Tidak jauh dari tempat turis santai minum koktail, ribuan pengunjuk rasa bersarung melambaikan spanduk dan meneriakkan yel-yel menentang megaproyek Reklamasi Teluk Benoa.
Iklan
Pemandangan yang tidak biasa di "Pulau Dewata", tempat yang dikenal banyak wisatawan asing sebagai sorga damai, dengan bangunan kuil Hindu dimana-mana. Di kartu pos, Bali memang selalu tampak indah, ramah dan sentosa.
Tapi sebuah megaproyek di Teluk Benoa yang diperkirakan akan menghabiskan dana 15 miliar dolar AS sejak beberapa lama memicu gerakan protes terbesar di pulau wisata yang tersohor itu. Reklamasi Teluk Benoa rencananya akan menjadikan kawasan itu resor wisata mewah bertaraf internasional.
5 Tujuan Wisata Utama di Indonesia
Inilah lima lokasi wisata yang paling digemari wisatawan mancanegara menurut Tripadvisor.
Foto: Colourbox/U. Flueeler
Ranking 1: Ubud, Bali
Ubud di Bali adalah tujuan utama yang jadi favorit wisatawan mancanegara. Terkenal karena keindahan dan suasananya yang tenang dan asri.
Foto: Colourbox/Thomas Jahn
Rangking 2: Seminyak (Bali)
Pantai Seminyak di kawasan Kuta, Bali, digemari wisatawan yang ingin mandi di laut dan berjemur di pantai.
Foto: Colourbox/U. Flueeler
Ranking 3: Sanur, Bali
Pantai Sanur terletak di sebelah timur kota Denpasar. Terkenal karena indah dan ombaknya tenang.
Foto: Q. Rooney/Getty Images
Ranking 4: Jakarta
Ibukota Jakarta menawarkan berbagai atraksi wisata dan merupakan pusat kegiatan ekonomi.
Foto: A. Berry/AFP/Getty Images
Ranking 5: Nusa Dua (Bali)
Pantai Nusa Dua di Bali memiliki fasilitas konferensi yang lengkap dan sering digunakan untuk lokasi konferensi-konferensi berskala internasional.
Foto: Colourbox
5 foto1 | 5
Proyek yang dirancang antara lain oleh pengusaha Tomy Winata itu berencana menggeruduk pantai dengan pasir untuk mendapatkan lahan baru seluas lebih 800 hektar. Para pengeritik mengatakan, proyek itu akan menjadi bencana lingkungan bagi Bali yang sudah penuh sesak dengan hotel, pusat perbelanjaan dan fasilitas wisata lainnya.
Selain merusak lingkungan, proyek itu juga akan menghancurkan mata pencarian para nelayan, dan menodai kawasan yang dianggap suci oleh kaum Hindu. Para aktivis lingkungan khawatir, nantinya sampah proyek dan resor baru itu akan dibuang ke Teluk Benoa. Air bersih akan menjadi langka dan rencana pembangunan yang memotong jalur muara tiga sungai itu bisa menyebabkan banjir di musim hujan..
"Bisa ada banjir di masa depan, air akan jadi kotor dan bau," kata koordinator protes Wayan Gendo Suardana. Dia datang bersama ribuan penduduk desa di sekitar kawasan itu. Aksi protes dimeriahkan dengan rangkaian acara musik yang diramaikan bintang-bintang pop lokal.
Proyek Reklamasi Teluk Benoa ingin membangun sekitar 12 pulau baru dengan lahan seluas 700 hektar untuk dijadikan resor, lengkap dengan fasilitas pertokoan dan pertamanan. Untuk itu akan didatangkan 40 juta meter kubik pasir dari luar Teluk Benoa.
Para aktivis lingkungan mengatakan, terumbu karang dan pantai di Teluk Benoa justru harus dilindungi, apalagi kawasan ini adalah bagian dari cagar alam. Selain itu, ada 24 kuil Hindu di kawasan ini yang juga perlu dilindungsi, kata NGO Conservation International.
"Hubungan antara manusia dan alam sangat kuat dan perlu dipertahankan," kata juru bicara Conservation International, I Made Iwan Dewantama.
Tahun 2014, sebelum meninggalkan jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Perpres No 51 Thn 2014 yang mengubah status kawasan itu dari "wilayah konservasi" menjadi "wilayah revitalisasi". Perusahaan pengembang Tirta Wahana Bali Internasional, bagian dari Artha Graha milik pengusaha Tomy Winata, kemudian mengumumkan megaproyek Reklamasi Teluk Benoa.
