Konferensi AIDS PBB: AIDS Belum Bisa Diberantas Tahun 2030
24 Juli 2024
Setiap menit, satu orang meninggal di dunia akibat komplikasi terkait virus HIV. Fakta bahwa AIDS masih jauh dari pemberantasan juga disebabkan oleh stigmatisasi yang masih berlangsung, kata PBB di konferensi München.
Iklan
Pada tahun 2030, AIDS seharusnya sudah dilumpuhkan - itulah tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun PBB masih jauh dari tujuan ini, seperti yang dijelaskan oleh organisasi tersebut dalam laporannya pada Konferensi AIDS Sedunia ke-25. Konferensi itu berlangsung pekan ini di kota München, Jerman.
"Ketimpangan yang memicu pandemi HIV tidak ditangani secara memadai. Satu orang meninggal setiap menit karena AIDS,” kata laporan terbaru badan PBB untuk AIDS, UNAIDS.
Menurut PBB, jumlah infeksi baru, jumlah orang yang terinfeksi dalam pengobatan, dan kematian akibat AIDS menurun pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Tahun lalu, tercatat 1,3 juta infeksi baru. Jumlah ini berkurang 100.000 dibandingkan tahun 2022 dan merupakan penurunan yang signifikan sejak puncak 3,3 juta infeksi baru pada tahun 1995.
Penurunan angka tersebut juga dapat dikaitkan dengan peningkatan akses terhadap obat-obatan, kata PBB. Secara signifikan lebih banyak orang yang terkena dampak menerima pengobatan tahun lalu. Mungkin inilah sebabnya jumlah kematian terkait AIDS pada tahun 2023 turun 40.000 menjadi 630.000 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Stigmatisasi
Namun, dunia masih jauh dari tujuan membatasi jumlah infeksi baru menjadi 330.000 kasus pada tahun depan. Dan fakta bahwa AIDS masih sulit diberantas adalah karena juga stigmatisasi yang masih berlangsung. Stigmatisasi dan diskriminasi khususnya menghalangi mereka yang terkena dampak untuk menerima pengobatan,keluh PBB.
Iklan
Di Eropa Timur dan Asia Tengah, hanya sekitar setengah yang terinfeksi HIV menerima pengobatan. Meskipun ada kemajuan besar dalam memerangi penyakit ini, sekitar seperempat dari seluruh orang dengan HIV di seluruh dunia masih tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa.
Skandal Transfusi Darah di Inggris
00:58
Afrika Timur dan Selatan paling terkena dampaknya
Wilayah yang paling terkena dampak di dunia adalah Afrika Timur dan Selatan, dengan 450.000 infeksi baru tahun lalu dan 20,8 juta orang terinfeksi HIV secara keseluruhan. Menurut PBB, 260.000 orang yang terinfeksi meninggal di sana akibat AIDS pada tahun 2023.
Meskipun jumlah infeksi baru di beberapa negara Afrika sub-Sahara telah turun lebih dari setengahnya sejak tahun 2010, ada wilayah di Eropa Timur, Asia Tengah dan Amerika Latin "di mana infeksi baru bergerak ke arah yang salah dan terus meningkat,” menurut juru bicara PBB.
Stigmatisasi dan diskriminasi khususnya menghalangi mereka yang terkena dampak untuk menerima pengobatan, keluh PBB. Di Eropa Timur dan Asia Tengah, hanya sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi HIV menerima pengobatan. Meskipun ada kemajuan besar dalam memerangi penyakit ini, sekitar seperempat dari seluruh orang dengan HIV di seluruh dunia masih tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa.
ap/hp (afp, dpa)
HIV: 10 Fakta Virus Mematikan
HIV/AIDS mungkin tidak lagi terdengar mengerikan seperti 20 tahun lalu, namun setiap tahun ada sejuta orang lebih yang terinfeksi. Fakta apa saja yang perlu diketahui mengenai penyakit mematikan ini?
