Langkah Konkret Indonesia Dalam Perlambat Pemanasan Global
5 Desember 2018
Apa langkah yang konkret Indonesia untuk agenda Nationally Determined Contribution (NDC) yang dilakukan dalam rangka pencapaian target tertinggi konvensi iklim dunia?
Iklan
Di Katowice, Polandia, berlangsung perhelatan internasional yang merundingkan status dan pengendalian perubahan iklim global. Indonesia sendiri ambil bagian dalam pembahasan pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan program adaptasi perubahan iklim yang disebutkan di dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) sebagai hasil dari Paris Agreement.
Dalam program televisi "Al Gore and The Climate Reality” yang ditayangkan di 24 Hours of Reality, Menteri LHK Siti Nurbaya dari Studio TVN Katowice Polandia memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim.
"Indonesia menyatakan komitmen berkontribusi menurunkan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan sampai dengan 41% melalui kerjasama internasional. Pengurangan emisi tersebut dilakukan melalui lima sektor utama, yaitu: sektor hutan dan lahan (17,20%), energi (11%), limbah (0,38%), industrial process and product used/IPPU (0.10%) dan pertanian (0,32%),” katanya.
Ditambahkan Siti Nurbaya: "Pengurangan yang paling signifikan akan dicapai dalam sektor kehutanan, dengan menyumbang lebih setengah dari target, yaitu 17,2% dari target 29%, dan 23% dari pengurangan emisi 41%”, jelas Siti Nurbaya.
10 Kota Dengan Jejak Karbon Tertinggi Di Dunia
Kota-kota menyumbangkan sebagian besar emisi karbon global. 100 pusat perkotaan membentuk 18 persen emisi di seluruh dunia. Inilah 10 kota metropolitan dengan jejak karbon tertinggi.
Foto: picture-alliance/AP/Joseph Nair
10. Riyadh, Arab Saudi
Kota terbesar di Arab Saudi ini adalah juga kota paling tercemar, terutama karena aktivitas industrinya. Para peneliti menemukan bahwa kota berpenduduk padat menyumbang sebagian besar emisi total di sebuah negara. Area kota besar menghabiskan lebih dari 70 persen total energi dunia - yang berarti bahwa kota-kota metropolitan punya pengaruh besar mengubah situasi iklim global.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
9. Tokyo, Jepang
Hanya sekitar 2 persen mobil baru yang dijual di Tokyo ramah lingkungan. Daerah perkotaan Tokyo-Yokohama, dengan populasi urban terbesar dunia, memancarkan CO2 dalam jumlah besar setiap tahun - 62 juta ton untuk Tokyo saja. Tetapi Deklarasi Tokyo baru-baru ini memberi harapan: 22 metropolitan telah berkomitmen untuk mengatasi polusi udara dan mempromosikan kendaraan nol-emisi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Tödt
8. Chicago, Amerika Serikat
Inilah kota ketiga terpadat di AS, dan memiliki jejak karbon terbesar ketiga. Polusi di wilayah metropolitan Chicago meningkat secara signifikan antara 2014 dan 2016, menurut sebuah studi dari American Lung Association. Chicago juga digolongkan sebagai kota terkotor ketiga di AS. Lalu kota manakah yang kedua lainnya?
Foto: picture-alliance/AA/B. S. Sasmaz
7. Singapura
Banyak industri di Singapura masih terbelakang, menurut besarnya emisi emisi CO2. Sektor manufaktur akan mencapai 60 persen dari seluruh emisi kota ini pada tahun 2020. Tetapi pemerintah Singapura telah menyadari bahwa inilah saatnya untuk bertindak, dan menyatakan 2018 sebagai tahun aksi iklim. Singapura juga mengumumkan pajak karbon atas fasilitas-fasilitas yang sangat polutif.
Foto: picture-alliance/AP/Joseph Nair
6. Shanghai, Cina
Tidak mengherankan kalau Shanghai masuk peringkat 10 besar, karena kota ini termasuk kota terpadat dunia. Kemacetan telah menyebabkan masalah lingkungan yang serius, termasuk polusi udara dan air. Seperti di banyak kota Cina lainnya, pembangkit listrik dan lalu lintas adalah penyebab utama emisi karbonnya.
Foto: picture-alliance/Imaginechina/Z. Yang
5. Los Angeles, Amerika Serikat
Kualitas udara di kota ini digolongkan sebagai yang terburuk di AS. Tapi Negara Bagian California telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 40 persen pada 2030. Terutama dengan menggunakan energi bersih dan mendukung mobil listrik atau hibrida. Gubernur California Jerry Brown telah mengambil peran utama dalam perang melawan perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Rossi
4. Hong Kong, Cina
Wilayah otonomi khusus Cina ini berpenduduk padat. Ribuan kendaraan setiap hari memenuhi jalan. Selain itu, pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri memuntahkan asap dan mencemari udara. Menurut Departemen Perlindungan Lingkungan, sektor pengiriman kargo juga bertanggung jawab sampai 50 persen dari emisi karbon Hongkong.
Foto: picture alliance/dpa/L. Xiaoyang
3. New York, Amerika Serikat
Kota terpadat di AS ini menempati ranking ketiga dalam peringkat kota dengan jejak karbon tertinggi dunia. Tapi Los Angeles bekerja keras untuk mengurangi emisinya. Pada bulan Januari, pemerintah kota menggugat lima perusahaan minyak terbesar dunia - BP, Chevron, ConocoPhillips, ExxonMobil, dan Royal Dutch Shell - karena kontribusi mereka terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap kota.
