Klinik di Tanggerang Hapus Tato Gratis buat Kaum Muslim
16 Agustus 2017
Sebuah gerakan bernama "Berani Hijrah" menawarkan layanan hapus tato gratis buat kaum muslim yang ingin bertobat. Syaratnya setiap pasien diwajibkan membaca Al-Quran selama proses terapi.
Iklan
Bertaubat Dengan Menghapus Tato
Kaum muslim bertato sering mengalami diskriminasi dan sentimen negatif dari masyarakat. Sebagian kini mengikuti layanan hapus tato gratis dengan syarat membaca Al-Quran.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Dibayangi Sentimen Negatif
Sebuah klinik di Tanggerang menawarkan jalan 'bertaubat' bagi kaum muslim dengan menawarkan layanan hapus tato secara gratis. Sekitar 1.000 pasien telah mendaftar. Kebanyakan mengaku ingin kembali diterima masyarakat, tanpa sentimen negatif yang selalu menghinggapi mereka yang memiliki tato di tubuhnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Bertaubat Lewat Al-Quran
Kendati ditawarkan secara gratis, layanan bernama "Berani Hijrah" itu bukan tanpa syarat. Setiap pasien diwajibkan membaca dan menghapal Surah ar-Rahman selama proses penghapusan. Jumlah peminat layanan diklaim terus bertambah di beberapa kota.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Tenar Berkat Media Sosial
Gagasan membuka klinik di Tanggerang berasal dari Ahmad Zaki dan Rizki Sari. Bersama aktivis lain mereka mengumpulkan sumbangan hingga 100 juta rupiah buat membeli dua laser. Kabar tentang layanan tersebut menyebar cepat, terutama melalui sebuah akun di Instagram.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Laser Menghapus Dosa
Biasanya pasien akan mendapat olesan salep khusus ke permukaan kulit yang ditutupi tato. Setelah kulit terasa kebas, dokter memulai terapi dengan menembakkan sinar laser ke permukaan kulit. Bergantung pada jenis tato, terapi tersebut bisa berlangsung antara hitungan menit hingga jam.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Stigmatisasi Berujung Diskriminasi
"Orang bertato mungkin berpikir itu adalah seni, budaya atau identitas diri, tapi masyarakat berpikiran lain," kata salah seorang penggagas layanan, Ahmad Zaki. "Biasanya kan gambar setan, atau gambar seksual dan itu tidak baik."
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Hambatan Menuju Tuhan
Rizki Sari, dokter Islamic Medical Service yang ikut menggagas program tersebut mengatakan kebanyakan pasiennya merasa terbebani oleh sentimen negatif. Selain itu keberadaan tato juga menyulitkan mereka ketika ingin beribadah. Seorang pasien, katanya, bahkan mencoba menggerus tato dengan setrika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Tinta Tanda Kriminal
Tato yang telah diterima secara terbuka oleh masyarakat barat, masih mengundang sentimen negatif di Asia lantaran sering diasosiasikan dengan pelaku tindak kriminal. Terlebih perempuan yang bertato sering mengalami diskriminasi atau setidaknya mendapat pandangan negatif dari lingkungan sekitar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
Naas Nasib Perempuan
Hal ini terutama dirasakan Sri Novianti, remaja 19 tahun yang memiliki tato di lengannya. Ketika Sri mulai mengenakan jilbab dan tato di lengannya itu lenyap, "Laki-laki tidak lagi melihat saya dengan pandangan menjijikkan. Tiba-tiba saya merasa dihormati. Saya ingin terus memakai hijab karena saya merasa menjadi perempuan yang terhormat."
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
8 foto1 | 8
Setiap goretan tinta yang menghilang dari lengannya, Taufiq Hidayat merasa lebih dekat dengan Tuhan. Pria berusia 30 tahun itu memiliki tato di sekujur lengan, punggung dan kakinya. Sebuah relik masa lalu, "ketika saya masih anggota geng dan jadi preman di pasar." Dia mengaku ingin hijrah ke jalan yang benar. Dan langkah pertama adalah menghilangkan tato di tubuhnya.
Maka Taufiq mengikuti layanan gratis penghapusan tato dengan laser di sebuah klinik di Tanggerang. Layanan tersebut bukan tanpa syarat. Setiap pasien harus bersedia membaca dan menghapal surah Ar-Rahman tentang anugerah Tuhan bagi manusia di Bumi.
"Sekarang saya punya isteri dan anak," kisahnya. "Kadang-kadang anak perempuan saya membeli snack yang berisikan stiker tato. Ketika dia ingin pakai saya katakan 'jangan. Tidak bagus buatmu.' Lalu dia menjawab ayah punya banyak tato. Aku ingin seperti ayah. Pada saat itu saya merasa sedih," ujar Hidayat berkaca-kaca.
Dia termasuk 1.000 pasien yang secara sukarela mendaftar untuk mengikuti layanan hapus tato gratis. Penggagasnya, Ahmad Zaki, memulai program "Berani Hijrah" beberapa tahun silam dengan mengajak anak-anak punk di Jawa.
Petarung Transgender Thailand Mencari Pengakuan
Meski diterima luas, kehidupan transgender di Thailand bukan tanpa diskriminasi. Kondisi tersebut memacu petarung Muay Thai untuk berjuang mencari pengakuan setelah berganti kelamin.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bukan Atlit Biasa
Dibalut tank top berwarna ungu dan celana pendek, bulir keringat mengalir pada wajah Nong Rose Baan Charoensuk yang dihias lipstik merah. Rose bukan sembarang atlit Muaythai. Ia adalah salah satu yang terbaik. "Dia bertarung seperti laki-laki karena dia memang laki-laki," tutur Karum Kaemlam, atlit Muay Thai pria yang menjadi rival Rose di atas ring.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Terbebas Dari Penjara Gender
Kemenangan atas Kaemlam merupakan kesuksesan kedua Rose di atas ring tinju setelah menjadi atlit Muay Thai transgender pertama yang bertarung di Stadion Rajadamnern di Bangkok. "Menjadi perempuan transgender bukan berarti kami lemah," kata Rose setelah pertarungan keduanya itu. "Kami bisa menjadi sukses juga."
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Setara Dengan Pria
Di kota asalnya keberadaan Rose mengusik petarung laki-laki. "Mereka biasanya bilang tidak ingin bertarung dengan gay karena akan malu kalau mereka menang atau kalah," ujarnya. "Saya masih menerima hinaan semacam itu. Tapi saya tidak peduli lagi." Meski Thailand dikenal ramah terhadap kaum LGBTQ, mereka masih mengeluh diperlakukan layaknya warga kelas dua.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Perempuan Sejak Dini
Perempuan 21 tahun itu mulai menjajal kerasnya dunia Muay Thai pada usia delapan tahun. Rose mengatakan ia sudah menyadari dirinya perempuan sejak dini dan mulai merias wajah atau mengenakan pakaian dalam sport buat perempuan ketika bertarung.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Diterima Tapi Tidak Diakui
Pasalnya kendati sering tampil di televisi, kontes kecantikan atau bekerja di salon dan studio kosmetik, perempuan Transgender Thailand tidak boleh mengganti keterangan jenis kelamin di surat identitas. Padahal 2015 silam Thailand telah memberlakukan Undang-undang Anti Diskriminasi yang ditujukan melindungi kaum minoritas seperti LGBTQ.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Inspirasi Dari Pendahulu
Rose bukan petarung Muay Thai transgender pertama Thailand. Status tersebut disandang oleh Parinya Charoenphol yang kini mengelola sasana tinjunya sendiri. Kisah Charoenphol menginspirasi pembuatan sebuah film berjudul "Beautiful Boxer" 2004 silam. Rose berharap suatu saat bisa menjalani hidup layaknya Charoenphol dan memiliki usaha sendiri.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Tegar Melawan Diskriminasi
Setelah lebih dari 300 pertarungan dengan 150 kemenangan, Rose kini ingin menjadi duta Muay Thai di seluruh dunia. Ia mengimbau petarung transgender di kawasan pinggiran atau pedesaan untuk bersikap tegar dan tidak terpengaruh pada diskriminasi yang mengakar di masyarakat. "Mereka harus jatuh dulu dan bangkit kembali. Setelahnya garis finish tidak akan jauh lagi."
