Kasus penggusuran warga di Kampung Pulo masih jadi sorotan media nasional dan ramai diperbicangkan di Facebook dan Twitter. Walikota Rotterdam tawarkan kerjasama untuk penanggulangan banjir.
Iklan
Langkah yang ditempuh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, mendapat kecaman luas di kalangan para pegiat Hak Asasi manusia (HAM).
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Manager Nasution malah menyebut langkah Ahok mengorbankan sedikit orang untuk kepentingan mayoritas sebagai "cacat nalar kemanusiaan".
"Tidak ada adagium satu orang dibunuh untuk menyelamatkan 10.000 atau bahkan 10 juta orang. Adagium seperti itu cacat nalar kemanusiaan. Itu hanya ada dalam kondisi perang," kata Manager Nasution dalam pernyataan yang dirilis hari Senin (24/08/15), seperti diberitakan oleh CNN Indonesia.
Seharusnya lebih transparan
Sementara Komisioner Komnas HAM lainnya, Muhammad Nurkhoiron di kantornya menjelaskan, pemerintahan provinsi DKI kurang transparan soal rencana tata kota.
"Tata kota DKI harusnya menjadi konsumsi publik dari awal sampai akhir, sehingga masing-masing orang yang terkena proyek mengetahui secara khusus, sehingga ada persiapan. Masyarakat harus dipahamkan kegunaannya apa," katanya di kantor Komnas HAM.
Banjir Jakarta
Banjir yang terjadi di ibukota Indonesia, Jakarta, berdampak pada kerugian mental dan material.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan ditutup
Jalan-jalan ditutup. Jakarta bagaikan lumpuh, setiap banjir tiba.
Foto: Getty Images/Afp/Bay Ismoy
Pinggiran kali
Yang paling mengenaskan adalah mereka yang tinggal di bantaran sungai .
Foto: Getty Images/Afp/Bay Ismoy
Transportasi sederhana
Warga putar otak untuk bisa dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain. Di antaranya dengan memanfaatakan berbagai hal untuk sarana transportasi.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Korban jiwa
Kebanjiran di Jakarta bukan hanya menelan kerugian secara material, namun juga telah menelan korban jiwa.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Benda tersisa
Dikelilingi air keruh, Seorang pria menjaga harta bendanya yang tersisa.
Foto: picture-alliance/dpa
Relawan
Saling tolong-menolong salam kesulitan. Peran para relawan sangat besar dalam kondisi seperti ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Bawa apa saja
Korban banjir membawa apa saja yang bisa dibawa atau diselamatkan. Mereka butuh uluran tangan.
Foto: picture-alliance/dpa
Perahu karet
Perahu karet jadi sarana transportasi yang sangat dibutuhkan ketika banjir menerjang.
Foto: picture-alliance/dpa
Anak-anak rentan
Anak-anak hidup dalam kondisi basah dan kotor. Penyakit pun mengancam.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com
9 foto1 | 9
Dia menambahkan, banyak warga tidak tahu apa yang direncanakan di lokasi tempat tinggal mereka, sehingga mereka harus digusur.
"Banyak warga yang tidak tahu ke depan tempat pengusuran itu mau diapain. Aspirasi warga yang tiap tahun kena banjir juga tidak diikutkan. Mereka malah dianggap menganggu, membuat banjir," tandasnya.
Walikota Rotterdam tawarkan kerjasama
Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb mengatakan, upaya penanggulangan banjir memerlukan kerjasama antara pemerintah dan warga. Rotterdam sudah punya pengalaman panjang 400 tahun dalam upaya mengantisipasi banjir. Dia menjelaskan, memang tidak mudah bagi pemerintah sebuah kota untuk menanggulangi bencana banjir dalam waktu singkat.
"Jadi, jika saya memberi saran, tidak hanya untuk Gubernur Jakarta, tapi siapa saja. Saya akan beri saran untuk berkomunikasi dengan wargamu. Kalau warga tidak ingin banjir, mereka akan mendukungnya. Tidak hanya mendukung, tapi juga berkontribusi," kata Aboutaleb usai bertemu Ahok di Balai Kota Jakarta.
Aboutaleb selanjutnya menjelaskan, tahun lalu dia sudah pernah meninjau kondisi sungai di Jakarta. Die ketika itu mengeritik warga yang membuang sampah sembarangan di saluran air dan di sungai. Sampah itu yang membuat saluran air tersumbat dan akhirnya menyebabkan situasi rawan banjir.
Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan itu adalah dengan meminta warga untuk tidak buang sampah sembarangan di sungai. Pemerintah juga harus menyediakan sarana memadai untuk mengangkut sampah-sampah yang berserakan.
"Jadi, ini kolaborasi yang bagus antara pemerintah dengan warganya," kata Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb. Untuk penanggulangan banjir, warga Rotterdam membayar pajak khusus sekitar 400 euro per tahun, yang digunakan untuk sarana pengelolaan air.
hp/yf (detikcom, cnnindonesia, kompas)
Ketika Tanah Menjadi Sengketa
Saat pemerintah kota membuat rencana pembangunan, warga setempat bisa menjadi korban penggusuran. Tapi dalam beberapa kasus, kelompok masyarakat berhasil menyelamatkan tempat tinggalnya.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Körner
Rumah Paku
Tahun 2008, kantor berita Reuters melaporkan 1,5 juta orang harus dipindahkan karena Beijing bersiap menjadi tuan rumah pesta Olimpiade. Pembangunan kota terus menghadapi hambatan, karena beberapa orang menolak menerima kompensasi dan pindah. Seperti rumah dalam foto yang disebut sebagai 'rumah paku' karena keteguhan mereka yang dianggap sebagai paku dalam proyek.
Foto: Reuters
Penjara Padang Rumput
Di distrik Haren, utara Brussel, Belgia, penentang rencana pembangunan penjara besar telah menduduki lokasi situs pembangunan sejak Agustus 2014. Sejak itu, lahan 18 hektar tersebut dipenuhi oleh kebun-kebun kecil, tenda dan bilik-bilik kayu. Warga setempat kerap berkonfrontasi dengan polisi. Keputusan akhir akan nasib tanah diperkirakan akan tercapai di akhir 2015.
Foto: DW/M. Kübler
Kebun Tempelhof
Bandara Tempelhof di Berlin telah ditutup tahun 2008. Sejak itu dibuka kembali sebagai taman kota dan dinyatakan oleh warga setempat sebagai milik mereka. Mei 2014, warga Berlin memutuskan untuk mempertahan ruang hijau tersebut. Kemungkinan rencana masa depan, termasuk fasilitas olahraga, bioskop terbuka atau sekolah kitesurfing.
Foto: Getty Images
Korban Olimpiade di Brasil
Rio de Janeiro, tuan rumah Olimpiade 2016, menggusur warga Vila Autodromo untuk pembangunan Olympic Park, termasuk lapangan golf (foto). Sebagian besar dari 700 warganya pindah setelah mendapat kompensasi, tapi beberapa tetap bertahan walau kadang tidak memperoleh listrik dan air.
Foto: Getty Images/M. Stockman
Selamatkan Lower Manhattan
Bahkan Greenwich Village, kawasan trendi di New York yang menarik jutaan turis dari seluruh dunia, pernah terancam penggusuran. Di tahun 50an dan 60an, perencanaan tata ruang kota Robert Moses ingin meratakan beberapa kompleks di daerah tersebut untuk pembangunan jalan bebas hambatan 10 jalur. Rencana tersebut sukses dihambat oleh para aktivis yang dipimpin penulis dan jurnalis Jane Jacobs.