6 Juni 2018, Alexander Gerst terbang lagi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS. Selama enam bulan ia akan berada di luar angkasa. Tiga bulan diantaranya, dia akan menjadi komandan dari Jerman pertama di ISS.
Iklan
Misi Horizon adalah misi kedua Alexander Gerst di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Perjalanan ke ISS ditempuh dengan menggunakan wahana antariksa Soyuz MS-09. Komandan penerbangan tersebut adalah kosmonot Rusia Sergey Prokopyev, ko-pilotnya adalah astronot Jerman Alexander Gerst. Kru ketiga adalah astronot perempuan AS Serena Auñón-Chancellor. Selama dua tahun kru pesawat luar angkasa berlatih secara intensif untuk misi ini.
Misi Horizon akan berjalan hingga akhir Oktober 2018. Pada paruh kedua misi, komando akan diambil alih oleh Gerst. Ini berarti ia akan menjadi astronot Jerman pertama yang menjadi komandan ISS dan komandan ISS asal Eropa yang kedua. Tapi ini tidak berarti di tiga bulan pertamanya, Gerst tidak banyak kerjaan. Ada puluhan eksperimen yang harus ia kerjakan di ISS.
Keindahan Bumi Lewat Jepretan Astronot
Astronot Jerman, Alexander Gerst, berbulan-bulan lamanya mempelajari permukaan bumi. Berikut hasil jepretannya Yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Foto: ESA/NASA
Fenomena Magis
"Kata-kata tidak bisa menjelaskan perasaan ketika terbang di antara Aurora," kata Alexander Gerst soal pengalamannya bertugas di Stasiun Luar Angkasa. Aurora atau cahaya utara itu muncul ketika partikel bermuatan dari matahari menghantam medan magnet bumi.
Penduduk Florida mungkin masih terlelap ketika Gerst menjepret foto ini sesaat sebelum matahari terbit. Astronot yang juga pakar Geofisika itu banyak menghabiskan waktunya mempelajari struktur geografi di permukaan bumi.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
Kawah Raksasa
Foto yang diambil Gerst ini menampilkan kawah meteor Barringer di Arizona, Amerika Serikat. Kendati terlihat kecil dari ketinggian 330 kilometer, kawah ini membentang selebar 1186 meter.
Alexander Gerst tidak cuma membuat foto alam. Ia mengatakan foto udara yang memperlihatkan pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza ini adalah gambar paling menyedihkan yang pernah ia buat.
Foto: picture-alliance/dpa/ESA/NASA
Bukan cuma buat Bersenang-senang
Hasil jepretan Alexander Gerst memiliki tujuan ilmiah yang penting. Gambar lembah di Afrika Utara ini bisa dibandingkan dengan foto lama dengan motiv serupa. Foto tersebut membantu ilmuwan menentukan derajad perubahan pada permukaan bumi, entah itu oleh alam atau manusia.
Kelangkaan air di banyak kawasan di Bumi terlihat jelas dari luar angkasa. Gambar ini misalnya menampilkan sistem irigasi di kawasan kering Meksiko. Sebagian eksperimen yang dijalankan Gerst berhubungan dengan pasokan makanan dan tubuh manusia. Sang astronot antara lain membudidayakan salad di ISS dan mengujicoba vaksin.
Foto: ESA/NASA
Karya Seni Alam
Beberapa foto terlihat seperti karya seniman ternama. Gambar ini menampilkan sebuah sungai di Kazakhstan. Sebuah anak sungai yang sudah mengering juga bisa dilihat pada gambar.
Foto: ESA/NASA
Asal Pasir
Gurun Sahara sering disebut tak berbatas. Namun hasil jepretan dari luar angkasa menunjukkan, bahkan pasir pun bermula dari satu tempat.
Foto: ESA/NASA
Nyala Atmosfer
Sebuah fenomena yang sangat spesial yang buat sebagian besar penduduk Bumi langka dilihat. Alexander Gerst tergolong beruntung bisa memotret Aurora Boriealis alias cahaya utara, kendati ia menjepret dari tempat yang paling istimewa, yakni ISS.
Foto: ESA/NASA
10 foto1 | 10
35 eksperimen berasal dari universitas-universitas Jerman dan lembaga penelitian, seperti Pusat Penerbangan dan Antariksa Jerman (DLR). Eksperimen diharapkan bisa menjawab pertanyaan dari bidang biologi dan kedokteran. Selain itu, Gerst dan rekan-rekannya akan membuat semacam program pendidikan bagi anak-anak dan remaja.
Yang baru dari misi ini adalah Cimon. Robot terbang yang bisa bicara, melakukan perintah, memainkan video dan audio. Robot ini bobotnya lima kilogram dan bentuknya bulat supaya tidak bisa merusak sekitarnya. Cimon bisa bergerak bebas sendiri dengan kecepatan 0,36 meter per detik.
