1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa

28 Oktober 2005

Sejumlah harian internasional menyoroti konferensi tingkat tinggi Uni Eropa yang digelar di Hampton Court di dekat London. Sejak awal rasa skeptis membayangi, apakah KTT informal UE yang membahas Globalisasi ini akan membuahkan hasil.

Peserta pertemuan puncak di Hampton Court
Peserta pertemuan puncak di Hampton CourtFoto: AP

Konferensi ini digelar dalam situasi politik Uni Eropa yang masih goncang, sekaligus dibayangi dengan ketidakpastian anggaran belanja. Harian Inggris The Times yang terbit di London berkomentar, konferensi tingkat tinggi Uni Eropa terlalu singkat dan digelar dalam situasi yang tidak tepat.

"Konferensi puncak itu hanya berlangsung delapan jam dan pidato panjang dilarang. Akan tetapi PM Inggris, Blair masih mengharapkan dapat dilakukan sebuah diskusi politik dan strategi menyangkut kerjasama di masa depan. Sebagai tuan rumah, Blair juga dapat dituduh mengindari pembahasan anggaran belanja Uni Eropa. Namun bagi Blair tema utamanya adalah apakah dalam persaingan global, Eropa akan dapat bertahan dari serangan Cina dan India. Kini dengan sangat mendesak diperlukan strategi bersama untuk menghadapi perundingan Doha babak berikutnya. Di sisi lain, sikap ngotot Jerman dan Perancis untuk menciptakan sebuah Eropa yang sosial tidak menawarkan pemecahan apapun bagi 23 juta penganggur di Uni Eropa. Pokoknya, konferensi tingkat tingi Uni Eropa kali ini berada dalam situasi yang keliru."

Harian Perancis Liberation yang terbit di Paris menulis, Tony Blair berada dalam posisi yang sulit.

"Tuan rumah konferensi tingkat tinggi Uni Eropa, Tony Blair, dapat diibaratkan, memberikan jawaban buruk atas pertanyaan yang bagus. Amat tepat jika Blair mengatakan, warga Eropa harus mendefinisikan strategi untuk menghadapi tantangan globalisasi. Akan tetapi, yang disesalkan adalah kebohongan bahwa rinciannya dapat dibahas belakangan. Tidak ada yang lebih mengetahui selain Blair bahwa kesulitannya justru terletak pada rincian tersebut. Terutama jika rincian ini dalam kenyataannya adalah masalah besar. Antara lain, tuntutan Inggris untuk pengurangan kontribusi anggaran, subsidi bagi para petani Perancis serta politik pertanian bersama Uni Eropa."

Harian Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar, konferensi globalisasi Uni Eropa ini mengundang banyak pertanyaan.

"Di satu sisi, para kepala negara dan kepala pemerintahan Uni Eropa mengetahui, mereka tidak dapat menolak tuntutan pembukaan selanjutnya pasar Eropa. Sebuah pasar global yang terganjal kekecualian di Eropa, juga akan membatasi laju pertumbuhan sendiri. Jika Eropa hendak mempertahankan atau bahkan meningkatkan posisinya, mereka harus mengikuti persaingan global. Di sisi lain, para pimpinan politik Uni Eropa juga harus dapat secara positif menjelaskan tema yang menyakitkan ini, kepada warganya yang semakin skeptis. Sayangnya konferensi puncak di Hampton Court adalah ibaratnya sidang tertutup untuk kalangan terbatas. Apakah hal ini akan menjadi kontribusi bagi kepercayaan terhadap pimpinan politik Uni Eropa, sangatlah diragukan."

Terakhir komentar harian Jerman Handelsblatt yang terbit di Düsseldorf. Harian ini menulis, hasil konferensi di London tidak akan mendorong kemajuan Uni Eropa.

"Blair menyerukan, agar perdebatan menyangkut haluan masa depan Uni Eropa, dilakukan secara terbuka dan transparan. Akan tetapi, di hari-hari terakhir Downing Street berubah sikap menjadi berhaluan kompromi. Tokoh politik puncak Inggris tiba-tiba memuji standar politik sosial yang dampak negatifnya terasa dimana-mana. Jadi konferensi globalisasi kali ini akan sama saja dengan konferensi Uni Eropa lainnya, yang diakhiri dengan pernyataan bersama, yang tidak menyakiti siapapun, tapi juga tidak mendorong kemajuan Eropa."