Winnie Madikizela-Mandela, mantan istri tokoh anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, meninggal di usia 81 tahun. Dikenal sebagai 'Mama Wetu', ia dianggap sebagai sosok yang kontroversial semasa hidupnya.
Iklan
Pada tahun 1958, pekerja sosial dan aktivis hak perempuan Nomzamo Winifred Zanyiwe Madikizela menikah dengan aktivis anti-apartheid Nelson Mandela, yang populer di kalangan warga kulit hitam Afrika Selatan. Saat itu ia berumur 24 tahun dan menjadi istri kedua Mandela.
"Saya tidak sadar betapa sulitnya jalan hidup yang ada di depan saya. Kami menikah Juni 1958, dan bulan September dia sudah dipenjara," kata Winnie Mandela dalam sebuah wawancara.
Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya tanpa sang suami: rezim apartheid Afrika Selatan menangkap Nelson Mandela pada tahun 1962; pada 1964 Mandela dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Pulau Robben.
Penghasut kekerasan?
Winnie Mandela mulai merasakan tekanan juga. Dia membesarkan dua putri mereka, Zenani dan Zindziwa sendirian. Dia juga ditangkap berulang kali oleh polisi.
Tahun 1977, ia dibuang ke kawasan terpencil dan baru pada tahun 1985 ia diizinkan untuk kembali ke rumahnya di Soweto, Johannesburg.
Winnie Mandela juga dijuluki "Mama Wetu" - "Ibu Bangsa" - sebuah istilah menggambarkan rasa sayang dan hormat yang dikenal hingga ke luar Afrika Selatan.
Nelson Mandela
Ia mengabdikan hidupnya untuk menentang apartheid. Nelson Mandela menjadi presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama.
Foto: AP
Selamat Jalan Mandela!
Selalu tersenyum, begitulah dunia mengenal dan mengenang Nelson Mandela. Pejuang anti Apartheid ini wafat dalam usia 95 dahun di Johannesburg. Nelson Mandela dilahirkan pada 18 Juli 1918 di Mvezo, dengan nama "Rolihlahla". Mandela merupakan yang pertama dalam keluarganya yang belajar menulis dan membaca.
Foto: Reuters
Masa Muda
Nelson Mandela dalam foto yang diambil tahun 1937 ketika ia menjalani pendidikan di sekolah misionaris di Healdtown. Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di Eastern Cape. Nama Inggris Nelson ia dapatkan di sekolah. Mandela pernah menikah sebanyak tiga kali. Dari dua pernikahannya ia dikaruniai enam anak.
Foto: DW
Apartheid
Papan pengumuman seperti tampak dalam foto merupakan pemandangan yang biasa ketika Mandela tumbuh dewasa. Pemisahan rasial diterapkan di semua bidang kehidupan: tempat berbeda bagi orang kulit hitam dan putih di kereta api atau bis, pintu masuk terpisah di rumah sakit, balai kota dan bank. Demikian pula, wilayah tempat tinggal dipisah.
Foto: AP
Aktivis Muda
Ketika ia dipaksa untuk menikah, Mandela melarikan diri ke Johannesburg dan kemudian kuliah hukum. Setelah lulus, ia mendirikan firma hukum kulit hitam pertama di negara itu. Ketika menjadi mahasiswa ia telah aktif dalam politik membela hak kaum hitam. Pada tahun 1942 ia bergabung dengan gerakan pembebasan, Kongres Nasional Afrika (ANC), dan kemudian mendirikan organisasi pemuda ANC.
Foto: AP
ANC Dilarang
Pada tahun 1956, Mandela (ketiga dari kiri) bersama dengan 155 aktivis lainnya dituduh melakukan penghianatan kepada negara, karena aktivitasnya dalam memimpin kampanye anti apartheid. Sidang pengadilan terhadapnya, yang berlangsung selama empat setengah tahun, akhirnya memvonis Mandela bebas. Pada tahun 1960 pemerintah melarang ANC dan kelompok anti apartheid lainnya.
