Klinik Medis di Thailand Bagikan Gratis Minyak Obat Ganja
7 Januari 2020
Sebuah klinik medis di Thailand memberikan minyak ganja gratis kepada ratusan warga yang datang dan mencari obat untuk meringankan berbagai penyakit mulai dari insomnia, nyeri otot hingga kanker.
Iklan
Thailand memang telah menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja untuk keperluan medis di tahun 2018. Ramuan yang mengandung ganja sebelumnya juga lumrah digunakan orang-orang Thailand dalam pengobatan tradisional mereka.
Namun pemerintah ingin memanen potensi ekonomi bernilai miliaran dolar dari tanaman ini. Pemerintah Thailand juga mendorong investasi teknologi untuk mengekstrak, menyaring, dan memasarkan minyak ganja.
"Hari adalah awalnya," ujar Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul pada saat peluncuran klinik di Bangkok, ibu kota Thailand.
"Kami berjuang untuk kesehatan masyarakat Thailand yang lebih baik dan berjuang untuk ekonomi yang lebih baik," ujar Anutin yang mengenakan jubah dokter dan berdiri di sebelah maskot daun ganja.
Anutin mengatakan bahwa Thailand sudah memiliki 25 klinik dan 86 rumah sakit dengan persediaan obat-obatan berbasis kanabis. Ia menambahkan bahwa rumah sakit telah meminta agar obat-obatan berbasis daun ini bisa tersedia di setiap provinsi dalam tahun ini.
Ratusan warga yang sebagian besar berusia lanjut mengantri untuk menerima botol berukuran 5-10 miligram berisi minyak ganja untuk mengobati sakit otot. Namun beberapa dari warga yang datang juga menderita penyakit yang lebih serius, salah satunya adalah Natjuta yang lahir dengan cerebral palsy dan harus menggunakan kursi roda.
Ibu Natjuta yang bernama Supatra Ulapatorn mengatakan minyak ganja membantu putrinya tidur lebih baik dan tetap tenang. "Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, ini juga membuat saya tidak bisa tidur," kata perempuan berusia 60 tahun itu. "Dia lebih tenang sekarang, jadi saya pikir (pengobatan) itu berhasil."
10 Keajaiban Medis Mariyuana
Ganja bila disalahgunakan bisa merusak kesehatan. Tapi dalam dosis yang tepat, tumbuhan yang satu ini bisa menyelamatkan nyawa manusia dari berbagai jenis penyakit. Berikut manfaat ganja yang telah dibuktikan oleh sains
Foto: Novartis Vaccine
Mencegah Serangan Epilepsi
Tahun 2013 lalu peneliti Virginia Commonwealth University menemukan senyawa dalam mariyuana bisa mencegah serangan Epilepsi. Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, itu menyebut senyawa Cannabinoids bekerja dengan mengikat sel otak yang bertanggungjawab mengatur rangsangan dan rasa tenang pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Meringankan Glaukoma
Sejak lebih dari sepuluh tahun silam National Eye Institute di Amerika Serikat telah menyarankan penggunaan ganja untuk mengurangi gejala Glaukoma. Penyakit ini memicu pembesaran bola mata yang kemudian menekan saraf mata dan menyebabkan gangguan penglihatan. Mengkonsumsi ganja dengan menghisapnya, menurut NEI, dapat meringankan tekanan pada saraf mata.
Foto: picture-alliance/dpa/Leukert
Memerangi Alzheimer
Sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Alzheimer’s Disease mengungkap, dosis kecil Tetrahydrocannabinol, senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan mariyuana, dapat memperlambat pembentukan plak amiloid yang membunuh sel otak dan bertanggungjawab atas penyakit Alzheimer. Selama eksperimen peneliti menggunakan minyak cannabis.