Foto: picture-alliance/Sergi Reboredo
2. Guangzhou, Cina
Di kota terpadat ketiga di Cina ini, pabrik dan kendaraan terus menerus mengeluarkan emisi berbahaya. Smog menjadi pemandangan sehari-hari. Tapi Guangzhou telah berkomitmen untuk mengganti seluruh armada bus dan taksi berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik murni sampai tahun 2020. Langkah itu diambil setelah kampanye besar-besaran oleh kelompok-kelompok lingkungan seperti Greenpeace.
Foto: CC/Karl Fjellstorm, itdp-china
1. Seoul, Korea Selatan
Seoul adalah kota metropolitan dengan jejak karbon tertinggi di dunia. Polusi udara jadi masalah lingkungan dan kesehatan terbesar: Lebih 30.000 ton polutan berbahaya dikeluarkan ke udara hanya dari 10 pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini telah menghentikan operasi pembangkit listrik ini untuk mengatasi masalah tersebut. (hp/vlz)
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
10 foto1 | 10
Pemberdayaan masyarakat
Dalam siaran pers KLHK disebutkan, penasehat Senior Menteri Bidang Perubahan Iklim, sekaligus National Focal Point (NFP) untuk UNFCCC, Dr. Nur Masripatin memaparkan pembagian program kerja agenda Paris Agreement (PAWP) dan non Paris Agreement, di antaranya mitigasi bencana, kerangka kerja transparansi untuk pengambilan tindakan dan dukungan, pendanaan serta langkah penanggulangan. "Juga ada pengelompokan kerja untuk teknologi, pembangunan kapasitas, pertanian, perubahan iklim dan jender, riset dan pengamatan sistematis, pemberdayaan komunitas lokal dan masyarakat adat,” katanya.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KHLK, Dr. Ruandha A. Sugardiman, menyampaikan salah satu penerapan konkret kontribusi Indonesia dalam memperlambat pemanasan global dengan melibatkan 1.981 kampung iklim di seluruh Indonesia. "Kami juga telah menyusun sistem Monitoring, Reporting, and Verification (MRV) , serta mengembangkan Sistem Registrasi Nasional (SRN), dan inventarisasi GRK nasional," kata Ruandha sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers KLHK.
Penegakan hukum dan keterlibatan swasta
Fitrian Adriansyah, Direktur Inisiatif Perdagangan Hijau IDH-Indonesia menegaskan, pada tingkat pemerintahan, peraturan yang tepat sasaran perlu diperkuat dengan penindakan atau penegakan hukum bagi pihak yang melanggar ketentuan: "Untuk swasta, investasi dan pertumbuhan ekonomi hijau menjadi penting. Contohnya, investasi untuk pembangkit listrik ramah lingkungan (energi terbarukan), gedung hijau (ramah energi), pengembangan komoditas pertanian tanpa bakardan tanpa membuka hutan, dsb."
Konferensi iklim dunia COP24 Katowice berlangsung selama dua pekan dari tanggal 2-14 Desember 2018. Peserta konferensi ini diperkirakan mencapai 45 ribu orang, terdiri dari 197 perwakilan negara dan lemabga internasional. Dari Indonesia 450 anggota delegasi ambil bagian dalam proses pembahasan iklim di masing-masing sektor.
ap/hp(KLHK)
Tangier, Pulau Yang Sedang Tenggelam
Pulau Tangier di negara bagian Virginia, AS, terancam tenggelam. Pulau ini sudah kehilangan dua pertiga daratannya karena erosi dan naiknya permukaan laut. Pelan tapi pasti, pulau ini suatu saat akan tenggelam.
Foto: DW/Sandy Hausman
Bertahan di atas air
Pulau Tangier terletak di Chesapeake Bay. Sisa bagian yang masih bisa dihuni di pulau ini adalah sebuah jalur sempit yang dikelilingi oleh rawa-rawa. Bagian-bagian ini dihubungkan satu sama lain oleh beberapa jembatan.
Foto: DW/Sandy Hausman
Dataran pipih
Bahkan dari kejauhan, mudah untuk melihat seberapa kritis ketinggian tanah di Tangier dan bangunan di atasnya. Pada titik tertingginya, pulau ini hanya 1,2 meter di atas permukaan air.
Foto: DW/Sandy Hausman
Lumbung kepiting biru
Kepiting biru adalah salah satu alasan mengapa orang dulunya mau tinggal di pulau terpencil ini selama berabad-abad. Banyak penduduk di sekitar Chesapeake Bay memanen kepiting ini.
Foto: DW/Sandy Hausman
Tidak banyak lahan pemukiman
Selama abad terakhir, pulau ini kehilangan sebagian besar lahan pemukimannya. Sekarang di seluruh pulai hanya tersisa lahan seluas 3 kilometer persegi yang bisa dijadikan kawasan pemukiman. Selain dari itu, hanya ada rawa-rawa.
Foto: DW/Sandy Hausman
Tergenang air
Karena sebagian besar pulau begitu rendah, tidak jarang air malah menerobos ke luar melalui saluran pembuangan air.
Foto: DW/Sandy Hausman
Kuburan di atas tanah
Kondisi geografis Tangier yang tidak biasa ini juga memengaruhi cara orang dimakamkan. Orang tidak dimakamkan di bawah tanah, melainkan di atas tanah.
Foto: DW/Sandy Hausman
Masih banyak turis
Masih banyak turis yang datang ke Tangier. Sebagian datang karena memang ingin melihat budaya lokal, yang lain datang untuk melihat bagaimana pulau ini tenggelam secara perlahan-lahan. (Teks: Harald Franzen, Sandy Hausman/hp/yf)