SPD, Partai Hijau, FDP Tanda Tangani Perjanjian Koalisi
7 Desember 2021
Program pemerintah koalisi tiga partai, SPD, Partai Hijau, dan FDP, resmi ditandatangani. Masalah upah minimum, sewa rumah, dan energi regeneratif termasuk poin yang jadi perhatian pemerintah baru.
Iklan
Perjanjian koalisi antara Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan Partai FDP yang ramah bisnis di Jerman telah resmi ditandatangani pada Selasa (07/12). Sebagai bagian dari seremonial singkat ini, masing-masing lima perwakilan dari SPD dan Partai Hijau, serta tiga orang dari FDP bertemu di Gedung Futurium, pusat pameran di Berlin yang sering menampilkan tema-tema pembentukan masa depan.
"Ini akan menjadi pagi hari saat kita beratolak..," ujar kanselir baru yang akan ilantik hari Rabu besok, Olaf Scholz.
Perjuangan menghadapi krisis akibat wabah corona masih akan membutuhkan perhatian penuh dari koalisi baru pemerintahan federal Jerman. Pemimpin Partai FDP Christian Lindner mengatakan: "Sekarang saatnya untuk bertindak."
Olaf Scholz, Ketua Partai Hijau Robert Habeck, dan Lindner kemudian menggelar konferensi pers untuk menjawab pertanyaan dari awak media. Robert Habeck tidak hanya akan menjabat sebagai Menteri Urusan Ekonomi dan Perlindungan Iklim di pemerintahan yang baru, tetapi juga sebagai Wakil Kanselir. Sementara Lindner mengambil alih posisi Menteri Keuangan.
Partai Hijau sebagai partai koalisi yang terkahir menyetujui perjanjian koalisi setebal 177 halaman pada hari Senin (06/12) dalam sebuah pemungutan suara secara digital di antara anggota partai. SPD dan FPD sebelumnya sudah menyetujui perjanjian koalisi dalam kongres istimewa masing-masing partai. Pemerintah baru, yang sering disebut dengan koalisi lampu lalu lintas karena warna partai mereka, bertekad menjadi "aliansi untuk kebebasan, keadilan dan keberlanjutan."
Wajah Baru Parlemen Jerman
Bundestag gelar sidang pertama parlemen dengan komposisi baru pada Selasa (26/10), sebulan setelah pemilihan umum parlemen. DW berkesempatan meliput wajah baru pengisi parlemen Jerman itu.
Foto: Markus Schreiber/AP/picture alliance
Parlemen yang lebih muda
Seluruhnya ada 736 anggota Bundestag dan parlemen baru Jerman itu secara signifikan lebih muda dari parlemen sebelumnya. Anggota termuda, Emilia Fester, 23 tahun berasal dari Partai Hijau. Secara keseluruhan, usia rata-rata anggota parlemen turun dan 47 anggota parlemen baru, berusia di bawah 30 tahun.
Foto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance
Anggota parlemen rata-rata
“Anggota parlemen rata-rata” demikian julukan bagi posisi Michael Brand, dari Partai Uni Kristen Demokrat CDU. Usianya 47 tahun, yang kini menjadi usia rata-rata anggota parlemen baru. Lulusan jurusan politik dan ilmu hukum terwakili melebihi proporsi di Bundestag. Juga nama Michael merupakan nama paling umum di Parlemen Jerman.
Foto: HMB Media/Mueller/picture alliance
Anggota Tertua
Anggota tertua dalam parlemen baru adalah Alexander Gauland (80) dari Partai Alternatif Jerman yang berhaluan ekstrem kanan. Tradisi sebelumnya, anggota berusia tertua yang membuka sidang perdana. Tapi kini anggota dengan masa pengabdian terpanjang yang membuka sidang pertama parlemen baru, yakni Wolfgang Schäuble dari partai Uni Kristen Demokrat.
Foto: Christoph Hardt/Geisler-Fotopress/picture alliance
Penguatan keterwakilan perempuan
Bundestag bukan hanya lebih muda tapi juga lebih feminim. Jumlah anggota parlemen perempuan meningkat 4%. Penyumbang terbesar dari Partai Kiri dan Partai Hijau. Fenomena sangat lambat untuk kesetaraan gender. Politisi dari Partai Hijau, Tessa Gansere (44, kiri) dan Nyke Slawik (27, kanan) adalah transgender pertama dalam Bundestag. “Cerita kesuksesan kami akan mendunia,” cuitan Slawik.