Foto: Colourbox
Membunuh Kanker
Pemerintah Amerika 2015 silam akhirnya mengakui khasiat Mariyuana memerangi penyakit Kanker. Sebelumnya sebuah studi yang dipublikasikan di situs pemerintah cancer.org mengungkap senyawa Cannabinoids mampu membunuh sel Kanker dan memblokir sejumlah pembuluh darah yang dibutuhkan Tumor untuk tumbuh. Cannabinoids antara lain efektif mengobati penyakit kanker usus, kanker payudara dan kanker hati
Foto: Imago/Science Photo Library
Redam Efek Kemoterapi
Berbagai studi mengungkap ganja sangat efektif meredakan dampak samping kemoterapi, yakni rasa mual, muntah dan hilang nafsu makan. Badan Pengawas Obat AS, FDA, sejak beberapa tahun telah mengizinkan terapi obat-obatan berbasis Cannabinoid untuk pasien kanker yang menjalani Kemoterapi.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Meredakan Penyakit Autoimun
Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh manusia membunuh sel-sel sehat ketibang memerangi penyakit. Hasilnya organ tubuh sering diserang radang. Tahun 2014 silam peneliti dari University of South Carolina menemukan senyawa THC di dalam ganja mampu mengubah molekul dalam DNA yang bertanggungjawab mempercepat proses peradangan. Sejak saat itu Cannabis digunakan untuk merawat pasien Autoimun.
Foto: bzga
Melindungi Otak
Peneliti dari University of Nottingham berhasil membuktikan bahwa ganja mampu melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan serangan stroke. Studi tersebut menyebut ganja membatasi area di dalam otak yang terkena dampak stroke. Kendati belum diuji klinis, temuan tersebut memperkuat teori lain bahwa mariyuana juga mampu meminimalisir kerusakan akibat trauma atau geger otak.
Foto: Colourbox
Menghambat Sklerosis Ganda
Sklerosis Ganda adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang merusak lapisan lemak pelindung saraf manusia. Akibatnya saraf mengeras dan menyebabkan kejang-kejang yang memicu rasa sakit luar biasa. Sebuah studi yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal tahun lalu menyebut Cannabis dapat meringankan gejala kejang pada pasien Sklerosis Ganda.
Foto: picture-alliance/dpa
Meringankan Rasa Sakit
Sebagian penderita Diabetes mengalami kerusakan saraf di bagian kaki dan tangan. Gejalanya adalah rasa terbakar di bagian tubuh tersebut. Belum lama ini peneliti University of California menemukan Cannabis efektif meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Namun hingga kini Badan Pengawasan Obat AS, FDA, belum memberikan lampu hijau buat terapi ganja untuk pasien Diabetes
Meringankan Efek Samping Hepatitis C
Serupa obat Kanker, terapi obat buat meredam Hepatitis C picu efek samping seperti lelah, mual, otot pegal, kehilangan nafsu makan dan depresi. Namun studi yang diterbitkan di European Journal of Gastroenterology and Hepatology, mengungkap lebih dari 86% pasien mampu menuntaskan terapi Hepatitis C dengan mengkonsumsi ganja. Cannabis diyakini mampu meredam efek samping terapi Hepatitis C
Foto: Novartis Vaccine
10 foto1 | 10
Penghapusan stigma ganja
Menteri Kesehatan Anutin sebelumnya adalah seorang konglomerat di bidang konstruksi. Ia dilantik menjadi menteri setelah partainya yaitu Partai Bhumjaithai memenangkan posisi mayoritas di parlemen. Partai ini menggunakan kampanye yang mendukung penggunaan ganja dalam pemilihan tahun lalu dan menjanjikan keuntungan ekonomi bagi konstituen mereka di pedesaan.
Dia menambahkan bahwa di Thailand, ganja tidak lagi memiliki stigma. "Jika kita berbicara tentang ekstraksi ganja, saya merasa orang-orang memandangnya lebih sebagai obat daripada narkotika," ujar Anutin.
Penelitian medis menunjukkan bahwa minyak ganja dapat membantu meringankan rasa sakit pada pasien yang menderita kondisi seperti multiple sclerosis dan epilepsi. Namun belum diketahui pengaruhnya terhadap penyakit serius lainnya termasuk berbagai bentuk kanker.
Thailand masih tetap menyatakan bahwa penggunaan dan perdagangan ganja untuk keperluan rekreasional sebagai ilegal dan siapa yang tertangkap bisa dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara.