Modus Perkawinan di Perdagangan Orang Kerap Terabaikan
Arti Ekawati
26 Juni 2019
Cara penipuan yang digunakan yaitu dengan memperkenalkan calon suami sebagai orang kaya dan membujuk korban untuk menikah dengan iming-iming akan dijamin seluruh kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
Foto: Louisa Gouliamaki/AFP/Getty Images
Iklan
Seolah terus berulang, kasus perdagangan orang kembali terjadi. Belakangan ini korbannya adalah 29 orang perempuan yang dijanjikan kawin dengan orang dari Cina. Meski mayoritas korban berasal dari kalangan menegah ke bawah, bukan menutup kemungkinan korban juga bisa berasal dari golongan yang berkecukupan. Hal ini mengingat modus yang mereka gunakan untuk menjaring korban begitu kompleks, mulai dari pernikahan hingga menjadi duta kesenian.
Bagaimana mengenali modus ini dan tren negara tujuan perdagangan orang? Pada Rabu (26/06) Deutsche Welle berbincang dengan Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Thaufiek Zulbahary, sebagai berikut:
Deutsche Welle: Terjadi lagi perdagangan orang dengan korban 29 orang yang dijual ke Cina. Mengapa kasus ini selalu berulang dan korbannya kebanyakan perempuan?
Thaufiek Zulbahary: Dibanding modus lain, kasus perdagangan orang dan keterkaitan dengan perkawinan (paksa) cenderung luput dari perhatian. Upaya-upaya sosialisasi belum banyak mengangkat modus ini, sehingga praktik-praktik dan potensi resikonya relatif tidak/sulit dikenali di masyarakat dan akhirnya calon korban mudah terjerat menjadi korban. Modus pengantin pesanan memang menargetkan perempuan dan atau anak perempuan. Ini melibatkan jaringan perekrut dan perantara atau comblang di berbagai level, seperti di Kalimantan Baran dan Jakarta hingga internasional untuk mencari dan pemperkenalkan kepada laki-laki asal Cina untuk dinikahi dan kemudian dibawa ke Cina. Cara penipuan yang digunakan yaitu dengan memperkenalkan calon suami sebagai orang kaya dan membujuk korban untuk menikah dengan iming-iming akan dijamin seluruh kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Keluarga korban pun diberi sejumlah uang. Soal masifnya perekrutan dengan jaringan terorganisir dan luas ini (banyaknya mak comblang yang cari korban ke desa-desa) juga jadi salah satu faktor penyebab kasus ini marak, khususnya di Kalimantan Barat. Parahnya, ini jadi penyebab berikutnya, persamaan persepsi ttg modus perkawinan ini sebagai tindak pidana perdagangan orang (TPPO) belum merata di kalangan aparat penegak hukum dan pihak terkait lainnya, sehingga upaya pencegahan dan penegakan hukum belum optimal dan berujung pada penegakan hukum yang lemah, tidak menimbulkan efek jera pada para pelaku.
10 Negara Di Mana Kekerasan Seksual Jadi Hal Lazim
Sekjen PBB Ban Ki Moon nyatakan data tunjukkan, kekerasan seksual jadi hal lazim di 19 negara yang dirundung konflik. Ditegaskan, kelompok ekstrimis jadi pelaku paling kejam. Berikut 10 negara di antaranya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Afghanistan
Kejahatan seksual seperti pemerkosaan adalah isu besar di Afghanistan. Menurut undang-undang pelaku pemerkosaan dihukum berat jika terbukti bersalah. Namun pada kenyataannya, kejahatan itu jarang dilaporkan. Terutama karena korban kejahatan seksual menghadapi risiko jauh lebih besar lagi, jika mereka berani melapor.
Foto: AFP/Getty Images/A. Karimi
Republik Afrika Selatan
Negara ini menghadapi banyak masalah, antara lain konflik tak kunjung henti yang juga menyebabkan keadaan ekonominya parah. Posisi kaum perempuan sangat rentan dalam situasi seperti ini, sehingga mereka kerap jadi korban kekerasan. Foto: pasar di ibukota Bangui.
