidak terjadi kerusakan vegetasi serta mencegah kelangkaan sumber air.
Foto: Reuters/M. Blake
Program yang sukses
Florence memulai program pelatihan kuda pada tahun 2012. Terlalu dini untuk menilai efek jangka panjang jika melibatkan partisipasi narapidana. Yang jelas, dari 50 orang yang telah berpartisipasi dalam program itu dan dibebaskan, tidak ada yang kembali ke penjara.
Foto: Reuters/M. Blake
Romantika Wild West
"Di mana kita patroli, rasanya benar-benar terasa seperti di Wild West," kata Bobby Stine, petugas pengawas dari Unit Patroli Kuda San Diego. Ed: Nadine Berghausen (ap/as)
Foto: Reuters/M. Blake
9 foto1 | 9
Penyeberangan perbatasan yang mematikan
Sebagian besar perbatasan AS-Meksiko ditutupi oleh gurun dan sungai Rio Grande. Banyak migran berusaha menyeberangi sungai. Meskipun tampak tenang, Rio Grande adalah sungai yang bergerak cepat dengan arus yang berbahaya.
Menurut US Customs and Border Protection (CBP), tercatat 283 kematian akibat upaya melintas para migran di tahun 2018.
Proyek PBB Missing Migrants dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), yang berfokus pada pelacakan kematian migran di seluruh dunia, mengatakan kepada DW bahwa mereka mencatat 444 kematian di perbatasan AS-Meksiko pada tahun 2018.
"CBP hanya menghitung kematian yang terjadi di sisi perbatasan AS dan di mana salah satu petugas mereka terlibat dalam dokumentasinya," kata Kate Dearden, seorang analis yang bekerja pada proyek Missing Migrants.
Dia menjelaskan bahwa data Missing Migrants memasukkan angka kematian di pihak Meksiko dan yang dilacak oleh berbagai LSM di lapangan.
Mengenai keluarga dari El Salvador, Dearden mengatakan kematian gadis kecil itu sekarang merupakan kasus ke-13 dari anak yang meninggal di perbatasan AS pada tahun 2019. Organisasi tersebut telah mencatat 73 anak yang meninggal selama migrasi di seluruh dunia tahun ini.
Sementara faktor-faktor yang mendorong jumlah kematian migran sangat bervariasi, proyek Missing Migrants merujuk pada penelitian dari pertengahan 2000-an di Arizona yang menunjukkan bahwa pengawasan yang lebih ketat di perbatasan dapat menjadi faktor pemicu, karena cenderung mendorong migran untuk mencari cara yang lebih berisiko untuk bisa masuk ke negara tujuan idaman mereka. (vlz/hp)
Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia
Konflik yang berkecamuk menjadikan sejumlah kawasan perbatasan serupa ladang pembantaian. Kemanapun anda pergi, jauhi kawasan berikut ini.
Foto: picture-alliance/dpa
India dan Pakistan
Garis demarkasi sepanjang 2900 kilometer yang membagi India dan Pakistan telah mengalami tiga perang selama empat dekade terakhir. Sekitar 115.000 nyawa melayang di kawasan ini. Sebagian besar korban jiwa berasal dari daerah Kashmir, kawasan sengketa paling berbahaya di dunia.
Foto: AP
Yaman dan Arab Saudi
Perbatasan sepanjang 1400 kilometer yang membelah dua negara ini dinilai berbahaya lantaran keberadaan pemberontak Houthi di utara dan Al-Qaida di semenanjung Arab. Sejak tahun 2003 Arab Saudi membangun pagar pembatas seniliai miliaran Dollar AS untuk membatasi gerak kelompok bersenjata dan menghadang arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
Korea Selatan dan Utara
Perbatasan kedua negara termasuk yang dijaga paling ketat. Sebanyak dua juta serdadu mengawasi garis demarkasi sepanjang 240 kilometer tersebut. Rangkaian eskalasi kekerasan antara kedua negara sejak tahun 1953 sejauh ini telah menelan hampir seribu nyawa.
Foto: picture alliance/AP Photo
Amerika Serikat dan Meksiko
Penyeludupan obat bius adalah momok terbesar yang menghantui perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat. Sejak 2007 hampir 20.000 orang dibunuh dalam perang narkoba di sekitar garis demarkasi sepanjang lebih dari 3000 kilometer tersebut.
Foto: Gordon Hyde
Afghanistan dan Pakistan
Perbatasan dua negara sejak lama dikuasai hukum rimba. Selain sengketa wilayah yang ditandai dengan konflik bersenjata antara militer Afghanistan dan Pakistan, wilayah ini juga dipenuhi pengungsi dan menjadi tempat persembunyian kelompok teror Taliban dan Al-Qaida. Sejak 2004 Amerika Serikat melancarkan sekitar 300 serangan pesawat nirawak yang membunuh lebih dari 2000 terduga teroris.
Foto: AP
India dan Bangladesh
Kedua negara berbagi garis demarkasi terpanjang kelima di dunia dengan lebih dari 4000 kilometer. Tanpa banyak mendapat perhatian dunia internasional, perbatasan India dan Bangladesh termasuk yang paling berbahaya di dunia. Sejak tahun 2000 tentara India sudah menembaki mati setidaknya 1000 warga Bangladesh yang mencoba mengungsi ke jirannya tersebut.
Foto: AFP/Getty Images
Sudan dan Sudan Selatan
Perang saudara yang berlangsung antara utara dan selatan selama 22 tahun telah merenggut sedikitnya 1,5 juta korban jiwa. Sejak Sudan Selatan merdeka, kelompok pemberontak lain muncul di perbatasan kedua negara. Sejak 2011, sudah lebih dari 1500 meninggal dunia akibat perang tersebut. Sementara 500.000 penduduk terusir dari kampung halaman sendiri.
Foto: Getty Images/AFP/A.G. Farran
Rusia dan Ukraina
Garis demarkasi sepanjang lebih dari 2000 kilometer yang membagi kedua negara banyak disorot selama perang saudara di timur Ukraina. Rusia yang mendukung pemberontakan kelompok separatis sering menggunakan perbatasannya untuk memasok senjata atau mengintimidasi militer Ukraina. Kawasan ini juga rawan buat pelancong lantaran maraknya kelompok kriminal.
Foto: picture-alliance/dpa
Israel dan Suriah
Perang yang melanda Suriah ikut berdampak pada ketegangan di perbatasan Israel. Kendati termasuk garis perbatasan paling pendek di dunia, yakni cuma 80 kilometer, kawasan tersebut seringkali menjadi saksi konflik bersenjata yang menewaskan belasan ribu orang.