Foto: AP
Vonis Seumur Hidup
1964: Massa berkumpul di depan gedung pengadilan, tempat berlangsungnya proses hukum terhadap Nelson Mandala dan aktivis anti Apartheid lainnya. Dalam peristiwa yang disebut proses Rivonia itu Nelson Mandela divonis bersalah dengan dakwaan makar dan mendapat hukuman penjara sumur hidup
Foto: Bailey's Archives
Penjara
Dalam sel sempit penjara di Pulau Robben inilah Mandela mendekam selama 18 tahun. Setelah pelarangan ANC di tahun 1960, Mandela mendirikan organisasi sayap militan ANC "Spear of The Nation“. Pada bulan Agustus 1962 ia ditangkap dan kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan tuduhan sabotase dan perencanaan perjuangan bersenjata.
Foto: cc-by-sa- Paul Mannix
Perjuangan terus berlangsung
Selama Nelson Mandela dipenjara, aktivis-aktivis lain mengobarkan perang terhadap rejim Apartheid - antara lain bekas isterinya, Winnie Mandela (tengah). Ia tumbuh menjadi pemimpin oposisi melawan pemerintahan minoritas putih.
Foto: AP
Mandela, Sang Petinju
Semasa remaja Nelson Mandela menggemari tinju. "Di atas ring, usia, pangkat, warna kulit dan harta tidak berperan," katanya menggambarkan kecintaannya kepada olahraga ini. Selama di penjara ia juga aktif menjaga kebugaran: antara lain mengangkat beban, push up dan berbagai jenis olahraga lainnya.
Foto: Getty Images
Hari Pembebasan
11 Februari 1990: Nelson Mandela bersama Winnie bergandengan tangan menyambut masa yang menantinya. Setelah mendekam selama 27 tahun di penjara, atas tekanan masyarakat internasional akhirnya Mandela dibebaskan. Pada hari kebebasannya, di depan 120 ribu pendukungnya ia berpidato menyampaikan politik rekonsilasi.
Foto: picture-alliance/ dpa
Nobel Perdamaian
Mandela dibebasakan setelah mendekam di penjara selama 27 tahun. Presiden Afrika Selatan kala itu, F.W. de Klerk (kanan) memerintahkan pencabutan larangan bagi ANC. Di hari pembebasannya, Mandela menyampaikan pidato rekonsiliiasi. Atas jasanya dalam menghapus politiik apartheid di Afrika Selatan, de Klerk dan Mandela dianugrahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1993.
Foto: AP
Presiden
Pada tanggal 9 Mei 1994, ANC memenangkan pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan. Nelson Mandela ditunjuk parlemen menjadi presiden kulit hitam pertama di negara itu. Sebagai kepala negara dan pemimpin ANC, ia memimpin transformasi negara dan masyarakat Afrika Selatan. Ia mendapat penghormatan internasional atas upayanya bagi perdamaian di seluruh dunia
Foto: AP
Perang Irak
Antara tahun 2002-2003, Mandela menyampaikan beberapa pidato yang mengundang kontroversi, seputar Perang Irak yang dijalankan Bush dan Blair. Ia mengatakan, Bush merupakan seorang yang sombong dan rasis. Ia juga mengecam kurangnya keterlibatan PBB dalam mengambil keputusan mengenai Perang Irak. Pada musim gugur 2002, Mandela menyambut mantan wakil perdana menteri Irak, Tariq Aziz, di Johannesburg.
Foto: AP
Kawan Seperjuangan
Mandela menjalin persahabatan erat dengan Fidel Castro, yang ia sebut "kawan seperjuangan". Mantan pemimpin Kuba ini telah mendukung perjuangan gerakan pembebasan di Angola dan Namibia, yang pada akhirnya melemahkan rezim apartheid di Afrika Selatan. Musim panas 1991, Mandela mengunjungi Castro dalam perayaan Hari Nasional Kuba di Matanzas.
Foto: AP
Kampanye 46664
46664 merupakan nomor tahanan Mandela di penjara Pulau Robben. Selama menjadi tahanan ia hanya dikenal berdasarkan nomornya ini, diceritakan Mandela. Sekarang, nomor tahanan ini dipakai yayasan milik Mandela untuk kampanye mendukung jutaan penderita HIV.
Foto: AP
15 foto1 | 15
Tapi reputasinya ternoda di akhir 80-an. Harian Inggris "The Guardian" mengutipnya omongannya: "kami akan membebaskan negara ini" dengan "kotak korek api dan kalung kami", yang ditafsirkan sebagai dukungan implisit terhadap pembunuhan politik dengan membakar ban-ban yang disiram bensin dan kemudian merusak gerakan anti apartheid. Suaminya dan partainya, Kongres Nasional Afrika (ANC), menentang praktik-praktik ini.
