1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Koalisi Lanjutkan Serangan Udara ke Libya

20 Maret 2011

Militer Libya mengumumkan pemberlakuan segera gencatan senjata sebagai reaksi serangan intensif Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Internasional menyatakan berhasil pemberlakuan zona larangan terbang terhadap Libya.

Anggota kelompok perlawanan Libya mengawasi pesawat tempur internasional dengan teropong.
Anggota kelompok perlawanan Libya mengawasi pesawat tempur internasional dengan teropong.Foto: AP

Angkatan bersenjata Libya hari Minggu (20/03) mengumumkan pemberlakuan segera gencatan senjata dalam menanggapi serangan udara internasional yang memasuki hari kedua. Jurubicara militer Libya dalam jumpa pers yang disiarkan televisi pemerintah mengatakan bahwa semua unit diperintahkan untuk mematuhi gencatan senjata.

"Militer Libya memerintahkan kepada seluruh unit melaksanakan gencatan senjata mulai jam sembilan malam ini," demikian dikatakannya. Ia menambahkan bahwa keputusan gencatan senjata berhubungan dengan seruan Uni Afrika agar Libya menghentikan operasi militernya.

Zona Larangan Terbang Dinyatakan Berhasil

Pendukung Gaddafi memprotes keputusan zona larangan terbang di Libya.Foto: AP

Sebelumnya hari Minggu (20/03), kepala staf gabungan militer dari Amerika Serikat Michael Mullen menyatakan keberhasilan bagian pertama operasi internasional memberlakukan zona larangan terbang di Libya. Disebutkannya, serangan pemerintah terhadap kota Benghazi juga dihentikan.

Nada sama juga datang dari jurubicara Kementerian Pertahanan Inggris, John Lorrimer.

"Pesawat tempur Tornado yang berangkat tadi malam menyelesaikan misi pemboman terpanjang sejak Perang Falkland 1982. Mereka siap siaga dan kemungkinan akan ditugaskan lagi. Pesawat Typhoon diperintahkan untuk bergerak dan siap berangkat, serta membantu pelaksanaan zona larangan terbang, jika diperlukan," ungkapnya.

Pernyataan Inggris dikeluarkan setelah Amerika Serikat bersama Perancis dan Inggris melancarkan serangan intensif terhadap angkatan udara Libya, Sabtu dan Minggu. Presiden AS Barack Obama mengatakan volume kekuatan militer yang digunakan sebagai terbatas dan menyatakan tidak berencana mengirimkan pasukan darat ke Libya.

Keputusan untuk memulai aksi militer dipicu aksi Gaddafi menyerang bertubi-tubi Benghazi yang dikuasai kelompok perlawanan. Gaddafi melanggar gencatan senjata yang dijanjikannya dan pemberlakuan zona larangan terbang berdasarkan mandat PBB.

Liga Arab Mengritik Serangan Militer Internasional

Tidak semua negara mendukung serangan udara internasional terhadap Libya. Liga Arab yang mendukung zona larangan terbang dan dukungannya diperlukan negara Barat, mengritik serangan militer yang dilancarkan internasional.

Pemimpin Liga Arab Amr Moussa mengatakan, "Kami meminta Dewan Keamanan memberlakukan zona larangan terbang guna melindungi warga sipil dan memperluas wilayah aman bagi warga sipil. Tapi perkembangan militer yang terjadi hari ini, saya belum mendapat laporannya."

Ia menambahkan, Liga Arab menuntut perlindungan bagi warga sipil dan bukannya menembaki warga sipil.

Korban Tewas di Benghazi Bertambah

Hari Minggu (20/03) dilaporkan sedikitnya 94 orang tewas di Benghazi dalam serangan dua hari terakhir ini. Setidaknya 24 jenazah pejuang dan warga sipil hangus terbakar hingga sulit diidentifikasi, demikian dilaporkan kantor berita Reuters. Sementara itu pertempuran di Misrata berlanjut. Dilaporkan, kendaraan lapis baja memasuki pusat kota dan sejumlah kapal mengepung pelabuhan, guna mencegah kedatangan kapal barang bantuan.

Luky Setyarini/dpa/rtr/ap/afp
Editor: Paramita

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait