Klasik dan Pop dalam Satu Gesekan Biola
29 September 2009Aula yang digunakan sebagai ruang pertunjukan di gedung kantor perusahaan telekomunikasi Jerman T-Mobile penuh sesak. Banyak orang datang tanpa karcis dan berusaha membelinya sebelum pertunjukan dimulai. Sayangnya karcis sudah habis terjual. Akhirnya selama pertunjukan sejumlah besar orang berdiri di bagian kanan dan kiri ruang besar itu. Suasananya agak mengingatkan pada konser musik pop, bukan konser musik klasik.
Dan memang, konser Sabtu malam (26/09) itu menjadi perpaduan antara klasik dan pop. Paruh pertama menjadi bagian klasik konser tersebut. Di bagian ini David Garrett memainkan tiga komposisi untuk duet antara biola dan piano, bersama pianis asal Perancis, Julien Quentin yang telah beberapa kali mengadakan pertunjukan bersamanya. Di bagian kedua, ia memainkan sejumlah karya terkenal di dunia musik pop dengan aransemen baru untuk biola dan band. Lagu-lagu pop yang dimainkannya antara lain: Who Wants To Live Forever karya Brian May, Summertime dari opera Porgy and Bess karya George Gershwin dan lagu populer karya Michael Jackson, Smooth Criminal.
Meniti Karir Sejak Dini
David Garrett yang nama aslinya David Bongartz lahir di kota Aachen, Jerman tanggal 4 September 1981. Sebagai seniman campuran AS-Jerman, ia kemudian mengambil nama keluarga ibunya, Dove Garrett, yang berasal dari AS. Ketika berusia 10 tahun ia telah tampil sebagai pemain biola di muka umum, kemudian ketika berumur 13 tahun ia mendapat kontrak dengan perusahaan rekaman Jerman, Deutsche Grammophon. Awalnya ayahnya, Georg P. Bongartz yang mengajarinya bermain biola. Ketika mulai dewasa ia memperdalam pendidikan pada pemain biola kenamaan Itzhak Perlman dan di sekolah musik terkenal Juilliard School of Music di New York.
Setelah menyelesaikan pendidikan, ia harus mulai merajut karir sebagai seniman muda yang tidak dikenal. Di samping dengan permainan musiknya, saat tampil di depan hadirin di kota Bonn, David Garrett juga mencuri hati penonton melalui gayanya yang simpatik dan dengan menceritakan pengalamannya di New York. Sebagai seniman muda yang tidak punya uang, ia hanya dapat menyewa apartemen kecil yang cuma memiliki satu jendela. Oleh sebab itu, ketika musim panas datang dan suhu sangat tinggi, ia terpaksa bekerja di depan lemari es yang terbuka. Penonton tertawa mendengar kisah-kisah pendeknya yang dituturkan di sela setiap lagu, dan David Garrett mendulang kesuksesan. Namun demikian pengamat musik mengeritik cara pemusik berpenampilan rocker itu memainkan karya-karya klasik.
Mempopulerkan Musik Klasik
Karya Beethoven Sonata untuk Biola dan Piano no. 5 dalam tangga nada F mayor, yang juga dikenal dengan sebutan Frühlings-Sonate atau Sonata Musim Semi, memang terdengar agak kaku dan kurang mendayu-dayu ketika dimainkan oleh Garrett, dibanding dengan seniman lain yang menjadi musisi klasik murni misalnya Yehudi Menuhin (1916-1999). Terlepas dari berbagai kritik terhadap permainan biola seniman muda itu, David Garrett bisa dibilang berhasil mencapai tujuannya. Yaitu mendekatkan penggemar musik, yang muda dan kurang mengenal musik klasik, kepada jenis musik ini, yang memang dapat memperkaya wawasan musik. Dan ia bukan hanya mendekatkan musik klasik kepada orang awam saja. Karya-karya lain yang dimainkan dengan aransemen baru karya Garrett untuk pop band juga tampil cantik. Namun ini tidak menghilangkan pesona karya aslinya, yang sudah dikenal di seluruh dunia. Misalnya karya Vittorio Monti (1868-1922) yang berjudul Csárdás - Gypsy Dance.
Namun apakah permainan musik dan konsernya dapat menjamin kesuksesan untuk jangka panjang? Atau ini hanya satu dari banyak mode atau tren yang akan hilang seiring dengan berjalannya waktu? Ini bisa terjadi. Tetapi David Garrett benar-benar dapat memainkan musik dengan sangat baik. Teknik permainan biolanya benar-benar memukau. Konser Sabtu malam itu tidak meninggalkan kesan terlalu lama dan tidak menyentuh terlalu dalam. Tetapi tidak ada yang dapat menyangkal, sebagai entertainer ia berhasil menghibur semua yang hadir.
Marjory Linardy