Klub sepak bola "Mandela United Football Team" yang ia dirikan dan yang anggotanya ia juga gunakan sebagai pengawal, juga menjadi berita utama di media. Beberapa anggotanya dituduh terlibat dalam penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan. Salah satu yang diduga menjadi korban adalah James Seipei yang baru berusia 14 tahun. Seipei menghilang pada tahun 1988. Beberapa saksi mata menuduh pengawalnya telah membunuh pendukung ANC muda itu karena mereka menduga dia memberikan informasi kepada polisi.
Beberapa bahkan mengklaim Mandikizela-Mandela membunuh bocah itu sendiri. Sebuah investigasi oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Afrika Selatan beberapa tahun kemudian juga tidak dapat menemukan siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Johannesburg Tatap Masa Depan
Johannesburg bergumul dengan warisan apartheid. Kota itu berupaya memerangi kerusakan di beberapa wilayah, dan menjadikannya kota makmur, tanpa mengecualikan siapapun.
Foto: DW/T. Hasel
Kerusakan dan Perbaikan Kota
Johannesburg didirikan tahun 1886, setelah emas dalam jumlah besar ditemukan. Kota itu sudah beberapa kali melewati masa makmur dan depresi. Gedung-gedung dan variasi gaya arsitekturnya jadi saksi keberuntungan dan kemalangannya.
Foto: DW/T. Hasel
Kekuatan Masa Lalu
Ini adalah lokasi tiga pusat energi terbesar dan terakhir di Johannesburg yang energinya berasal dari tenaga uap. Dari tempat ini listrik bagi seluruh kota dialirkan, antara tahun 1934 dan 1942. Bangunan ini diabaikan hingga direnovasi sepuluh tahun lalu. AngloGold Ashanti, produsen emas ketiga terbesar dunia, juga beberapa perusahaan lain menjadi pemiliknya tahun 2007.
Foto: DW/T. Hasel
Gedung-Gedung Rusak
Fasade neo Barok pada Hotel Cosmopolitan Hotel, yang dibangun antara 1899 dan 1902, merefleksikan optimisme di jaman gila emas di Afrika Selatan. Gedung bergaya Victoria itu dulunya jadi lokasi sebuah pub dan beberapa perusahaan pertambangan. Setelah diabaikan beberapa Dekade, sekarang ada rencana untuk merenovasi gedung ini.
Foto: DW/T. Hasel
Pusat Kota Yang Sibuk
Ketika masa Apartheid berakhir, banyak bank dan perusahaan Afrika Selatan meninggalkan kawasan pusat Johannesburg dan pindah lokasi ke bagian utara kota. Warga kulit hitam Afrika Selatan kemudian pindah dari tempat tinggal mereka yang disebut 'township' dan daerah kumuh ke pusat kota. Mereka membantu menghidupkan kembali pusat kota dengan berbagai toko kecil.
Foto: DW/T. Hasel
Pekerjaan Restorasi
Museum Fietas di daerah Johannesburg yang bernama sama, baru saja direnovasi. Bagian kota ini dulunya jadi tempat tinggal warga Afrika Selatan dari berbagai etnis, tetapi di masa apartheid, antara 1960 dan 1970, sebagian besar penghuninya dipaksa pindak ke tempat lain. Banyak bangunan tua hancur, dan ini adalah salah satu yang selamat.
Foto: DW/T. Hasel
Rumah Jerman
1935 arsitek Jerman Wilhelm Pabst melarikan diri dari Jerman, ketika rezim NAZI berkuasa, ke Johannesburg. Ia mendirikan Chinese United Club Mansion (rumah Klub Cina Bersatu) dalam gaya ekspresionis Jerman, di wilayah yang tahun 1948 jadi 'Chinatown' di Johannesburg.
