Konferensi Jenewa Tentang Pengungsi Irak
17 April 2007Menurut perkiraan ada sekitar 4 juta warga Irak yang mengungsi baik di dalam dan ke luar negeri. Sekitar setengahnya mengungsi ke luar negeri terutama ke Suriah dan Yordania. Sedangkan sekitar 2 juta pengungsi berada di Irak, dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, sebagian sama sekali tanpa tempat tinggal dan tanpa pekerjaan. Demikian laporan berbagai organisasi bantuan pengungsi. Beatrice Megevand, warga Perancis yang bertugas untuk Palang Merah Internasional menerangkan, situasi para pengungsi sangat memperihatinkan.
Beatrice Megevand: „Semua serba kekurangan. Tidak ada obat-obat-an, tidak ada air bersih. Ini sebenarnya masalah terbesar. Memang ada air, tapi sama sekali tidak bisa diminum. Dan jangan lupa, lebih dari setengah jumlah pengungsi di Irak adalah anak-anak, yang masih di bawah 12 tahun.”
Badan bantuan pengungsi PBB, UNHCR, tahun ini saja membutuhkan sekitar 60 juta Dollar AS untuk membantu para pengungsi. Dalam jangka panjang, dana yang dibutuhkan bisa mencapai miliaran Dollar. Tapi bukan hanya uang yang jadi masalah. Beatrice Megevand dari Palang Merah Internasional:
“Semua pusat pelayanan medis sekarang menghadapi masalah besar: banyak pegawainya sudah meninggalkan Irak karena masalah keamanan. Jadi semuanya seba kurang: jururawat, dokter, dan obat-obat-an.”
Dalam konferensi internasional di Jenewa yang dimulai hari Selasa (17/04) Menteri Luar Negeri Irak juga diharapkan hadir. Sewlama dua hari, wakil dari sekitar 60 negara dan organisasi internasional akan membahas satu tema yang sangat penting: soal keamanan dan otoritas pemerintahan di Bagdad. Pejabat Khusus PBB untuk urusan pengungsi, Dennis McNamara mengatakan:
„Masalah utama bagi organisasi bantuan adalah situasi keamanan. Di banyak tempat, kami tidak bisa bergerak dengan aman. Dan dalam waktu dekat situasi ini juga tidak akan berubah. Karena itu, partai-partai yang bertikai di Irak punya tanggung jawab khusus. Yaitu mengurus para pengungsi dan memberi jaminan, bahwa organisasi internasional bisa bekerja dengan aman.“
Pekerjaan di lokasi hanya bisa dilaksanakan dengan bantuan para pegawai warga Irak. Bagi para pekerja ini, situasinya sangat berbahaya. Demikian keterangan Rafiq Tschannen, yang memimpin proyek Organisasi Internasional untuk Migrasi, IOM di Irak. Hanya dengan bantuan warga lokal bisa dilakukan perundingan dan ada sedikit jaminan keamanan. Selanjutnya Rafiq Tschannen mengatakan:
„Kita harus mengenal warga lokal, harus berbicara dengan mereka. Cara ini jauh lebih baik, daripada kalau kita datang dengan pasukan keamanan. Kalau begitu, kita malah jadi target.“
Organisasi-organisasi internasional berharap, dalam konferensi dua hari di Jenewa, Swiss, bisa dibahas konsep tentang kelanjutan bantuan kemanusiaan di Irak.