1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Awal Tahun NATO di Berlin

as28 Mei 2008

Konferensi NATO di Berlin yang dihadiri 300 delegasi dari 50 negara membahas berbagai masalah aktual yang dihadapi aliansi pertahananan ini.

Misi militer di Afghanistan dan hubungan baik dengan Rusia menjadi tema utama konferensi NATO di Berlin.Foto: picture-alliance/ dpa

Tema utama konferensi awal tahun NATO di Berlin antara lain penugasan pasukan di Afghanistan. Jenderal Egon Ramms dari Jerman mengimbau peningkatan dukungan dari negara anggota NATO bagi misi yang tidak populer ini.

Ramms mengatakan; “Kami membutuhkan serdadu sekarang juga, untuk meraih sukses di kawasan yang sudah dapat kita kuasai. Ini sangat menentukan, untuk melindungi rakyat di kawasan tsb. Sebab, jika Taliban dapat merebut kembali wilayah yang kita kuasai, mereka akan membunuh siapapun yang membantu kita.“


Di sisi lain, Jerman juga mengharapkan mitra anggota NATO memahami posisinya saat ini. Belakangan ini Jerman mendapat tekanan dari anggota NATO, khususnya Amerika Serikat karena menolak penugasan di kawasan pertempuran di Selatan Afghanistan. Sejauh ini kontingen tentara Jerman-Bundeswehr tetap hanya bertugas di kawasan utara yang relatif aman. Menteri luar negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan, tidak mudah untuk meyakinkan warga Jerman yang mengalami trauma akibat dua kali perang dunia.

Steinmeier menggambarkan permasalahannya; “Tidak semuanya berlangsung dengan sendirinya. Kami harus memberikan argumen baru bagi setiap tindakan dan perubahan mandat kepada parlemen dan tentu saja kepada rakyat Jerman, yang memandang penugasan militer itu dengan skeptis.“


Tema utama lainnya yang dibahas dalam konferensi NATO di Berlin itu adalah hubungan aliansi pertahanan tsb dengan Rusia. Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam konferensi tsb mempromosikan kerjasama lebih erat dengan Moskow.


Merkel mengatakan; “Jika kita tidak saling berbicara, jangan heran jika selalu muncul prasangka. Karena itu, saya mengusulkan agar menyelenggarakan pertemuan puncak rutin NATO-Rusia.“


Merkel juga menegaskan, hal itu tidak berarti Rusia secara tidak langsung dapat menentukan kebijakan NATO. Melainkan pertemuan rutin itu harus mengarah pada pemahaman yang lebih baik, menyangkut ketakutan dan kepentingan kedua belah pihak. Juga sekretaris jenderal NATO, Jaap de Hoop Scheffer mendukung gagasan kanselir Jerman itu. De Hoop Scheffer mengatakan, Rusia adalah mitra penting NATO. Ia mendukung perluasan kerjasama dengan Rusia, sekaligus memperluas kerjasama dengan negara-negara mitra lainnya di bekas blok Timur.