Foto: Sia Kambou/AFP/Getty Images
Kolumbia
Kekerasan bersenjata di negara itu menyebabkan tingginya kekerasan seksual terhadap perempuan. Pemerintah Kolumbia berkali-kali dituduh gagal menyelidiki laporan tindak kekerasan seksual. Tindak kriminal itu kerap terjadi terhadap perempuan yang terpaksa mengungsi. Selain itu angka kekerasan domestik juga tinggi. Foto: demonstrasi bagi hak-hak perempuan dan anti kekerasan di Bogota.
Foto: GUILLERMO LEGARIA/AFP/GettyImages
Republik Demokrasi Kongo
Menurut studi, diperkirakan lebih dai 400.000 perempuan diperkosa di Republik Demokrasi Kongo tiap tahunnya. Pemerkosaan kerap dijadikan "senjata perang" oleh pihak-pihak yang bertikai. Foto: seorang perempuan menunggu hasil proses pengadilan terhadap 11 tentara yang dituduh melakukan pemerkosaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan di kota Baraka.
Foto: AP
Irak
Sekjen PBB mengimbau pemerintah Irak untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan no 1325 (2000) termasuk melatih aparat keamanan untuk membela hak-hak perempuan. Juga melaksanakan program reintegrasi perempuan dan anak-anak yang jadi korban kekejaman ISIS. Foto: sebuah keluarga Yazidi di Ba Adre, Irak. Mereka terpaksa mengungsi akibat sepak-terjang ISIS.
Foto: Imago/ZUMA Press
Libya
Korban kekerasan seksual lazimnya tidak mendapat pertolongan. Sebaliknya, korban sering dianggap mencoreng nama keluarga dan komunitas. Ia bisa menghadapi kekerasan serius dari orang-orang yang seharusnya membela, bahkan bisa dibunuh dengan dirajam. Foto: demonstrasi kaum perempuan. Mereka menyatakan, "Tripolis adalah ibukota semua orang Libya, tapi tanpa senjata."
Foto: DW/V. Stocker
Mali
Sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan kepada pemerintah Mali, merumuskan strategi nasional untuk memerangi kekerasan seksual dan kekerasan lain berdasarkan gender. Pemerintah diimbau untuk bekerjasama dengan badan PBB United Nations Action against Sexual Violence in Conflict, Foto: seorang perempuan pengungsi Mali, di dekat perbatasan dengan Aljazair.
Foto: DW/El Kebir Nour El Hayet
Myanmar
Myanmar diimbau oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon agar melaksanakan agenda reformasi dan ambil langkah konkret untuk menjaga keamanan korban kekerasan seksual akibat konflik etnis, dan menyeret pelakunya ke pengadilan. Foto:seorang perempuan sedang memandang pamflet yang disebarkan partai politik saat kampanye pemilu.
Foto: AP
Somalia
Korban pemerkosaan di ibukota Mogadishu menurut Amnesty International, mayoritasnya adalah pengungsi. PBB catat 1.700 kasus pemerkosaan di tempat penampungan pengungsi. Sepertiga korban berusia di bawah 18. Sekitar 70% pelaku adalah pria berseragam. Foto: kaum perempuan yang mengungsi akibat kekerasan dan bencana kekeringan di kamp pengungsi Dadaab.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/GettyImages
Suriah
Sejak meletusnya perang saudara di Suriah tahun 2011, aksi kekerasan seksual dan kekerasan gender meningkat. Terutama ISIS praktekan perbudakan seks dan pelecehan kaum perempuan. Banyak warga Suriah yang lari akibat perang, pemboman udara dan kekerasan ISIS ke negara tetangga Turki. Foto: Perempuan dan anak-anak pengungsi Suriah di daerah Suruc, di bagian tenggara Turki.
Foto: picture-alliance/epa/S. Suna
10 foto1 | 10
Dari kelas sosial mana kebanyakan korban berasal? Apakah hanya dari kalangan menengah ke bawah atau tidak mengenal kelas
Menurut pendamping korban dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), para pelaku TPPO di Kalbar memang menyasar perempuan dari kalangan menengah ke bawah. Di Jawa Barat juga demikian. Pada dasarnya, kerentanan bisa bersifat sangat pribadi bergantung pada individu dan konteks khusus. Memang akan sulit untuk mengidentifikasi faktor risiko secara generik untuk TPPO misal hanya karena masalah ekonomi atau pendidikan rendah. Faktor-faktor ini berhubungan dengan cara yang cukup rumit dalam kaitannya dengan berbagai bentuk eksploitasi. Untuk konteks tren saat ini, korban bisa sangat lintas kelas. Tergantung kerentanannya. Posisi rentan inilah yg dimanfaatkan pelaku untuk menjerat korban.
Ditelan Bayangan: Anak Hilang di India
Ribuan anak dilaporkan hilang di India setiap tahun. Banyak dari mereka tidak ditemukan lagi. Ada yang lari dari rumah, ada juga yang diculik dan disiksa atau dijadikan pekerja paksa.
Foto: DW/B. Das
Nasib Tragis
Menurut penelitian yang diadakan Bachpan Bachao Andolan (Gerakan Selamatkan Anak-Anak - red) setiap jamnya, 11 anak hilang di India. Sedikitnya empat dari mereka tidak ditemukan lagi.
Foto: DW/B. Das
Di Dalam Sangkar
Pinky, 16, dibebaskan dari sebuah rumah keluarga kelas menengah di New Delhi, di mana ia ditahan dan dipaksa menjadi pembantu rumah tangga tanpa bayaran.
Foto: DW/B. Das
Mencari ke Mana-Mana
Seorang ayah ini menunjukkan foto anaknya yang hilang. Di tangan lain ia memegang kotak untuk mengumpulkan sumbangan. Dengan uang itu ia membiayai perjalanannya ke pelosok negeri untuk mencari anaknya.
Foto: DW/B. Das
Yang Melarikan Diri
Anak-anak yang melarikan diri dari rumah nasibnya biasanya berakhir sebagai pekerja paksa atau pekerja ilegal di perkebunan teh, pertanian, bengkel-bengkel dan industri karpet. Anak ini diselamatkan polisi yang mengadakan razia di sebuah bengkel yang mempekerjakan anak-anak secara paksa.
Foto: DW/B. Das
Tidak Putus Harapan
Pada foto ini, seorang anak laki-laki memegang erat foto saudara perempuannya yang hilang. Bahkan setelah enam tahun, keluarganya masih membagi-bagikan foto anak mereka dengan harapan ia suatu hari akan ditemukan.
Foto: DW/B. Das
Penantian Lama
Foto ini menunjukkan seorang anak hilang yang berhasil diselamatkan, dan sekarang berada di rumah penampungan. Ia sudah tinggal di sana selama setahun, dan menunggu dipersatukan lagi dengan keluarganya.
Foto: DW/B. Das
Reuni Membahagiakan
Arjun akhirnya dipersatukan lagi dengan ibunya. Ia bercerita, ia dulu dirantai, dan dipaksa bekerja di sebuah pertanian selama setahun. Ibunya berkata, ia tidak pernah hilang harapan.
Foto: DW/B. Das
Tindakan Pencegahan yang Tragis
Seorang ibu ini sudah kehilangan seorang anaknya. Sejak itu ia tidak pernah membiarkan anak-anaknya lepas dari pengamatan.
Foto: DW/B. Das
8 foto1 | 8
Selain iming-iming dinikahkan, modus apa yang dipakai untuk menjerat korban?