Foto: DW/T. Hasel
Bioskop Yang Kini Jual Senjata
Bioskop tua bernama Avalon Cinema di daerah Fordsburg adalah sisa dari masa ketika bioskop kecil bisa ditemukan di seluruh penjuru Johannesburg. Ketika banyak warga kulit putih Afrika Selatan meninggalkan daerah pusat kota di awal tahun 1990-an, banyak bioskop ditutup. Gedung-gedung itu dirubuhkan atau diambil alih pengelola baru. Avalon Cinema sekarang jadi toko senjata.
Foto: DW/T. Hasel
Tempat Ikon Anti Apartheid Berkantor
Gedung 'Chancellor House' bermakna lebih dari yang terlihat mata. Ini dulu lokasi kantor Nelson Mandela dan Oliver Tambo, pendiri Kantor pengacara pertama bagi warga kulit hitam tahun 1952. Penyewa terakhir keluar tahun 1990-an. Gedung ini kemudian ditempati penghuni ilegal dan menjadi rusak. Setelah terbakar, gedung direnovasi dari tahun 2010 hingga 2012. Sekarang menjadi musium.
Foto: DW/T. Hasel
Tanda-Tanda Masa Lalu
"Read Beeld" tercantum pada salah satu papan iklan di pusat kota Johannesburg. "Beeld" adalah salah satu koran tabloid yang paling banyak dibaca, dalam bahasa Afrikaans. Koran ini pertama kali diterbitkan tahun 1974 dan terutama dibaca warga kulit putih.
Foto: DW/T. Hasel
Brutalitas Polisi Keamanan
Di masa apartheid, markas besar polisi Johannesburg jadi lokasi terkenal tempat interogasi, penyiksaan dan pelecehan aktivis anti apartheid oleh polisi keamanan negara itu. Steve Biko, pendiri Gerakan Kesadaran Kulit Hitam, tewas di sini akibat kekerasan polisi. Author: Thomas Hasel / sst Editor: Mark Caldwell
Foto: DW/T. Hasel
10 foto1 | 10
Berpisah dengan Nelson Mandela
Ketika Nelson Mandela dibebaskan dari penjara pada tahun 1990, dan Winnie membuat comeback sebagai seorang wanita di sisi seorang pejuang kemerdekaan, kepopulerannya mulai naik lagi. Tapi pernikahannya berantakan.
Tahun 1992, Nelson Mandela mengumumkan perpisahannya - karena alasan politik, kata mereka. "Saya harap Anda bisa memahami rasa sakit yang saya rasakan sekarang," katanya kepada wartawan pada konferensi pers di Johannesburg. Mereka resmi bercerai tahun 1996 setelah 38 tahun menikah.
Namun demikian, Winnie Madikizela-Mandela masih naik pangkat di ANC: 1993 ia menjadi presiden Liga Wanita ANC, pada tahun 1994 wakil menteri untuk seni, budaya, sains dan teknologi.
Winnie telah berdamai dengan mantan suaminya sebelum dia meninggal. Dia datang ke pesta ulang tahunnya yang ke-90 di stadion sepak bola di Pretoria pada tahun 2008 dan berdiri di sampingnya, bersama istri ketiganya, Graca Machel. Kedua wanita itu juga berada di sisinya ketika dia meninggal tahun 2013 pada usia 95 tahun.
Nelson Mandela dimakamkan di desa Qunu dekat tempat kelahirannya. Winnie Mandikizela-Mandela pergi ke pengadilan untuk menuntut akses ke sebidang tanah di mana Mandela dimakamkan tetapi ia kalah. Mandela tidak menyebutkan nama mantan istrinya dalam surat wasiat terakhirnya.
Daniel Pelz, Martina Schwikowski (vlz/hp)
Dunia Kaum Terpinggirkan Dalam Bidikan Lensa Pieter Hugo
Lewat bidikan lensanya, fotografer Afrika Selatan Pieter Hugo menjangkau kaum terpinggirkan. Karya-karyanya dirangkum dalam pameran "Between Devil and Deep Blue Sea" yang juga dipamerkan di Jerman.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Pieter Hugo di Museum Seni, Wolfsburg
Pieter Hugo kerap memotret kaum terpinggirkan, seperti pengemis atau pecandu narkoba. Ini adalah potret diri Hugo bersama anaknya. Lewat foto ini, fotografer kulit putih Afrika Selatan itu mempertanyakan bagaimana anak-anak seharusnya dibesarkan di pasca-apartheid Afrika Selatan. Foto-fotonya yang lain juga mampir hadir dalam pameran di Kunstmuseum, Wolfsburg, Jerman.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Menepis hal-hal yang klise
Di suatu hari berkabut, seorang pria tidur di bawah pohon di Green Point Common Park, Cape Town. Foto yang diabadikan Hugo ini mengungkapkan rasa kesepian dan sisi kehidupan tunawisma. Pohon dalam foto juga dapat dilihat sebagai simbol dari Afrika Selatan: yakni perlahan-lahan tumbuh, namun masih memiliki banyak masalah dan memikul beban berat sejarah.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Apa yang mendekatkan dan memecahkan relasi manusia?
Apa artinya menjadi keluarga? Apakah hubungan yang rapuh bisa membentuk suatu masyarakat? Apa yang mendorong orang hidup bersama-sama? Apa yang memisahkan mereka? Ini adalah beberapa kritik yang mendasari serial foto bertajuk “Kin” karya Pieter Hugo.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Di rumah di Soweto
Masih dalam serial "Kin", foto ini diambil di sebuah rumah Soweto. Tampak ada menunjukkan asbak, sebungkus rokok, tutup plastik, uang, remote control tua yang dilindungi oleh bungkus plastik, dan taplak tua dimakan masa. Semuanya ini terlihat kesepian dan menyedihkan.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Pria Hyena
Untuk serial foto “The Hyena & Other Men“, Pieter Hugo menyusuri Nigeria, bersama-sama dengan "orang-orang hyena," -- sekelompok penghibur yang beratraksi dengan hewan untuk mendapatkan uang. Foto-foto ini menunjukkan hubungan paradoks antara alam dan perkotaan, serta mengeksplorasi dominasi dalam hubungan antara manusia dan binatang.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Naik taksi dengan monyet
Bepergian bersama dengan seniman jalanan, Hugo sambangi Kano, di utara Nigeria. Suatu hari, salah satu seniman hentikan taksi dan menegosiasikan harga dengan sopir, sedangkan seniman-seniman lainnya bersembunyi di semak-semak - bersama dengan hyena, ular dan monyetnya. Ketika rekan mereka memberi kode, sekelompok orang dan hewan melompat ke taksi. Sopirpun kesal.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Jejak kekuasaan kolonial
Botswana adalah koloni Inggris yang merdeka pada tahun 1966. Negara ini masih mempertahankan banyak tradisi Inggris dan simbol dalam sistem hukumnya. Itulah mengapa hakim juga mengenakan jubah dan wig seperti di masa kolonial. Inilah Hakim Moatlhodi Marumo, gambar dari seri “Judges of Botswana."
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Nollywood
Industri film Nigeria adalah yang terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan India. Apakah tema yang muncul dalam film-film ini ditujukan bagi penonton lokal? Bagaimana negara ini beradaptasi dengan budaya populer? Pertanyaan-pertanyaan ini melaju dalam rangkaian foto bertajuk: "Nollywood," di mana ia memotret para seniman Nigeria.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Fokus pada tiap individual
Untuk seri foto lainnya lain,Hugo memotret teman-temannya dan mengedit gambarnya hingga amat detil – baik kulit bintik-bintik, aliran pembuluh darah ataupun bekas sinar matahari di kulit – semua dikontraskan sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa lagi dilihat sebagai kulit hitam atau putih. Serial foto ini bertujuan menekankan gambaran masing-masing tiap individu, bukan dari warna kulitnya.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Generasi setelah genosida
Apartheid berakhir pada tahun 1994 di Afrika Selatan. Pada tahun yang sama, genosida hancurkan Rwanda. Bagaimana anak-anak yang lahir setelah peristiwa tragis negara mereka, tanpa sempat mengalaminya? Ini adalah tema yang digali Hugo dalam seri yang disebut "1994“ dan menggambarkan anak yang lahir setelah tahun 1994.
Foto: Pieter Hugo, Priska Pasquer, Cologne
Perspektif internasional
Hugo memproduksi seri foto “Flat Noodle Soup Talk” di Beijing. Hugo tertarik akan kekontrasan generasi tua yang dibesarkan Revolusi Komunis China dan generasi muda yang dipengaruhi masyarakat konsumeristik yang dikendalikan negara. Ed: Nina Wuttke (ap/rzn)