Pihak pengembang menerangkan megaproyek itu akan membuka lapangan kerja bagi 200.000 orang dan akan menjadi penopang penting perekonomian Bali. Tapi para aktivis yang tergabung dalam Bali Forum Against Reklamasi (ForBali) menolak klaim itu (www.forbali.org).
10 Tujuan Wisata Favorit Dunia
Berdasarkan jutaan laporan perjalanan di lokasi wisata dunia, TripAdvisor telah memilih tujuan wisata unggulan di tahun 2016. Indonesia menempatkan satu lokasi wisata andalannya di jajaran 10 besar.
Foto: picture-alliance/dpa
10: Ubud, Indonesia
Foto: picture-alliance/dpa/A. Lander
9: New York, Amerika Serikat
Foto: picture alliance / dpa
8: Hanoi, Vietnam
Foto: picture-alliance/dpa/T. Uhlemann
7: Roma, Italia
Foto: picture-alliance/Daniel Kalker
6: Praha, Ceko
Foto: picture-alliance/Heritage Images
5: Siem Reap, Kamboja
Foto: picture-alliance/AP
4: Paris, Perancis
Foto: picture-alliance/dpa/B. Thissen
3: Marrakesh, Maroko
Foto: picture-alliance/dpa/L. Schulze
2: Istanbul, Turki
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
1: London, Inggris
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
10 foto1 | 10
Mereka mengatakan, tingkat pengangguran di Bali termasuk rendah. Bali juga tidak tidak membutuhkan resor wisata baru, karena pembangunan sarana wisata sudah berlangsung pesat dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang banyak kamar hotel yang sering tidak terisi.
Tapi Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mendukung megaproyek Teluk Benoa. Dia mengatakan, saat ini area teluk adalah kawasan rawa yang perlu revitalisasi. Pastika juga menegaskan, proyek itu tidak akan mengakibatkan banjir.
"Jika permukaan laut tidak naik, (air) tidak akan naik drastis," kata Pastika kepada kantor berita AFP.
"Di bagian lain dunia, negara-negara lain juga melaksanakan proyek reklamasi. Singapura terus reklamasi tanah, Belanda bahkan reklamasi seluruh provinsi. Apa mereka tenggelam? Tidak," tambahnya.
Menurut Gubernur Bali, pulau-pulau baru nantinya akan memiliki hutan mangrove yang ditanam di sekitarnya dan berfungsi sebagai pelindung, misalnya dari hal tsunami.
ForBali menyatakan optimis, gerakan protes mereka akhirnya akan menghentikan megaproyek itu. Mereka juga yakin, Presiden Joko Widodo akan memperhatikan keberatan mereka.
Wayan Gendo Suardana menyatakan, aksi protes sampai saat ini sudah berhasil mengangkat isu itu menyebar di media.
"Kalau kita tidak pernah memprotes, proyek reklamasi ini sudah dimulai sejak dulu-dulu. Suara kami akan diperhitungkan," tandasnya.
hp/ap (afp, forbali.org)
Menikmati Kuliner Indonesia di Hotel Bintang Lima Jerman
Siapa tidak kenal asinan Bogor, bumbu rendang dan krupuk? Di hotel bintang lima Traube Tonbach di daerah Schwarzwald, Jerman Selatan tamu gala dinner menikmati semua kuliner lezat Indonesia yang disajikan dengan cantik.
Foto: DW/M. Linardy
Hotel Bintang Lima di "Hutan Hitam"
Kursus masak dan "gala dinner" diadakan di hotel bintang lima bernama Traube Tonbach, yang terletak di kota Beiersbronn, di daerah Schwarzwald (hutan hitam) di Jerman Selatan. Tepatnya di negara bagian Baden Württemberg. Foto: bangunan paling tua di kompleks hotel, yang dibangun di lereng lembah. Bangunan yang dulunya hanya penginapan kecil, berkembang jadi hotel besar dengan tamu internasional.
Foto: DW/M. Linardy
Menyantap Makanan Sambil Menikmati Alam
Di ruang restoran Köhlerstube diadakan "gala dinner" masakan Indonesia. Masakan dihidangkan seperti dalam acara makan resmi yang lazim di Eropa. Yaitu dalam lima tahap, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, sampai penutup. Tamu yang hadir sebagian tamu hotel. Sebagian lagi, tamu yang datang spesial untuk menikmati kuliner Indonesia.
Foto: DW/M. Linardy
Chef Degan Septoadji Siapkan Hidangan
Koki kenamaan Degan Septoadji bersama timnya mempersiapkan hidangan dari awal hingga akhir di dapur restoran. Salah satu hal yang sangat diperhatikan adalah penampilan tiap hidangan. "Di Eropa mata juga ikut makan," demikian dikatakannya. Jadi bukan rasanya saja yang harus sempurna.
Foto: DW/M. Linardy
Menanti Hidangan Istimewa
Menjelang malam, para tamu sudah siap menanti hidangan di meja-meja yang sudah ditata apik. Mereka duduk di tempat-tempat yang sudah ditetapkan lewat kartu meja. Sebelum hidangan disajikan, mereka sudah bisa memesan minuman. Mulai dari yang beralkohol seperti anggur merah, sampai air putih. Di akhir makan malam, tamu bisa memesan kopi.
Foto: DW/M. Linardy
Dengan Krupuk dan Sambal
Salah satu hal yang spesial dalam gala diner ini adalah cara penyajian makanan, yang bagi orang Indonesia kurang lazim. Tetapi makanan yang disajikan adalah makanan yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Tampak di foto: krupuk yang "naik pangkat" dan disajikan dalam wadah cantik. Pendampingnya tiga jenis sambal, yang ditempatkan dalam mangkuk persegi berwarna putih dengan sendok dari perak.
Foto: DW/M. Linardy
Sate, Lumpia, Wantan Goreng
Ini tiga makanan pembuka, yang dihidangkan dengan masing-masing sausnya. Lezat dan mengundang tamu untuk ingin mencicipi lebih jauh serta menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan makanan-makanan itu. Dari pulau mana asalnya? Bagaimana kebiasaan menyantap makanan di Indonesia? Ini salah satu cara membuat kebudayaan Indonesia makin terkenal di Jerman.
Foto: DW/M. Linardy
Asinan Bogor Nan Cantik
Agak bingung juga waktu ditanya, apa nama makanan ini. Ternyata ini asinan Bogor. Begini makanan tradisional yang dikenal umum di Indonesia jika disajikan di hotel bintang lima oleh "chef" Degan Septoadji. Dalam variasi ini, asinan dilengkapi dengan daging ikan salmon yang diiris tipis-tipis.
Foto: DW/M. Linardy
Menikmati Lezatnya Celimpungan di Jerman
Setiap tamu mendapat "sup" ini di mangkuk-mangkuk kecil. Seperti urutan lima hidangan dalam jamuan makan resmi di Eropa, dalam gala dinner ini, ikan jadi sajian ketiga, setelah hidangan pembuka. Di mana letak Palembang? Apa bedanya hidangan di sana dengan di tempat lain di Indonesia? Begitu kira-kira pertanyaan para tamu.
Foto: DW/M. Linardy
Daging Bebek Indonesia
Seperti ini masakan daging bebek dengan bumbu Bali yang dihidangkan dalam gala dinner. Dilihat dari cara menghidangkannya, ini lebih menyerupai makanan Perancis di restoran mewah Eropa, dan bukan seperti hidangan masakan Indonesia. Tapi jika dirasa dengan bumbunya, ini berasal dari Indonesia.
Foto: DW/M. Linardy
Rendang atau Bukan Rendang?
Inilah "daging sapi bumbu rendang". Daging "fillet" dipotong dan ditempatkan di atas bumbu rendang. Sehingga setiap orang memotong daging kemudian menyantapnya dengan ikut merasakan bumbu rendang di bawahnya. Daging dan bumbu rendang dinikmati dengan kentang, wortel dan tauge.
Foto: DW/M. Linardy
Berbincang-Bincang dengan Koki
Setelah lima tahap hidangan berlalu, para koki mendatangi setiap meja. Mereka berbincang-bincang tentang makanan yang baru disajikan, dan menceritakan ide di baliknya. Sebagian tamu juga hadir dalam kursus masak yang juga ditawarkan chef Degan. Ada juga yang sudah pernah ke Asia misalnya Thailand. Itu menambah seru obrolan. Foto dari kiri: Nike Kurnia, Henry Oskar Fried, Degan Septoadji.