Saat ini terus berkembang diantaranya modus penculikan bayi, anak, dan gadis remaja. Selain itu ada juga modus duta budaya dan seni tari, adopsi bayi atau anak, pengantin pesanan, kawin paksa, kawin kontrak, anak buah kapal, pekerja rumah tangga, penjualan organ, hingga eksploitasi seksual untuk dijadikan pekerja seks atau Pedila (perempuan yang dilacurkan). Modus paling marak sepanjang 2018, menurut data Bareskrim, adalah eksploitasi seksual, dan kemudian disusul dengan modus sebagai pekerja migran termasuk PRT dan ABK. Pada 2017 misalnya, data pengaduan langsung TPPO ke Komnas Perempuan didominasi kasus PRT/PRT migran yang menjadi korban TPPO, disertai kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kriminalisasi.
5 Negara Paling Berbahaya bagi Perempuan
Ancaman kesehatan, kekerasan seksual dan perbudakan harus dihadapi perempuan di banyak negara. Ini lima negara yang paling berbahaya menurut Thompson Reuters Foundation dan Foundation for Sustainable Development.
Afghanistan
Sejak kecil hidup adalah perjuangan bagi anak perempuan Afghanistan. 87% dibiarkan buta huruf, dan 70-80% dipaksa menikah. Punya keluarga juga jadi tantangan besar. Jumlah kematian perempuan ketika hamil dan 42 hari setelah keguguran mencapai 400 dari 100.000 (untuk bandingan: di Inggris hanya 8). Di samping itu tingkat KDRT sangat tinggi. Foto: perempuan sedang menunggu layanan medis di Kabul.
Foto: picture alliance/Ton Koene
Republik Demokratik Kongo
Kongo adalah salah satu negara dengan tingkat kekerasan bermotif seksual paling tinggi di dunia. American Journal of Public Health memperkirakan, 1.150 perempuan diperkosa tiap hari di negara ini, yang berarti 420.000 per tahun. Kondisi kesehatan perempuan juga sangat buruk, 57% perempuan hamil dinyatakan menderita anemia, atau kekurangan sel darah merah.
Foto: Phil Moore/AFP/Getty Images
Pakistan
Banyak praktek budaya dan agama di Pakistan jadi ancaman bagi perempuan, terutama nikah paksa, serangan air keras, hukum rajam. Menurut Komisi HAM Pakistan, per tahun lebih dari 1.000 anak dan perempuan jadi korban pembunuhan demi kehormatan. 90% alami kekerasan domestik. Foto: protes 29 Mei 2014 atas pembunuhan wanita hamil Farzana Parveen oleh keluarganya, karena kawin dengan pria pilihannya.
Foto: AAMIR QURESHI/AFP/Getty Images
India
Walaupun jadi negara demokrasi terbesar di dunia, contoh mengejutkan seperti pemerkosaan massal serta pembunuhan korban perkosaan menunjukkan, India bisa jadi tempat sangat berbahaya bagi perempuan. Peneliti memperkirakan, sekitar 50 juta kasus pembunuhan anak atau janin terjadi dalam tiga dekade terakhir. Jumlah anak yang dipaksa menikah dan penjualan manusia juga jadi ancaman besar.
Foto: Chandan Khanna/AFP/Getty Images
Somalia
Tingkat kematian perempuan saat mengandung, perkosaan, mutilasi genital dan kawin paksa sudah jadi masalah sehari-hari perempuan Somalia. Negara ini dianggap tidak punya hukum dan ketertiban. 95% perempuan Somalia menghadapi mutilasi genital pada usia sekitar 4-11 tahun. Dalam usia melahirkan, hanya sekitar 9% perempuan dapat melahirkan dengan fasilitas medis memadai.
Foto: Reuters
5 foto1 | 5
Tindakan pencegahan yang efektif seperti apa? Baik dari individu, keluarga maupun lingkungan?