Sejarah baru kelompok imigran
Juga asal-usul anggota parlemen baru amat beragam. 83 anggota Bundestag berlatar belakang migran, terutama dari Partai Kiri dan Sosial Demokrat. Rasha Nasr (29 tahun) dari Partai Sosial Demokrat punya catatan khusus. Lahir di Dresden setelah orang tuanya hengkang dari Suriah untuk hidup baru di Jerman Timur. Ia sekarang mewakili negara bagian Sachsen.
Foto: SPD
Perwakilan Afro-Jerman
Armand Zorn, salah satu anggota Bundestag dari komunitas Afro-Jerman yang berasal dari Partai Sosial Demokrat ini kelahiran Kamerun dan tiba di Jerman saat usia 12 tahun. Ia memenangkan pemilihan kursi konstituen langsung. “Itu menunjukkan bahwa kita beragam. Bukan masalah dari mana kita datang, namun ke mana tujuan kita,” jelasnya.
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture-alliance
Terbanyak dari kalangan akademisi
Mayoritas anggota Bundestag berlatar pendidikan kampus. Sangat sedikit yang berasal dari pendidikan kejuruan. Gülistan Yüksel (59 tahun) dari Partai Sosial Demokrat merupakan salah satu dari kelompok minoritas ini. Tiba di Jerman awal 70-an dari Turki, dia lulusan kejuruan asisten farmasi. Terpilih pertama kali jadi anggota parlemen pada tahun 2013.
Foto: Jens Krick/Flashpic/picture alliance
Berlatar belakang pebisnis
UMKM di Jerman kurang terwakilkan di parlemen Jerman, hanya ada 51 anggota di Bundestag berasal dari kalangan bisnis. Kebanyakan dari Partai Liberal Demokrat yang dikenal ramah pebisnis. Kritine Lütke (38 tahun) salah satunya, yang merupakan pengelola panti jompo milik orang tuanya.
Foto: FDP/Heidrun Hoenninger
Kurangnya ahli Kesehatan
Pandemi menegaskan pentingnya sektor kesehatan juga di parlemen. Namun Bundestag masih saja kekurangan perwakilan dokter. Hanya ada beberapa dokter dan tenaga Kesehatan yang terpilih jadi anggota parlemen. Stephan Pilsinger (34, tahun di foto) merupakan salah satunya. Dokter praktik ini terpilih sebagai perwakilan dari partai Uni Kristen Sosial. (mh/as)
Dalam kesepakatan yang telah dirundingkan selama berminggu-minggu tersebut, koalisi partai antara lain menjanjikan upaya besar dalam hal perlindungan iklim dan restrukturisasi industri. Pada saat yang sama, ada juga rencana perbaikan jaminan untuk mereka yang menerima upah rendah, penyewa rumah dan para keluarga.
Di tingkat federal, misalnya, upah minimum akan naik dari yang saat ini 9,60 euro (sekitar Rp155 ribu) per jamnya menjadi 12 euro (sekitar Rp194 ribu) per jam. Pengangguran jangka panjang direncanakan akan menerima apa yang dikenal sebagai Bürgergeld bukan lagi Hartz IV.
Koalisi ini juga menargetkan akan ada pembangunan 400.000 apartemen baru setiap tahunnya dan perpanjangan penahanan laju kenaikan harga sewa tempat tinggal untuk persewaan baru. Dalam memerangi krisis iklim, SPD, Partai Hijau, dan FDP menetapkan target bahwa sekitar 80% pasokan listrik di Jerman pada tahun 2030 akan diproduksi dari sumber energi terbarukan. Angkutan umum lokal juga akan diperkuat.
Pengurangan utang yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar juga akan kembali dipatuhi mulai tahun 2023. Usia minimum untuk berpartisipasi dalam pemilihan federal akan dikurangi dari 18 menjadi 16 tahun. Selain itu, larangan kontroversial atas iklan aborsi akan dihapuskan. Para dokter nantinya diharapkan akan bisa memberikan informasi publik tentang aborsi tanpa berisiko dituntut.