1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Koalisi Besar Pasca Pemilihan Presiden di Italia?

Kirstin Hausen22 April 2013

Setelah pemilihan umum yang menegangkan ibaratnya kisah kriminal, tanda-tanda terbentuknya koalisi besar di Italia makin jelas.

epa03670352 (FILES) A file picture dated 24 March 2013 shows Italian President, Giorgio Napolitano, attending a ceremony marking the 69th anniversary of the Fosse Ardeatine massacre in Rome, Italy. Italy's octogenarian president, Giorgio Napolitano, was re-elected 20 April 2013 for a second term, after he heeded requests from political leaders who had this week repeatedly failed to reach agreement on electing a new head of state. Napolitano's re-election came in the sixth round of voting in parliament. Out of 1,007 national and regional lawmakers, only the protest Five Star Movement (M5S), the leftists Left Freedom and Ecology party and the right-wing Brothers of Italy refused to endorse him. EPA/ANGELO CARCONI *** Local Caption *** 50766672
Presiden Italia Giorgio NapolitanoFoto: picture-alliance/dpa

"Tutti a casa" atau Pulang Semua ke Rumah, seruan demonstran di depan parlemen di Roma dengan mengepalkan tangan. Banyak warga muda, keluarga, semua simpatisan yang marah, pemilih dan anggota Gerakan Bintang Lima dari mantan komedian Beppe Grillo. Juga pendukung partai Partito Democratico PD meluapkan kemarahannya di lapangan dekat gedung parlemen. "Pengkhianat" julukan mereka untuk Pierluigi Bersani, yang mundur dari jabatan sekretaris partai. Ia mengkhianati keinginan pemilih untuk perubahan, kata Pino Crasto dan mengatakan, pada pemilu mendatang akan memberi suaranya untuk Beppe Grillo.

Protes pendukung Gerakan Lima Bintang "PD dijual ke Berlusconi" (20/4/2013)Foto: AFP/Getty Images

Mantan Komedian Grillo dan Silvio Berlusconi yang berhasil memecah kubu kiri, adalah pemenang pemilu Italia untuk jabatan presiden. Gerakan Bintang Lima dalam 6 putaran pemilu memberikan suara untuk Profesor Hukum Stefano Rodota. Berbeda dengan anggota parlemen PD. Banyak yang menolak mengikuti pemimpin partainya, sehingga calon-calonnya gagal. PD tidak ada lagi, demikian disampaikan sejumlah anggota parlemen setelah mundurnya kandidat mantan PM Romano Prodi. Terakhir Bersani bersama Monti dan Berlusconi harus menyepakati pemilihan kembali Giorgio Napolitano (87) untuk bisa mengajukan kandidat.

"Ini memalukan, gambaran lelucon apa yang kami berikan kepada Eropa, tidak masuk akal." Kritik Giuseppe Paglia, yang selama 20 tahun menjalankan politik komunal untuk kubu kiri di Lombardey dan kini memasang stiker Gerakan Bintang Lima pada jaketnya. Ia menilai baik, dimana "generasi di bawah 40" aktif secara politis. "Orang-orang ingin perubahan, pembaharuan. Tapi apa yang dilakukan politisi? Tampakkah itu seperti pembaharuan? PD seharusnya sudah dari dulu mengganti jajaran pimpinannya."

Matteo RenziFoto: picture-alliance/dpa

PD Cari Pimpinan Baru

Yang dimaksud adalah Matteo Renzi, walikota muda Florenz yang berambisi menjadi pimpinan partai dan sejak berbulan-bulan terlibat sengketa internal partai dengan Pierluigi Bersani. Kini Renzi diperlakukan sebagai putra mahkota. Giuseppe Paglia setuju benar. "Renzi akan menggilas tokoh-tokoh tua dalam partai dan ia benar. Orang-orang yang sudah duduk 30 tahun di sana." Yang dimaksud di sana adalah bangungan pemerintahan "Palazzo." Sementara ekonomi Italia makin merosot, yang mana pada tiga bulan pertama tahun ini saja lebih dari 4000 perusahaan pailit dan daya beli warga dalam satu tahun merosot lima persen, para politisi bertindak seperti orang tidak berdaya. "Kami kasihan. Saya melihat bagaimana buruknya kondisi orang-orang, betapa banyak lapangan kerja yang hilang." Demikian dikatakan Annarita Pece, pemilik kios di sebuah pusat perbelanjaan di utara Milan.

Dipaksa untuk Masa Jabatan Kedua?

Napolitano tidak berambisi untuk masa jabatan kedua, itu ditekankannya berulang kali. Ia akhirnya tidak dapat menarik diri dari tanggung jawab, karena tampaknya hanya dengan cara itu akan terbuka jalan untuk pembentukan pemerintahan. Napolitano sebelum pencalonannya oleh Bersani, Monti dan Berlusconi memberikan jaminan bahwa mereka akan membentuk koalisi, demikian tulisan harian-harian Italia. Ini memicu kemarahan, karena Bersani setelah kemenangan pemilunya tanpa mayoritas pemerintah mengumumkan, tidak akan menerima partai Berlusconi PDL dalam pemerintahan. Tapi tanpa Berlusconi tidak mungkin, karena anggota parlemen Gerakan Bintang Lima setelah kata tidak dari pimpinan PD untuk kandidatnya Stefano Rodota, makin yakin untuk duduk di oposisi.

Silvio Berlusconi berikan suara di Parlemen Roma saat pemilihan presidenFoto: privat
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait