1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komisaris Tinggi HAM PBB mengundurkan diri

5 Maret 2008

Tak ada pemerintahan yang suka mendengar kritik, terutama bila terkait dengan pelanggaran HAM. Menghadapi hujan kritik dari a.l. Amerika Serikat, Komisaris Tinggi HAM PBB, Louise Arbour mengundurkan diri.

Komisaris Tinggi HAM PBB, Louise ArbourFoto: AP

Keputusan Komisaris Tinggi HAM PBB, Louise Arbour untuk meletakan jabatannya akhir Juni mendatang, sudah diterima oleh Sekjen PBB, Ban Ki Moon. Secara resmi Arbour akan mengumumkan pengundurannya pada hari Jum'at mendatang dalam ceramahnya kepada Dewan HAM PBB.

Hari Senin lalu, badan tertinggi HAM di PBB ini memulai sesi regulernya di Jenewa. Saat pembukaan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon memperingatkan sejumlah pihak untuk menghentikan upaya pembatasan kinerja Dewan HAM PBB. Ia mengingatkan, Sidang Umum PBB sengaja membentuk badan-badan independen dengan mandat khusus agar dapat melindungi hak azasi manusia seluruh masyarakat di dunia.

Namun tak ada pemerintahan yang suka mendengar kritik yang ditujukan kepadanya. Oleh sebab itu, tak heran bila banyak juga negara yang mengritik aktivitas Dewan HAM PBB, maupun Komisaris yang memimpinnya.

Di tahun 1999 misalnya, ketika untuk pertama kalinya Mahkamah HAM PBB menggulirkan sidang terhadap bekas Presiden Slobodan Milosevich, pemerintah Yugoslawia menuding Louise Arbour sebagai boneka negara-negara Barat.

"Ini adalah manipulasi NATO yang tidak dapat diterima,Tribunal ini hanya perpanjangan tangan Washington dan Brüssel, sedangkan Louise Arbour tidak lebih dari boneka para panglima perang Barat"

Pada pembukaan sesi tetap di Jenewa kali ini, Mesir dan Pakistan yang mewakili kelompok Afrika serta ke 57 anggota Organisasi Konferensi Islam, IOC, di Dewan HAM PBB, mengajukan permintaan untuk membahas kinerja kantor Komisaris Tinggi HAM itu. Menteri Hukum Zimbabwe, Patrick Chinamasa mengatakan Arbour terlalu banyak campur tangan. Ia menolak sikap Dewan HAM yang seakan berhak mengeluarkan peraturan-peraturan mengenai Hak Azasi Manusia yang wajib dituruti. Kritik ini didukung oleh wakil dari Sri Lanka, yang menjadi anggota komisi pengawas yang memantau kinerja Dewan HAM.

Tapi kritik tidak saja dari negara-negara dunia ketiga. Presiden Amerika Serikat George W Bush juga sempat berang mendengar kritik dari Arbour mengenai kebijakan "perang melawan teror" yang dilancarkan negaranya. Selain itu Israel kerap menyampaikan protes terhadap kritik Arbour mengenai tindakan pelanggaran HAM di Timur Tengah.

Tidak semua melihat kinerja Komisaris Tinggi PBB Louise Arbour secara negatif. Kinerja mantan Hakim Mahkamah Agung Kanada dan Jaksa Agung PBB untuk kejahatan perang ini dipuji oleh berbagai negara Eropa.

Spanyol dan Swedia menilai kerja keras Arbour beserta timnya sebagai kunci suksesnya mandat PBB dalam Hak Azasi Manusia, sedangkan Jerman menyampaikan penghormatan atas pekerjaannya. Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menyatakan, bahwa ia sejak awal mendukung penuh kerja Komisaris Tinggi HAM ini yang telah berperan besar dalam mempromosikan nilai-nilai hak azasi manusia di dunia.(ek)