25 tahun lalu, rejim komunis di Jerman Timur runtuh. Di Vietnam, partai komunis tetap jaya dan berhasil mendongkrak ekonomi. Di Indonesia, diskusi tentang PKI dan peristiwa 1965 tetap jadi tabu.
Iklan
25 tahun setelah runtuhnya tembok Berlin, komunisme tetap berkibar di Vietnam, walaupun wajahnya sudah berubah jauh. Partai Komunis Vietnam menjadi jaminan bagi banyak orang untuk meniti karir. Sebagai anggota ASEAN, tokoh-tokoh partainya dihormati di kalangan pemimpin Asia, termasuk Indonesia. Tetapi di Indonesia, diskusi tentang tragedi 1965 dan pembantaian PKI serta orang-orang yang dituduh sebagai simpatisannya belum bisa dilakukan secara terbuka.
Namanya sebut saja Van, anggota Partai Komunis Vietnam (CPV), usia 28 tahun. Dengan santai perempuan muda itu duduk di sebuah Cafe mewah di Hanoi. Dengan celana jeans skinny, baju cardigan mahal, dan iPhone 5 di tangannya. Dia tidak bersedia menyebutkan nama aslinya.
"Saya masuk partai karena pekerjaan saya," kata Van, yang bekerja di salah satu media pemerintah. Sebagai anggota partai, dia lebih mudah mendapat promosi untuk jabatan yang lebih tinggi.
Van dilahirkan dalam keluarga yang cukup berada. Dia adalah bagian dari generasi baru di Vietnam, yang getol membeli barang-barang mahal. Tentang sejarah kelam Vietnam selama masa-masa perang melawan Amerika Serikat, dia tidak tahu banyak.
Tembok Pembelah Bangsa
Dibangunnya Tembok Berlin menjadikan negara Jerman secara "resmi" dibagi dua. Tembok ini turut berperan dalam merenggut nyawa mereka yang mencari kebebasan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pernyataan Ulbricht
"Tidak seorangpun berencana untuk membangun tembok!" Demikian diucapkan pimpinan Jerman Timur (DDR) Walter Ulbricht pada tanggal 15 Juni 1961 dalam sebuah konferensi pers di depan wartawan internasional. Dua bulan kemudian datang perintah darinya untuk menutup daerah perbatasan di Berlin.
Foto: picture-alliance / akg-images
Sebuah Kota Dibelah
Pagi hari tanggal 13 Agustus 1961, para petugas perbatasan dibantu oleh polisi dan kelompok para militer mulai membangun barikade di sepanjang perbatasan.
Foto: AP
Tembok Dibangun
Beberapa hari kemudian, para pekerja mulai membangun tembok. Tembok dari batu bata kini mulai mengganti kawat berduri yang membelah kota Berlin.
Foto: AP
Checkpoint Charlie
Di gerbang perbatasan AS "Checkpoint Charlie“ secara demonstratif tank AS mondar-mandir di depan tank-tank Soviet. Namun akhirnya kedua pihak menarik mundur tentaranya. Pasukan AS masih memiliki hak untuk menyeberang ke Berlin Timur.
Foto: picture-alliance/akg-images
Saksi Sejarah
Garis pembatas tampak paling menyolok di Jalan Bernauer. Tembok pemisah dibangun tepat di depan rumah-rumah di wilayah Berlin Timur. Sementara trotoar masuk ke wilayah Berlin Barat. Jalan ini merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dramatis, usaha untuk menyeberang ke Barat. Di jalan inilah, jatuh korban Tembok Berlin pertama.
Foto: picture-alliance / akg-images
Peristiwa Dramatis
Satu hari sebelum ulang tahunnya ke 59, pada tanggal 22 Agustus 1961, Ida Siekmann melompat dari apartemennya di tingkat 3 di Jalan Bernauer No. 48. Ia berhasil melompati tembok pembatas, tapi jatuh terbanting ke trotoar dan tewas. Setelah kejadian ini, seluruh jendela rumah yang menghadap ke Berlin Barat juga ditembok.
Foto: picture-alliance / akg-images
Catatan Mengerikan
11 hari setelah dibangunnya Tembok Berlin, pada tanggal 24 Agustus 1961, seorang warga Berlin Timur ditembak mati ketika mencoba menyeberang ke Barat. Antara tahun 1961 sampai 1989, sedikitnya 136 warga yang berusaha menyelinap ke Barat tewas.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Akhir Masa Kelam
Selama 28 tahun lamanya, Tembok Berlin menjadi simbol konflik antara Barat dan Timur dan simbol perpecahan Jerman. Dengan dibukanya perbatasan pada tanggal 9 November 1989, Tembok Berlin hanya menjadi bagian kelam dari sejarah Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Bertahan dengan pragmatisme
Kehebatan Partai Komunis Vietnam adalah keberhasilannya keluar dari citra suram dengan mengundang masuk perusahaan-perusahaan global, seperti Starbucks dan McDonalds. Dengan pendekatan pragmatis ini, CPV mampu bertahan sebagai partai hegemoni sekaligus mendongkrak perekonomian.