Koordinasi yg baik perlu terus diperkuat untuk mencegah terjadinya kasus-kasus seperti ini, terutama dengan pihak imigrasi, pihak otoritas terkait perkawinan, juga pemerintah desa hingga RT dan RW. Modus perkawinan harus menjadi perhatian bagi gugus sub tugas Pencegahan Gugus PPTPPO, baik pusat maupun level daerah (Kalbar dan Jabar). Upaya sosialisasi, diseminasi informasi, termasuk media KIE yang spesifik pencegahan TPPO modus perkawinan.
Peran serta masyarakat untuk mencegah?
Dalam rangka pencegahan, perlu upaya mengenali dan mengenalkan ke publik luas tentang indikasi-indikasi modus perdagangan orang dilihat dari proses, cara, dan tujuan eksploitasinya. Misal, ada proses mengajak/rekrut, ada cara-cara penipuan, iming-iming bujuk rayu dari mak comblang atau perantara kepada korban. Dijanjikan dibilang bahwa calon suami berkecukupan, bisa mencukupi kebutuhan hidup, hingga jebakan utang dengan memanfaatkan posisi rentan mereka yang akhirnya membuat mereka mau menuruti dan dinikahkan dan kemudian dpaat berujung eksploitasi. Setelah memahami indikasi-indikasi tersebut, diharapkan masyarakat bisa berpartisipasi aktif untuk bersama menjadi radar pendeteksi dan kemudian mencegahnya. Lebih jauh lagi, masyarakat bisa melapor kepada kepolisian terdekat agar bisa dilakukan penyelidikan dan penyidikan dll.
Pengungsi Rohingya - Ditindas dan Diperas
Pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh sering terdampar di Malaysia dan Indonesia, setelah menjadi korban pemerasan dan penipuan sindikat perdagangan manusia.
Foto: Reuters
Pelayaran Maut
Setiap tahun, ribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar dan pencari suaka asal Bangladesh berlayar menuju Malaysia dan Indonesia dengan kapal-kapal dari sindikat perdagangan manusia. Dalam tiga bulan pertama 2015, PBB memperkirakan ada 25.000 pengungsi yang berangkat, kebanyakan dari kamp-kamp gelap di Thailand.
Foto: Asiapics
Lemah dan Kelelahan
Para pedagang manusia membawa pengungsi dengan kapal lalu meninggalkan mereka di laut, sering tanpa makanan dan minuman. Kelompok ini terdampar 10 Mei 2015 di daerah pesisir Aceh Utara, lalu diselamatkan otoritas Indonesia dan ditampung di sebuah stadion. Kebanyakan dalam kondisi lemah dan kelelahan.
Foto: Reuters/R: Bintang
Perempuan dan Anak-Anak
Sekitar 600 pengungsi tiba di Aceh Utara dengan empat kapal. Pada saat yang sama, lebih 1000 pengungsi ditahan polisi Malaysia dekat Pulau Langkawi. Diantara pengungsi yang berhasil diselamatkan, banyak anak-anak dan perempuan.
Foto: Reuters/R. Bintang
Tertindas dan Tanpa Kewarganegaraan
Myanmar menganggap warga Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh dan menolak memberi mereka status warga negara, sekalipun mereka telah tinggal puluhan tahun di negara itu. Banyak warga Rohingya melihat pengungsian sebagai satu-satunya jalan untuk mendapat suaka politik di tempat lain. Tujuan akhir mereka adalah Australia.
Foto: Reuters/R: Bintang
Perbudakan Modern
Para pengungsi Rohingya harus membayar sampai 200 dolar AS untuk sampai ke Malaysia kepada pedagang manusia. Mereka lalu dibawa dengan kapal yang penuh sesak, sering tanpa makanan dan minuman. Mereka biasanya dibawa lebih dulu ke kamp-kamp penampungan gelap di Thailand dan diperlakukan seperti budak.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Yulinnas
Gelombang Pengungsi
Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir menjadi salah satu kawasan transit pengungsi, dipicu oleh konflik dan penindasan di beberapa tempat. Di kawasan Asia Pasifik diperkirakan ada sekitar 11,7 juta pengungsi yang jadi korban sindikat perdagangan manusia, terutama di kawasan Mekong Besar, Kamboja, Cina, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam.