Soyuz membutuhkan waktu dua hari hingga tiba di ISS. Ini bukan penerbangan ke luar angkasa yang pertama bagi Gerst. Akhir Mei hingga November 2014, ahli geofisika ini untuk pertama kalinya berada di ISS selama 165 hari. Dulu sebagai insinyur wahana antariksa dari misi "Blue Dot".
Fabian Schmidt (vlz/hp)
Hidup di Ruang Angkasa
Sudah lebih dari tiga bulan, astronot Alexander Gerst tinggal di stasiun ruang angkasa ISS. Sejak saat itu, ia menunjukkan kehidupan barunya di ruang angkasa bagi yang penasaran dengan kehidupannya.
Foto: ESA/NASA
6 bulan - 160 eksperimen
Banyak area yang belum dieksplorasi. Selama menempuh misinya, Gerst akan membantu untuk mengamati perubahannya. Sebelum memulai perjalanannya, ia sudah melakukan lebih dari 160 percobaan. 25 percobaan itu diselenggarakan bersama-sama dengan industri Jerman, termasuk Fakultas Olahraga di Universitas Köln, Jerman dan Berlin Charite.
Foto: ESA/NASA
Mempelajari dunia dari atas
Sebagai seorang ahli geofisika dan gunung berapi, Alexander Gerst memahami bumi dengan baik. Sejak 28 Mei lalu, ia dapat mengeksplorasi dan mempelajari lebih dalam bumi dari atas ketinggian. Di ketinggian hampir 400 kilometer, ia memfoto secara teratur fenomena alam, seperti terlihat di sini, foto dari atas Atlantik Utara.
Foto: ESA/NASA
Olahraga di ruang angkasa
Untuk semua anggota awak ruang angkasa, berolahraga adalah program wajib setiap harinya. Ini penting, agar gerakan kaki dan sistem otot mereka cepat pulih kembali, setelah dalam keadaan tanpa bobot. Dari program olahraga ini, Gerst juga dapat melakukan banyak tes medis yang akan membantu para peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang tubuh kita.
Foto: ESA/NASA
Melayani dunia pengetahuan
Selama perjalanannya melalui alam semesta, Alexander Gerst harus mengambil sampel darahnya secara teratur. Sampel darah ini dikirim ke bumi, lalu dianalisa di laboratorium. "Ini pengorbanan saya demi penelitian," katanya sambil bercanda.
Foto: ESA/NASA
Piala Dunia, juga di alam semesta
Meskipun jadwal di ISS ketat, Alexander Gerst tidak mau ketinggalan menyaksikan final Piala Dunia melalui transmisi satelit. Dengan bangga, ia mengenakan jersey saat final Piala Dunia berlangsung di bumi dan bersorak atas kemenangan timnas-nya. Kegembiraannya begitu tim nasional Jerman menang langsung terpampang secara online.
Foto: ESA/NASA
Membawa misi
Dengan gambar-gambar ini, Gerst bukan ingin menunjukkan betapa indahnya pemandangan dari ISS. Dia lebih ingin mempertajam kesadaran kita akan keindahan dan keunikan planet Bumi -dan- menggugah kepekaan kita untuk mengantisipasi ancaman dan masalah. Oleh karena itu, misi pendidikan yang dilakukan awak antariksa selama misi mereka sangat penting.
Foto: ESA/NASA
Laporan langsung dari luar angkasa
Dan ... pesannya dibawa dari sangat jauh. Alexander Gerst mengambil waktu untuk mendidik orang-orang di bumi tentang pekerjaannya di ruang angkasa. Dalam beberapa bulan terakhir, melalui satelit transmisi ia bertatap muka dengan para siswa di dua sekolah. Selain itu, ia selalu mengirim video singkat untuk menunjukkan kehidupan dan kondisi kerja di ISS.
Foto: ESA/NASA
Setiap orang punya tugas
Selain percobaan ilmiah dan pemeliharaan stasiun ruang angkasa yang sudah dijadwalkan, kru antariksa memiliki wilayah tanggung jawab masing-masing. Alexander Gerst bertanggung jawab atas sistem pemeliharaan dan pengolahan air serta peralatan olahraga. Ia juga bertanggungjawab atas ruang tinggal kru. Dan mereka harus bersama-sama membersihkan ISS, setiap hari Sabtu.
Foto: ESA/NASA
Foto-foto menarik dari bumi kita
Betapa indahnya planet kita, jika kita melihatnya dari sudut yang berbeda. Alexander Gerst menunjukkan itu hampir setiap harinya melalui Twitter. Termasuk, misalnya, gurun Sahara (digambarkan di sini) atau peristiwa alam yang spektakuler lainnya ...
Foto: ESA/NASA
Citra menarik lainnya
Seperti juga ... warna cahaya utara di Greenland. Masih dua bulan lagi Alexander Gerst akan berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Cukup waktu harus mengelilingi planet bumi berkali-kali dan memahami sifat bumi.