"Sistem politik gaya Lenin sampai sekarang bisa bertahan di Vietnam dan Laos. Sistem yang otoriter bisa terus berkuasa, walaupun masyarakatnya sudah berubah," kata Carl Thayer dari University of New South Wales di Australia.
Adalah pemimpin revolusioner Ho Chi Minh yang berhasil menggalang perjuangan melawan penjajah Perancis tahun 1950-an.
"Ho Chi Minh berhasil melihat pentingnya menggabungkan prinsip-prinsip komunisme dengan sistem moral Konghucu," kata penulis buku David Priestland, yang menulis tentang komunisme di Vietnam.
Sampai sekarang, pemerintah Vietnam tetap mempromosikan "ajaran-ajaran moral Ho Chi Minh" di sekolah, media dan plakat-plakat yang tersebar di jalan-jalan.
Komunisme Sudah Mati Dimangsa Kapitalisme
Ideologi komunisme sudah bangkrut seiring runtuhnya Tembok Berlin, bubarnya Uni Sovyet dan Pakta Warsawa. Ironisnya negeri komunis kini lebih lihai bicara pertumbuhan ekonomi ketimbang ideologi.
Foto: Fotolia/Savenko Tatyana
Rusia
Biang komunisme Eropa ini menyadari runtuhnya ideologi yang digagas Karl Marx dan dikembangkan oleh Lenin dan Stalin seiring bubarnya Uni Sovyet. Pemimpin Rusia saat ini, Vladimir Putin tidak lagi banyak bicara soal ideologi, melainkan lebih menekankan ekpsor migas, penjualan senjata dan berebut hegemoni kekuatan global.
Foto: picture alliance/landov/A. Zhdanov
Cina
Embahnya komunisme di Asia ini menyadari bahwa ekonomi lebih penting dari ideologi. Petinggi Partai Komunis di Beijing lebih panik saat ekspor anjlok dan konjungktur turun, ketimbang saat Kongres Rakyat macet. Cina masih terapkan sistem satu partai, tapi terus membangun zona ekonomi istimewa dimana-mana untuk genjot ekspor. Negara ini juga memberi utang 1 Trilyun US Dollar kepada Amerika Serikat.
Foto: Reuters/D. Sagolj
Vietnam
Negara Asia lain yang masih mengusung ideologi komunisme ini, sudah sejak dua dasawarsa banting setir mengutamakan pertumbuhan ekonomi. Komunis Vietnam digdaya pada tahun 70-an dengan menumbangkan kekuatan Amerika. Namun tahun 90-an menyadari, kemakmuran dan ekonomi lebih penting dibanding ideologi.
Foto: AFP/Getty Images
Korea Utara
Satu-satunya negara Asia yang diyakini masih setia pada ideologi komunisme adalah Korea Utara. Tapi Kim Jong Un kini lebih tertarik pada permainan kekuasaan global, dengan ancaman senjata nuklirnya ketimbang penguatan ideologi. Politik dinasti Kim kini kelihatan jauh lebih penting dari komunisme, yang lebih banyak digunakan menenangkan rakyat yang lapar dan miskin.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Kuba
Komunisme di Kuba pelan-pelan sekarat bersama lengsernya Fidel Castro. Penerusnya yang juga adiknya Raul, lebih membuka diri untuk pertumbuhan ekonomi. Pelan tapi pasti Kuba membuka pasarnya dan berfokus pada kepentingan ekonomi ketimbang ideologi. Rakyat sudah muak dengan kemiskinan dan pembodohan selama 5 dasawarsa diktatur komunis.
Foto: picture-alliance/dpa/O. G. Mederos
Laos
Sejak lebih dari satu dekade Laos yang berpartai tunggal sibuk menggulirkan liberalisasi pasar untuk membenahi perkonomian. Hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi di atas 8% hampir setiap tahun. Tapi serupa Cina, jiran Indonesia itu masih setia pada konsep Marxis/ Leninis dan tidak segan menangkap atau menghilangkan paksa aktivis kemanusiaan jika diperlukan.
Foto: Getty Images/AFP/H. Dinh Nam
6 foto1 | 6
Reformasi ekonomi
Banyak pengamat menilai, komunisme di Vietnam sebenarnya tinggal kulitnya saja. "Legitimasi Partai Komunis ditentukan oleh kemampuannya menyediakan barang-barang konsumsi kepada rakyat, bukan berdasarkan prinsip-prinsip moral," kata Thayer.
Ini dimulai tahun 1986 dengan pencanangan reformasi ekonomi yang disebut gerakan "doi moi", yang menghapuskan sistem ekonomi terpusat dan membuka perekonomian untuk para investor asing. Sejak itu, standar hidup di Vietnam terus meningkat.
Pada akhirnya, kapitalisme dan globalisasi telah membantu Partai Komunis Cina mempertahankan kekuasaannya.
Tapi, bisakah sistem ini bertahan di Vietnam dalam tahun-tahun mendatang? Di Jerman Timur, rejim komunis bangkrut dan runtuh setelah berkuasa lebih dari 40 tahun.
