Semua dimulai dari mimpi sederhana untuk bisa naik pesawat, Eropa adalah benua pertama yang ingin saya kunjungi semasa SMA. Oleh Vita Safitri.
Foto: Privat
Iklan
Tanggal 31 Agustus saya berangkat dari Tegal menuju Jakarta dengan kereta api. Lalu terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Tegel, Berlin. Oleh Vita Safitri. Semua dimulai dari mimpi sederhana untuk bisa naik pesawat, Eropa adalah benua pertama yang ingin saya kunjungi semasa SMA. Diawali dari belajar bahasa Jerman, kemudian saya melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta sebagai mahasiswi ilmu Pendidikan Bahasa Jerman.
Banyak sekali program beasiswa untuk pergi ke Eropa dan yang berhubungan dengan Bahasa Jerman saya daftarkan namun tidak berhasil hingga akhirnya saya mendapatkan beasiswa kursus musim panas oleh DAAD selama satu bulan pada September 2018. Berlin adalah kota yang saya pilih.
Vita Safitri, mahasiswi UNY di BerlinFoto: Privat
Tanggal 31 Agustus saya berangkat dari Tegal menuju Jakarta dengan menggunakan kereta api. Kemudian penerbangan saya dari Bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Tegel, Berlin. Dalam perjalanan, saya sangat bersyukur karena banyak sekali orang-orang baik yang saya temui.
Sesampainya di Berlin, saya dijemput oleh seorang kakak tingkat baik hati yang berstatus mahasiswa S1 di Berlin. Bahkan beliau juga yang mengantarkan saya mencoba Kubideh. "Belum ke Berlin kalau belum makan Kubideh,” katanya.
Belajar bahasa Jerman di negerinya
Transportasi di Kota Berlin itu teratur. Sangat mudah untuk pergi kemana-mana dengan transportasi umum. Cukup dengan download aplikasi bernama BVG, kita akan dengan mudah mengakses informasi terkait transportasi umum di Berlin. Selain itu, sebagai orang Indonesia saya juga banyak bertemu orang-orang setanah air. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa.
IIK atau Institut für Internationale Kommunikation adalah tempat di mana saya mengambil kursus B1. Tempat kursus yang nyaman dan menyenangkan. Pernah ada pengalaman dengan salah satu karyawan disitu, saya meminta maaf karena saya banyak bertanya padanya. Namun dia menjawab dengan sangat ramah dan mengatakan: "Oh tidak apa-apa. Ini memang sudah pekerjaan saya. Kamu bisa bertanya apa saja, dan saya siap membantu selagi kamu disini.”
Tempat kursus bahasa Jerman IIK di BerlinFoto: Privat
Belajar bahasa Jerman di negeri Jerman, ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Karena ketika saya keluar dari tempat kursus, saya selalu punya kesempatan mempraktikan materi yang telah saya pelajari. Walaupun dalam banyak kasus, pelayan di toko atau restauran cenderung menjawab dengan bahasa Inggris. Cara teraman yang bisa kita lakukan adalah mengatakan, "Entschuldigung. Ich verstehe aber kein Englisch” yang artinya "Maaf. Saya tidak mengerti bahasa Inggris.” Dengan begini, mereka akan melanjutkan berbicara dalam bahasa Jerman.
Banyak pendatang
Namun banyak orang Jerman juga bilang, "Berlin ist gar kein Deutschland” artinya "Berlin itu bahkan bukan Jerman sama sekali”.
Dikatakan seperti ini karena kelihatannya lebih banyak orang asing dibanding orang Jerman yang tinggal di Berlin. Banyak sekali orang asing yang kita temui yang tidak bisa berbicara bahasa Jerman.
Banyak sekali orang-orang berdatangan ke Berlin dengan berbagai tujuan dan menggantungkan mimpi mereka di kota ini. Salah satunya saya sendiri. Seorang anak Tegal, sebuah kota kecil di pesisir Pantura yang bahkan bisa sampai sendirian ke Tegel, Berlin.
Untung tidak ada warga Jerman yang bisa menebak aksen saya ketika berbahasa Jerman. Karena terkadang dengan tidak sengaja saya mengeluarkan aksen ngapak kental.
*Vita Safitri adalah mahasiswi ilmu Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri.
Mari Berkunjung ke Museumsinsel di Berlin
Museumsinsel (Pulau Museum) di Berlin adalah kompleks museum-museum ternama di tengah ibukota Jerman. Ada lima museum di sini, yang keenam akan dibuka pertengahan 2019: James Simon Gallery, yang jadi pintu masuk utama.
Foto: picture-alliance/dpa/S.Stache
Lobby utama yang monumental
Gedung terbaru James-Simon-Galerie didesain arsitek tersohor David Chipperfield sebagai pintu masuk utama ke semua museum di kompleks Museumsinsel. Dengan konstruksi luar berdasarkan elemen arsitektur klasik, bangunan ini membaur serasi dengan kompleks museumnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Carstensen
Pelayanan satu pintu
Semua pelayananan akan tersedia di lobby utama yang baru: penjualan tiket, penyimpanan barang/pakaian, kafe dan toko museum. Ada juga aula untuk acara khusus dan ruang pameran. Sebuah lorong bawah tanah, Archaeological Promenade, akan menuntun pengunjung ke ruang pameran. James Simon dulunya adalah seorang patron seni dan kolektor terpenting di kota Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
Auditorium di James-Simon-Galerie
Auditorium James-Simon-Galerie punya kapasitas untuk sekitar 300 orang. Arsitek David Chipperfield menempatkannya di bawah tangga besar. Garis-garis tegas dan warna materi yang mendominasi, seperti seluruh bangunan museum baru ini. Langit-langitnya terbuat dari kayu walnut coklat gelap, dindingnya dari beton yang dibiarkan telanjang.
Foto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka
Bagian dari tata ruang Museumsinsel
James-Simon-Galerie dibangun sebagai bagian dari konsep tata ruang Museumsinsel. Dengan memusatkan pintu masuk dari satu lokasi dan terowongan Archaeological Promenade, gedung-gedung museum di tempat ini terintegrasi menjadi satu kesatuan.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Settnik
Kawasan museum yang unik
Salah satu museumnya adalah Altes Museum (museum tua). Dibuka pertama kali untuk publik tahun 1830, ini adalah museum pertama di era Prusia. Kemudian diikuti oleh Neues Museum (museum baru), Alte Nationalgalerie, Bode-Museum dan yang terakhir dibuka tahun 1930: Museum Pergamon. Sejak 1999 seluruh kompleks Museumsinsel terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Foto: picture-alliance/imagebroker/J. Woodhouse
Era Yunani-Roma di Berlin
Altes Museum menyimpan patung-patung, senjata, perhiasan emas dan perak dari Yunani, Etruscan dan Roma. Tidak hanya barang-barang peninggalan kuno, melainkan juga tiang-tiang besar dan konstruksi ruangannya mengingatkan pada jaman itu. Kubahnya dirancang sesuai dengan model Pantheon kuno di Roma.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Link
Yang jadi bintang di Museumsinsel
Ke-5 gedung museum di sini mengalami kerusakan parah selama Perang Dunia II. Yang paling parah adalah Neues Museum, yang lama ditinggal sebagai puing-puing. Museum ini tidak bisa dikunjungi masyarakat umum sampai 2009. Di sini disimpan koleksi yang paling terkenal di kompleks ini: patung dada Permaisuri Besar Mesir Nefertiti.
Foto: picture-alliance/U. Baumgarten
Rumah besar untuk karya seni
Alte Nationalgalerie adalah replika dari sebuah kuil Yunani. Di depannya ada patung Raja Prusia Friedrich Wilhelm IV di atas kudanya. Museum ini menampilkan lukisan-lukisan dan patung dari era Klasik sampai era Realisme. Mahakarya ini meliputi karya-karya Caspar David Friedrich, Claude Monet, dan Auguste Renoir.
Foto: picture-alliance/imagebroker/S. Kuttig
Museum Neo-Barock di tengah sungsi Spree
Museum Bode, yang terlihat seperti kastil di ujung Museumsinsel, adalah bagian yang paling sering difoto. Museum ini menyimpan artefak seni era Bizantium, patung dan lukisan dari abad 13 sampai 18 dan koleksi mata uang logam. Museum ini dibangun dan ditata mengikuti konsep pendirinya, Wilhelm von Bode.
Foto: picture-alliance/ZB/K. Schindler
Peninggalan Kuno di Museum Pergamon
Inilah museum yang terakhir di bangun dari kelima museum di sini. Setiap tahun dikunjungi sekitar satu juta pengunjung. Kebanyakan mereka ingin menyaksikan peninggalan kuno ini: Gerbang Ishtar biru, yang menjadi bagian dari jalan utama di Babylon (gambar). Peninggalan kuno lain yang jadi pusat perhatian adalah Altar Pergamus. Museum ini sedang menjalani renovasi, setidaknya sampai 2023.
Foto: picture-alliance/360-Berlin/J. Knappe
Panorama 360 derajat kota Pergamon
Sementara masa renovasi, penunjung museum tetap bisa menyaksikan Altar Pergamon yang terkenal itu, berupa gambar panorama besar karya seniman Yadegar Asisi. Di sini ditampilkan kota Pergamon di zaman Romawi sekitar tahun 129 sebelum Masehi, lengkap dengan altarnya.
Foto: asisi
Jutaan pengunjung setiap tahun
Setiap tahunnya sekitar 2,3 juta pengunjung datang ke Museumsinsel. Masih banyak tujuan wisata lain di kota Berlin. Tapi jika anda berkunjung pertengahan tahun 2019, jangan lewatkan untuk berkunjung ke James-Simon-Galerie yang baru. (Teks: Von Wartenburg/hp/ )