Konferensi Internasional Bagi Afghanistan di Paris
12 Juni 2008Presiden Perancis Nikolas Sarkozy membuka konferensi Afghanistan di Paris dengan suara menggugah semangat. Ia mengajak wakil-wakil 80 negara dan organisasi untuk memberikan partisipasi dan hasil bagi pembangunan kembali di Hindukush
"Perancis akan tetap memberikan partisipasinya bagi Afghanistan dan selama waktu yang diperlukan. Kami tidak membiarkan diri putus asa oleh para teroris. Kami tidak mengalah terhadap penganiaya. Kami akan tetap berada di sana, sampai kami menang."
Oleh sebab itu Perancis sendiri tidak hanya menujukan kepada peserta konferensi, untuk menetapkan bantuan pembangunan berikutnya dan pengalihan tanggung jawab lebih besar kepada pihak Afghanistan, tapi juga tugas tambahan Perancis.
Sarkozy: "Kami memutuskan untuk menempatkan batalyon militer Perancis berikutnya di timur Afghanistan mulai musim panas mendatang. Keamanan dan pembangunan tidak dapat dipisahkan. Karenanya Perancis juga akan menambah dukungan finansialnya lebih dari dua kali lipat, terutama bagi sektor pertanian dan kesehatan."
Sementara Presiden Hamid Karsai yang mengenakan pakaian tradisional Afghanistan dan duduk di samping Sarkozy dalam konferensi negara donor di Paris mengakui
"Presiden Sarkozy, setelah pidato Anda hampir tidak ada lagi yang dapat saya katakan. Anda telah mengatakan apa yang berada di hati warga Afghanistan. Mungkin dari kami berdua, Anda bahkan wakil lebih baik bagi Afghanistan."
Karsai menarik neraca yang baik dari hampir tujuh tahun pembangunan kembali Afghanistan. Kini enam juta anak kembali ke sekolah, sepertiganya anak perempuan. 85 persen penduduk memiliki akses sarana dasar kesehatan, dimana awal abad ke-21 hanya sekitar 9 persen. Dan menyampaikan strategi 5 tahun ke depan Afghanistan yang membutuhkan biaya 50 juta dollar. Karsai juga berterima kasih untuk bantuan selama ini dan mengharap bantuan selanjutnya. Ia berjanji antara lain untuk memerangi korupsi dan perdagangan obat bius.
Dalam konferensi Afghanistan di Paris, Jerman diwakili menteri luar negeri Frank-Walter Steinmeier yang melihat adanya kemajuan di Hindukush. Meskipun demikian tidak ingin kehilangan sasaran sebenarnya. Afghanistan harus dapat berdiri sendiri. Oleh sebab itu, terutama militer Afghanistan harus diperkuat. Jerman ingin melakukan partisipasinya dengan melanjutkan bantuan bagi Afghanistan, baik secara politis maupun finansial
Steinmeier: "Saya pikir kita tidak akan berhasil bila pada akhirnya kita tidak dapat memberi masyarakat di Afghanistan perspektif di bidang ekonomi, di mana tidak hanya institusi negara melainkan juga individu dapat mengandalkan perspektif hidup yang nyata." (dk)