Komunisme Vietnam bukan sesuatu yang ditakuti lagi di negara-negara Asia. Vietnam malah menjadi anggota ASEAN tahun 1995, dan akan menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai 2015.
Di Indonesia, komunisme masih jadi kata yang menakutkan. Presiden Jokowi sempat diisukan sebagai komunis oleh lawan-lawan politiknya selama kampanye pemilu presiden. Tentang sejarah pembantaian PKI dan orang-orang yang dituduh sebagai simpatisannya masih belum bisa didiskusikan secara terbuka.
Revolusi Merah Mao Zedong
50 tahun silam Mao Zedong menggulirkan Revolusi Kebudayaan buat membersihkan Cina dari elemen "borjuis." Hasilnya puluhan juta manusia tewas dalam waktu 10 tahun. Kampanye itu menyeret Cina kembali ke masa revolusi
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Perang Mao Melawan Anasir Borjuis
Lima puluh tahun silam Ketua Umum Partai Komunis Cina, Mao Zedong, menggalang revolusi budaya buat menumpas elemen "borjuis" di dalam partai. Hasilnya 1,8 juta manusia tewas dalam waktu 10 tahun. Sementara 36 juta penduduk menjadi korban presekusi hingga kematian sang pemimpin besar tahun 1976.
Foto: picture-alliance/dpa/DB AFP
Perang Ideologi dua Pemimpin
Adalah Liu Shaoqi yang menjadi rival ideologi Mao saat itu. Liu yang merupakan orang kedua terkuat di PKC menilai perjuangan kelas telah berakhir. Ia mengimpikan Cina yang bersatu dan kuat secara ekonomi, serupa seperti wajah Cina saat ini. Mao sebaliknya menginginkan Cina yang selamanya revolusioner dan mendeklarasikan birokrat PKC sebagai musuh negara.
Foto: Imago/Xinhua
Mengungsi Lalu Menyerang
Ketika usulan Mao untuk kembali menghidupkan perjuangan kelas ditolak oleh elit PKC yang digalang Liu dan Deng Xiaoping, ia hijrah ke Shanghai buat melanjutkan perjuangannya. Dengan bantuan militer, Mao menguasai berbagai media massa buat melucuti musuh politiknya di Beijing. Pada April 1965, sebanyak 33.000 serdadu menggeruduk ibukota dan mengambil alih kekuasaan.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/UPI
Maoisasi PKC
Setelah menyingkirkan musuh politiknya dari Politbiro, Mao menempatkan orang kepercayaannya di jabatan terpenting PKC dan menggeser Liu Shaoqi dengan Menteri Pertahanan Lin Bao (ki.). Sang pemimpin besar kerap menggunakan media untuk menyerang Liu dan Deng, serta elit PKC lain yang dia tuding "borjuis."
Foto: Getty Images/Hulton Archive/Keystone
Fase Pertama Revolusi
Bersamaan dengan dominasi Mao di PKC, maka dimulailah fase pertama revolusi kebudayaan. Sebanyak 55 universitas dan lembaga pendidikan didera kerusuhan. Ribuan mahasiswa pro Mao menyerang dosen yang dicap revisionis dan kontra revolusi. Sebagai akibatnya kegiatan belajar mengajar di hampir seluruh penjuru negeri dihentikan.
Foto: picture-alliance/CPA Media
Teror Merah
Kelompok radikal pelajar dan mahasiswa berkumpul dan membentuk pasukan "Garda Merah." Mereka bertugas menghancurkan peninggalan masa lalu, seperti patung, tugu atau naskah kuno serta menyebarkan "teror merah" ke seluruh negeri. Gerilyawan Garda Merah berpatroli di jalan-jalan kota dan mengganti nama jalan sesukanya. Mereka juga menjarah rumah orang kaya dan bahkan gudang senjata milik tentara
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Cerai Berai
Hingga 1967 garda merah berhasil menjatuhkan pemerintahan regional di berbagai daerah. Loyalis Mao bahkan mendesak agar Garda Merah menggantikan Tentara Pembebasan Rakyat. Namun lambat laun kelompok paramiliter itu semakin sering terlibat keributan diantara faksi yang saling curiga.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/UPI
Pendidikan Paksa
Pada Oktober 1967 Mao akhirnya memerintahkan mahasiswa untuk meletakkan senjata dan kembali ke kampus. Militer bahkan harus melucuti paksa sebagian mahasiswa yang enggan menuruti himbauan Mao. Karena banyak mahasiswa yang menolak kembali belajar, Mao memindahkan paksa 16.5 juta pelajar ke desa-desa "untuk belajar dari para petani."
Foto: Getty Images/AFP/J. Vincent
10 Tahun Penuh Bencana
Pemerintah di Beijing hingga kini memberangus semua upaya untuk membahas bagian kelam sejarah Cina tersebut. Tapi dalam sebuah surat pernyataan yang diterbitkan tahun 1981, Partai Komunis Cina menyebut revolusi kebudayaan sebagai "10 tahun penuh bencana." Ironisnya kini Cina menjadi model negara yang justru ingin diperangi Mao, modern dengan ekonomi kuat dan dikuasai kaum elit partai.