Kalau sudah menjadi korban, atau tahu orang yang menjadi korban, apa yang harus dilakukan?
Jika seseorang sudah menyadari bahwa ia adalah korban, yang harus dilakukan adalah melaporkan ke kepolisian atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) setempat. Namun untuk menuju seseorang menyadari bahwa ia korban perdagangan orang bukan hal yg sederhana. Di sinilah letak pentingnya sosialisasi tindak pidana perdagangan orang yang menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Setelah ia menyadari bahwa ia korban pun, butuh kesadaran khusus dan keberanian tersendiri untuk melapor. Misalnya: Takut terhadap ancaman balik dari para pelaku. Atau bahkan pelaku melibatkan kerabat keluarga atau tetangga, korban bergantung hidupnya kepada pelaku, termasuk adanya hubungan pribadi.
Surga bagi Kaum Hawa
Inilah negara-negara yang memberi tempat tinggi bagi perempuan, dalam segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan.
Foto: Fotolia/paul prescott
#7. Jerman
Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Jerman menempati posisi ke-tujuh surga kaum hawa sejagad. Jerman juga negara yang memimpin dalam kesetaraan gender di bidang sains. Sejak tahun 2010, jumlah peneliti perempuan naik hingga 25 persen.
Foto: Fotolia/kasto
#6. Selandia Baru
Survei yang dilakukan oleh BAV Consulting and the Wharton School of the University of Pennsylvania ini diikuti oleh ribuan perempuan. Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Selandia baru menempati posisi ke-enam.
Foto: Fotolia/XtravaganT
#5. Australia
Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan di Australia telah mengambil alih kepemimpinan di sektor akademik, tempat kerja, dan pemerintahan. Di sini, bukan tak mungkin perempuan mempimpin negara. Namun mereka masih terpaksa bekerja ekstra 66 hari untuk mendapat upah setara pria.
Foto: picture-alliance/dpa
#4.Belanda
Kesenjangan gender di Belanda menipis di sektor kesehatan, pendidikan, politik dan ekonomi. Negara mengiming-iming banyak fasilitas dan kemudahan bagi ibu yang baru melahirkan. Sebagian besar ongkos perawatan pasca kelahiran anak juga ditanggung asuransi.
Foto: AP
#3. Kanada
Pemerintah melindungi hak perempuan baik di sektor domestik maupun publik. Namun meski demikian, masih ada catatan bahwa angka pembunuhan pada perempuan keturunan suku asli lebih tinggi dibanding perempuan Kanada pada umumnya.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
2#. Swedia
Swedia membuat kemajuan amat progresif dalam hal kesetaraan laki-laki dan perempuan. Jika sebelumnya perempuan di negara itu pernah menjadi kelompok terpinggirkan, kini pemerintah setempat mengambil langkah untuk meredam perbedaan itu.
Foto: Fotolia/Kaponia Aliaksei
#1.Denmark
Meski pajaknya tinggi, matahari pelit bersinar di musim dingin, perempuan Denmark tetap bisa membuat iri perempuan-perempuan dari negara lain. Denmark menjadi surga dunia nomor satu bagi kaum hawa, di antaranya lewat program fasilitas perawatan anak yang disesuaikan dengan pendapatan. Kemudahan lainnya juga didapat orangtua yang baru punya bayi dalam mengambil cuti untuk merawat anak.
Foto: Fotolia/Masson
7 foto1 | 7
Seperti apa tren perdagangan orang selama beberapa tahun terakhir? Ke negara mana yang paling banyak? Apakah ada pergantian trend negara tujuan dan mengapa terjadi?
