Kolom Abu Setinggi 6 Km, Maskapai Diminta Waspadai Soputan
3 Oktober 2018
Gunung Soputan memuntahkan abu panas hanya beberapa hari setelah gempa bumi dan tsunami melanda Sulawesi Tengah. Sejauh ini PVMBG hanya akan memantau aktivitas gunung dan melarang warga beraktivitas di dalam radius 4km.
Iklan
Gunung Soputan yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara meletus pada Rabu, ( 3/10).
Pos Pengamatan Gunung Soputan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 6.800 meter di atas permukaan laut. Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit.
Hujan abu vulkanik diperkirakann jatuh di daerah di barat laut Gunung Soputan. Akibat ketinggian kolom abu, PVMBG menerbitkan status VONA merah untuk aktivitas penerbangan. Artinya pemerintah dan maskapai diminta mewaspadai perkembangan erupsi.
Hingga kini bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado tetap beroperasi normal. Posisi bandara berada di Tenggara dari Gunung Soputan. "Kalau misalnya kolom abu dianggap mengganggu, maskapai bisa mengalihkan jalur penerbangan," kata Kasubdit Mitigasi Gunung Api PVMBG wilayah timur Defi Kamil kepada DW.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Sulawesi Utara saat ini hanya melakukan pemantauan. Sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat letusan gunung Soputan. Untuk mengantisipasi letusan lanjutan BPBD membagikan masker kepada penduduk setempat.
Saat ini Gunung Soputan berada pada Status Level III atau siaga. Masyarakat diminta agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak. "Karena zona tersebut berpotensi terlanda oleh erupsi," kata Defi.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi. PVMBG mengkhawatirkan, material erupsi bisa terbawa oleh air, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan.
Letusan gunung Soputan sempat diperkirakan oleh PVMBG. Beberapa jam sebelumnya lembaga vulkanologi itu memberikan peringatan meningkatnya „potensi erupsi pada Soputan." Namun demikian PVMBG juga menepis dugaan erupsi dipicu oleh gempa bumi.
Kepala Mitigasi Gunung Api untuk Timur Indonesia di PVMBG, Defi Kamil, menegaskan erupsi Soputan tidak berkaitan dengan bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah. Karena menurutnya "peningkatan kegempaan di gunung Soputan sudah terjadi sejak bulan Juli dan Agustus."
Soputan dikenal sebagai salah satu gunung api teraktif di Sulawesi. Tercatat gunung setinggi 1.784 mdpl ini meletus dalam rentang waktu beberapa tahun sekali. Sebelumnya Soputan pernah aktif pada 2016, ketika memuntahkan abu vulkanik ke ketinggian 2.000 meter dan pada 2015, saat sebagian kubah lava runtuh dan memicu longsor di punggung barat.
Sejak tahun 2000, Soputan sudah meletus sebanyak lebih dari 15 kali.
rzn/hp
Gunung Api Paling Aktif dan Berbahaya
Di seluruh dunia terdapat sedikitnya 1500 gunung api, 600 diantaranya tercatat aktif dan pernah meletus dalam 10.000 tahun terakhir. Inilah gunung api paling aktif dan berbahaya sedunia, beberapa ada di Indonesia.
Foto: Getty Images/G. B. Lewis
Merapi, Indonesia
Ancaman bahaya sebuah gunung berapi, lebih banyak diukur dengan berapa banyak populasi yang hidup di sekitarnya. Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia, dan erupsi dalam siklus lima sampai 10 tahunan. Jumlah populasi yang ada dalam radius 30 km dari kawah, sekitar 4,3 juta orang. Tipe letusan amat eksplosif dibarengi longsoran awan panas yang disebut "wedhus gembel".
Foto: picture-alliance/dpa
Mayon, Filipina
Gunung api di pulau Luzon ini kembali muntahkan lava awal tahun 2018. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1,2 juta orang. Tipe letusan eksplosif. Erupsi paling dahsyat terjadi 1814 yang menewaskan 1.200 orang.
Foto: Getty Images/AFP/S. Sayat
Etna, Italia
Gunung api Etna di Sisilia, Italia adalah gunung api paling aktif di Eropa dan kedua paling aktif di dunia setelah Kilauae di Hawaii. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1 juta orang. Gunung api ini terus aktif sejak 2014. Letusan paling mematikan terjadi 1669 yang menewaskan 20.000 orang.
Foto: picture alliance/AA/S. Allegra
Gunung Agung, Indonesia
Gunung api tertinggi di pulau Bali ini kembali aktif muntahkan abu dan lava panas akhir 2017. Akibat erupsi, penerbangan terganggu dan pariwisata anjlok. Jumlah populasi pada radius 30 km sekitar 1 juta orang. Letusan paling dahsyat dan mematikan terjadi tahun 1963 hingga 1964, yang menewaskan 1500 orang. Korban kebanyakan meninggal akibat tertimpa longsoran piroklastik panas.
Foto: Getty Images/A. Tambunan
Nyiragongo, Republik Demokratik Kongo
Dijuluki gunung api paling indah di Afrika, dengan danau lava di puncaknya berisi 3 juta meter kubik lava cair. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1 juta orang. Saat meletus tahun 2002 aliran lava menimbun hampir seluruh kota Goma dan menewaskan 145 orang. Kebanyakan akibat keracunan karbon dioksida dan tertimpa bangunan runtuh.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/Ugarte
Sakurajima, Jepang
Gunung api Sakurajima di Kagoshima tergolong gunung api paling aktif di Jepang. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 900.000 orang. Gunung api ini terus aktif sejak tahun 1955. Letusannya bertipe eksplosif dan erupsi pada 1914 menewaskan 58 orang.
Foto: Reuters/Kyodo
Krakatau, Indonesia
Gunung api Krakatau yang meletus dahsyat tahun 1883 dan menewaskan lebih 36.000 orang akibat tsunami, kini tersisa sebagai gunung Anak Krakatau. Gunung api ini terus aktif dan diwaspadai, karena yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil puncaknya. Sebagian besar gunung Anak Krakatau berada di bawah laut Selat Sunda antara Jawa dan Sumatra.
Foto: AP
Kilauea, Amerika Serikat
Gunung api Kilauea di Hawaii Amerika Serikat, adalah yang paling aktif di dunia. Namun jenis letusan yang berupa lelehan lava mengalir, menjadikan gunung api ini sebagai obyek penelitian menarik serta obyek wisata erupsi gunung api.
Foto: Getty Images/T. Sasaki
Eyjafjallajökull, Islandia
Gunung api Eyjafjallajökull di Islandia bangun dan batuk-batuk pada 2010. Lontaran abu vulkanik letusan sub-glasial ini membuat penerbangan di Eropa lumpuh. Namun dalam radius 30 km nyaris tidak ada penduduk yang tinggal.
Foto: picture-alliance/bt3/ZUMApress
Pacaya, Guatemala
Gunung api Pacaya di Gutaemala meletus tahun 2016 dan jadi tontonan warga. Jumlah populasi dalam radius 30 km mencapai 2,4 juta orang. Tapi tipe letusan berupa aliran lava dan kadang semburan lava tidak dianggap ancaman. Ed:Zulfikar Abbany (as/vlz)