1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Papua Berlanjut, Warga Lokal Lari Menyelamatkan Diri

12 Desember 2018

Pemburuan satuan TNI-Polisi terhadap TPNPB berlangsung sengit, empat warga lokal diberitakan tewas, lebih 1500 warga desa lari menyelamatkan diri ke hutan.

West Papua Indonesische Soldaten
Foto: picture-alliance/dpa

Tito Karnavian, Kepala Kepolisian RI, menjelaskan pemburuan dilakukan terhadap anggota TPNPB  yang telah membunuh lebih dari 17  pekerja Trans Papua. Pemburuan ini melibatkan 150 aparat gabungan TNI polri terhadap 50 orang anggota TPNPB dengan 20 senjata yang dimilikinya. Pertempuran sengit antara TNI-Polri dan TPNPB ini membuat warga desa Mbua, Yall, dan Yigi di Kabupaten Nduga melarikan diri ke hutan. Sebanyak empat penduduk lokal papua diduga tewas dalam pertempuran ini, otoritas Indonesia belum mengkonfirmasi kejadian ini, sedangkan percobaan penyelidikan masih diusahakan oleh Lembaga International  Hak Asasi Manusa (HRW).

Pendeta dari Gereja Kingmi, Benny Giay, mengatakan bahwa empat penduduk yang terbunuh adalah anggota gerejanya. Mereka  terbunuh saat tentara melakukan proses evakuasi korban dan pekerja Trans Papua yang selamat di Mbua dan Yigi, 4-5 Desember lalu. ''Penduduk lokal bukanlah musuh, mereka tidak bersenjata,‘‘ ujar Giay,‘‘Kami meminta para pihak menahan diri karena ini mengorbankan penduduk yang tidak bersalah dalam konflik bersenjata.‘‘ Giay menambahkan warga yang menyelamatkan diri ke hutan sangat rentan karena lapar dan kedinginan.

Foto arsip aksi protes warga Papua, 1 Desember 2016Foto: picture-alliance/dpa/A. Weda

Sebby Sambom, juru bicara TNPPB-OPM , seperti dikutip AP menyatakan pihaknya memiliki 29 Area Operasional di Papua, setiap area memiliki 2500 anggota yang bergerilya yang menyerukan pembebasan Papua Barat. TPNPB menolak untuk menyerah pada tentara Indonesia. TNPPB menuntut pemerintah untuk menerima kesepakatan damai seperti Aceh yang mendapat otonomi khusus atau referendum kemerdekaan, seperti yang diterima Timor-Timor. Mereka menyampaikan seruan dan tuntutannya melalui akun Youtube TPNPB-OPM kepada Presiden Jokowi 10 Desember lalu. TPNPB juga meminta pembukaan akses kepada  jurnalis asing dan UNHCR PBB serta Palang merah Internasional  untuk mengevakuasi dan merawat korban.

‘‘Kami tidak berunding dengan para kriminal,‘‘  tolak Wiranto, Menteri Koordinator Politik, hukum, dan Keamanan ‚‘‘Apapun yang mereka katakan adalah kebohongan dan mereka memiliki komitmen atas kejahatan kemanusiaan,‘‘ tegas wiranto.

SC/ (AFP,AP,Reuters)