Jika mengacu pada laporan korban TPPO yang ditangani oleh International Organization for Migration (IOM) sepanjang 2018, Negara tujuan terbanyak adalah Cina, Irak, Malaysia, Vietnam, Hong Kong dan Turki. Korban juga ditemukan di Somalia, Australia, Amerika Serikat, Gabon, Peru, Selandia Baru, dan Singapura. Untuk korban yang diperdagangkan di wilayah Indonesia, mayoritas ke Sumatera Utara, Jakarta, dan Jawa Barat. Bareskrim PolriI menemukan pergesaran modus operandi TPPO. Negara ASEAN bukan lagi sebagai negara tujuan, tetapi adalah negara transit selama 2018. Modus pengantin pesanan meluas ke provinsi di luar Kalimantan Barat, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Wawancara oleh Arti Ekawati dan telah diedit sesuai konteks.
Menempuh Bahaya Demi Hidup Baru di Eropa
40.000 pengungsi via Laut Tengah pada 2014 diselamatkan dari ancaman mati karam oleh kapal dagang swasta. Bandit penyelundup manusia makin agresif, sejak misi pertolongan Italia - Mare Nostrum dihentikan tahun silam.
Foto: picture-alliance/epa/F. Arena
Menyelamatkan Imigran
Sejumlah imigran yang nyaris tenggelam diselamatkan dengan perahu karet milik kapal dagang swasta OOC "Jaguar". Kapal swasta ini tugas utamanya adalah mengangkut logistik untuk anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah, bukan menyelamatkan imigran.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Penyelamat Swasta
Kapal-kapal dagang seperti "Jaguar" atau kapal nelayan yang beroperasi di Laut Tengah di tahun-tahun belakangan makin sering jadi penolong utama para pengungsi yang terancam mati karam. Misi Triton yang diluncurkan Uni Eropa lebih banyak menekankan tugasnya pada patroli kawasan Laut Tengah sejarak maksimal 30 mil laut dari garis pantai Eropa. Misi EU ini tidak banyak menyiapkan kapal penolong.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Nyaris Mati Karam
Para pengungsi yang nyaris mati karam ini bernasib baik karena diselamatkan kapal dagang Jaguar April 2015. Banyak pengungsi yang mati tenggelam karena perahu bobrok yang mereka tumpangi kelebihan muatan. Sejak Desember tahun silam 1500 pengungsi berhasil diselamatkan kapal barang Jerman Christopher Opielok, yang sedang bertugas menyuplai anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Berfungsi Ganda
Kapal Christopher Opieloks bertugas mengangkut logistik dan peralatan teknis dari Malta ke anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah. Sekarang kapal ini harus berfungsi ganda, selain mengirim Logistik, juga menyiapkan selimut, air, bahan pangan dan obat-obatan sebagai antisipasi jika menolong imigran asal Afrika via Laut Tengah.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Selamat Belum Tentu Aman
Pengungsi yang tertolong dan dinaikkan ke kapal logistik "Jaguar" ini memang selamat dari mati karam. Namun belum berarti mereka aman. Banyak yang kondisinya sangat payah dan tewas kedinginan serta kelaparan di atas dek. Awak kapal dagang ini sedang menghitung pengungsi yang berhasil diselamatkan ke atas kapal.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Tunggu Saatnya Karam
Perahu bobrok kelebihan penumpang ini ditemukan saat nyaris karam ke dasar Laut Tengah. Kapten kapal kargo dan kapal dagang memiliki kewajiban menolong perahu dalam kondisi darurat nyaris karam. Situasi ini dimanfaatkan para andit penyelundup manusia, dengan mengarahkan haluan kapalnya ke rute pelayaran kapal swasta tersebut.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Bertugas 24 Jam
Tidak jarang kapal dagang dan kapal kargo harus bertugas 24 jam terus menerus menyelamatkan pengungsi dari ancaman mati tenggelam. Kapal Jaguar beberapa puluh menit setelah menolong perahu nyaris karam, harus mulai lagi penyelamatan sejumlah pengungsi yang terapung di Laut Tengah. Kapal dagang itu juga mengontak pasukan penjaga pantai untuk minta bantuan.