1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Donor Janjikan Ratusan Juta Dolar untuk Lebanon

10 Agustus 2020

Berbagai negara hari Minggu (9/8) menjanjikan bantuan lebih dari 250 juta euro untuk Lebanon, kata Prancis yang menjadi tuan rumah konferensi donor Lebanon. Mereka juga menuntut reformasi dan “transparansi maksimal”.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang memimpin konferensi virtual untuk bantuan Lebanon
Presiden Prancis Emmanuel Macron memimpin konferensi virtual negara-negara donor untuk Lebanon, 9 Agustus 2020Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Simon

Lima belas pemimpin pemerintahan dan wakil dari lebih 30 negara dan organisasi internasional berpartisipasi dalam konferensi virtual yang diselenggarakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PBB untuk bantuan kemanusiaan ke Lebanon. Mereka mendeklarasikan solidaritas dengan rakyat Lebanon dan berjanji mengerahkan "sumber daya utama" dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

"Dalam masa-masa yang sangat buruk ini, Lebanon tidak sendiri," demikian disebutkan dalam pernyataan bersama yang dirilis pada akhir konferensi, yang juga dihadiri wakil-wakil Uni Eropa dan Liga Arab.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan kepada televisi Jerman ZDF bahwa "lebih dari 200 juta euro bantuan darurat telah dikumpulkan," termasuk 20 juta euro dari Jerman.

Kantor Kepresidenan Macron mengatakan "bantuan darurat yang dijanjikan atau yang dapat dimobilisasi dengan cepat" berjumlah 252,7 juta euro (senilai 298 juta dolar AS), termasuk 30 juta euro dari Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah pemimpin dunia pertama yang mengunjungi bekas koloni Prancis itu, setelah ledakan dahsyat hari Selasa (04/08) menewaskan lebih dari 150 orang, melukai sekitar 6.000 orang dan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah kepala negara asing pertama yang berkunjung ke Beirut setelah terjadi ledakan hebat di pelabuhan, 6 Agustus 2020Foto: picture-alliance/dpa/AP/T. Camus

Bantuan ratusan juta dolar dengan "transparansi maksimal"

Pernyataan bersama dari para pemimpin dunia dan perwakilan mereka menggarisbawahi keprihatinan tentang korupsi pemerintah Lebanon.

"Para peserta sepakat bahwa bantuan mereka harus tepat waktu, memadai dan konsisten dengan kebutuhan rakyat Lebanon, terkoordinasi dengan baik di bawah kepemimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan langsung diberikan kepada penduduk Lebanon, dengan efisiensi dan transparansi maksimal," katanya.

Negara-negara donor mendesak otoritas Lebanon "berkomitmen penuh terhadap langkah-langkah reformasi" untuk membuka dukungan jangka panjang bagi pemulihan ekonomi dan keuangan negara itu.

PBB mengatakan sekitar 117 juta dolar dibutuhkan untuk tanggap darurat selama tiga bulan ke depan, layanan kesehatan, pembangunan penampungan darurat, distribusi makanan, dan program untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan langkah-langkah lainnya.

Presiden Lebanon Michel Aoun berterima kasih kepada peserta konferensi dan Presiden Macron atas inisiatif tersebut. "Banyak yang dibutuhkan untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan dan untuk mengembalikan kilau Beirut," kata Michael Aoun di Twitter.

Macron: Pemerintah Lebanon harus menanggapi aspirasi di jalan-jalan

Emmanuel Macron mengingatkan otoritas Lebanon "untuk bertindak agar negara tidak tenggelam, dan untuk menanggapi aspirasi yang diungkapkan oleh rakyat Lebanon saat ini secara legitim di jalan-jalan Beirut."

"Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa baik kekerasan maupun kekacauan tidak terjadi," tambahnya. "Masa depan Lebanon yang dipertaruhkan."

Selain para kepala negara dan menteri pemerintahan, konferensi hari Minggu juga dihadiri perwakilan dari Bank Dunia, Palang Merah, IMF, Bank Investasi Eropa dan Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan. Negara-negara Arab juga ikut serta, termasuk Arab Saudi, Mesir, Yordania, Qatar, Irak dan Uni Emirat Arab.

Menurut PBB, setidaknya 15 fasilitas medis, termasuk tiga rumah sakit besar, mengalami kerusakan struktural akibat ledakan itu. Lebih dari 120 sekolah rusak berat dan dapat mengganggu pembelajaran bagi sekitar 55.000 anak.

hp/pkp  (afp, rtr, dpa)