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
7 foto1 | 7
Gagasan membuka klinik di Tanggerang berawal dari sebuah diskusi dengan Rizki Sari, teman dekatnya. Bersama aktivis lain mereka mengumpulkan sumbangan hingga 100 juta rupiah buat membeli dua laser. Kabar tentang layanan tersebut menyebar cepat, terutama melalui Instagram.
"Orang bertato mungkin berpikir itu adalah seni, budaya atau identitas diri, tapi masyarakat berpikiran lain," kata Zaki. "Biasanya kan gambar setan, atau gambar seksual dan itu tidak baik."
Anggapan miring tersebut ikut dirasakan Sri Novianti, remaja 19 tahun yang memiliki tato gambar tokoh kartun di lengannya. Ketika Sri mulai mengenakan jilbab dan tato di lengannya itu lenyap, "laki-laki tidak lagi melihat saya dengan pandangan menjijikkan. Tiba-tiba saya merasa dihormati. Saya ingin terus memakai hijab karena saya merasa menjadi perempuan yang terhormat."
Ketika Indonesia Keranjingan Daging Anjing
Konsumsi daging anjing di Indonesia mengalami lonjakan selama beberapa tahun terakhir. Meski meriah, perdagangan daging yang sarat kontroversi itu masih diabaikan oleh pemerintah.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Industri Tanpa Regulasi
Ketika negara lain seperti Cina dan Korea Selatan membatasi perdagangan daging anjing, Indonesia malah sedang tergila-gila pada jenis santapan yang kontroversial tersebut. Celakanya industri daging anjing sering beroperasi secara diam-diam lantaran minimnya regulasi pemerintah. Akibatnya tidak ada data terpercaya tentang pola konsumsi masyarakat.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Sisi Gelap Kemakmuran
Fenomena janggal tersebut diyakini bersumber pada meningkatnya kemakmuran penduduk yang membuat daging anjing menjadi lebih terjangkau buat khalayak banyak. "Pola ini bukan cuma ada di Indonesia, tapi Asia Tenggara," kata Dr. Eric Brum dari Badan Pangan PBB, FAO. Terlebih banyakn yang percaya daging anjing baik buat kesehatan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kekejaman Terhadap Hewan
Konsumsi daging anjing konon bisa mencegah penyakit Asthma. Selain itu daging anjing dipercaya meredakan alergi dan meningkatkan gairah seksual. Namun aktivis hewan mengecam metode pembunuhan anjing yang dianggap tidak berperikemanusiaan. Pasalnya di banyak tempat, anjing kerap dipukuli hingga mati sebelum dimasak.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Murah Meriah
Yayasan Jakarta Animal Aid Network yang mengumpulkan data konsumsi daging anjing mencatat sekitar 215 ekor anjing dibantai setiap hari di Yogyakarta untuk dikonsumsi. Di kota pelajar itu sepiring nasi dengan daging anjing cuma dihargai sekitar Rp. 8.000, jauh lebih murah ketimbang daging sapi atau bahkan ayam.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Daging Sarat Kontroversi
Sementara di Jakarta tingkat konsumsi diyakini berjumlah dua hingga tiga kali lipat dari di Yogyakarta. Kepada New York Times, seorang pedagang daging anjing di Jakarta Timur mengaku membeli seekor anjing hidup seharga 200 ribu Rupiah dari pemasok di Jawa dan menjual dagingnya seharga 26.000 Rupiah per kilogram.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dipicu Ledakan Konsumsi
Pemerintah sejauh ini belum meregulasi perdagangan daging anjing. Pasalnya satwa itu tidak tergolong hewan ternak seperti sapi atau babi. Tapi pengamat, pemilik restoran dan dokter hewan meyakini perdagangan daging anjing dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Kelompok pelindung binatang memperkirakan, di Bali saja sekitar 70.000 anjing dipotong dan dikonsumsi setiap tahunnya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Insiatif dari Bali
Pemerintah Bali kini menggiatkan penggerebekan terhadap pedagang daging anjing karena ditengarai melakukan penyiksaan. Kebijakan tersebut dibuat terutama setelah wisatawan asing memakan daging anjing tanpa mengetahui sebelumnya. Berbeda dengan daerah lain, Bali saat ini mulai mengumpulkan data konsumsi dan perdagangan daging anjing agar memudahkan pengawasan. (rzn/hp: dari berbagai sumber)