Foto: Fotolia/Sebastian Duda
Kehidupan Sehari-hari
Lebih dari 35 juta warga dunia positif HIV - sepertiga diantaranya hidup di Afrika Sub-Sahara. Di Afrika Selatan, negara yang paling parah terjangkit HIV, satu dari enam orang mengidap HIV. HIV bisa dibilang keseharian hidup di Afrika Selatan, sampai-sampai acara anak-anak 'Sesame Street' versi Afrika Selatan memiliki boneka kuning yang positif HIV, Kami.
Foto: picture-alliance/dpa
Lelaki Lebih Berbahaya
Pada hubungan seks antar heteroseksual, HIV lebih mudah ditularkan dari lelaki ke perempuan ketimbang perempuan ke laki-laki. Namun apabila seorang lelaki sudah disunat, risiko penularan ke perempuan berkurang hingga 60 persen.
Foto: imago/CHROMORANGE
Penyakit Seumur Hidup
HIV dan AIDS tidak dapat disembuhkan, meski dapat dikontrol. Obat-obatan antiretroviral mencegah virus berlipat ganda di dalam tubuh penderita. Terapi antiretroviral mencakup tiga atau lebih obat yang harus diminum pasien selama hidupnya. Perawatan semacam ini dapat mengurangi laju kematian dari HIV sebesar 80 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Mengurangi Harapan Hidup
Penyebaran HIV setelah tahun 1990 menyebabkan tingkat harapan hidup di banyak negara turun secara dramatis - kebanyakan di Afrika. Lalu pengenalan obat-obatan antiretroviral kembali menaikkan harapan hidup: di Afrika Selatan, contohnya, rata-rata tingkat harapan hidup naik dari 54 tahun pada 2005 menjadi 60 pada tahun 2011.
Foto: AFP/Getty Images
Pengobatan Terbatas
Karena perusahaan farmasi memegang paten yang mencegah produksi obat versi generik, obat-obatan HIV tergolong mahal - sebuah terapi biayanya ribuan Dolar per bulan. Ini pun menghambat pengobatan pada skala besar di negara-negara Afrika, dan trennya berlanjut: Badan Kesehatan Dunia WHO memperkirakan 19 juta pengidap HIV tidak mempunyai akses terhadap obat-obatan.
Foto: AP
Masih Tahap Uji Coba
Tidak ada vaksin yang 100 persen efektif melawan HIV, dan baru ada sedikit studi klinik untuk vaksinasi pada manusia. Satu vaksin yang diujicoba di Thailand hingga tahun 2009 tampak mengurangi risiko terinfeksi HIV hingga 31 persen.
Foto: AP
Terlalu Beragam
Satu faktor yang menyulitkan pengembangan vaksin adalah begitu cepatnya HIV bermutasi, termasuk di dalam tubuh pasien. Ada terlalu banyak variasi patogen HIV - meski hanya dua variasi yang menjadi penyebab utama melemahnya sistem kekebalan tubuh dan mengakibatkan sakit.
Foto: picture-alliance/dpa
Masa Inkubasi Lama
Butuh enam minggu bagi seseorang yang terjangkit untuk mengembangkan antibodi, dan tes HIV tidak efektif pada periode ini. Mereka yang terinfeksi juga mengalami yang disebut infeksi HIV awal, yang gejalanya mirip flu. Beberapa pekan setelah terinfeksi, sistem imunitas untuk pertama kalinya mulai bereaksi terhadap virus.
Foto: picture-alliance/dpa
Rentan Penyakit Lain
Campuran mematikan: HIV dan tuberkulosis. Orang yang positif HIV mengidap risiko 20 kali lebih besar untuk terjangkit bakteri penyebab tuberkulosis. Di Afrika, tuberkulosis adalah penyebab kematian nomor satu di antara penderita HIV.
Foto: Alexander Joe/AFP/Getty Images
Ramuan Tersendiri
Kebijakan Afrika Selatan untuk menangani HIV mengejutkan dunia untuk waktu yang cukup lama. Tahun 2008, menteri kesehatan di bawah pemerintahan Presiden Thabo Mbeki menganjurkan bawang putih, ubi bit merah dan minyak zaitun untuk mengobati infeksi. Obat-obatan antiretroviral ditolak. Untungnya masa-masa itu sudah berlalu.