1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konsep Mobil Terbang Atasi Kemacetan

9 Maret 2017

Konsep mobil terbang yang digagas Airbus dan Italdesign dan dipamerkan di Geneva Motor Show ini menjadi terobosan terpenting dalam mobilitas urban. Park and Fly tawarkan solusi atasi kemacetan lalu lintas di perkotaan.

Schweiz Internationaler Autosalon Genf Konzeptauto Pop.Up
Foto: Getty Images/H. Cunningham

Airbus yang bisnis intinya membuat pesawat terbang, kini membidik transportasi urban. Dalam pameran otomotif Geneva Motor Show Airbus dan Italdesign menampilkan konsep mobil terbang yang diberi nama Pop.Up untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di perkotaan. Airbus menyatakan hendak menciptakan solusi mobilitas baru.

Inti dari mobilitas futuristik itu adalah teknologi yang saat ini sudah ada dan terus berkembang yakni drone pintar dan teknologi "wearable". Pop.Up yang disebut bisa terwujud tahun 2027 mengusung konsep kendaraan modular, berpenggerak elektrik dan tanpa emisi karbon yang bisa menghindari kemacetan di kota besar.

Mobil Terbang Konsep Atasi Kemacetan Lalin Masadepan

00:53

This browser does not support the video element.

Mobilnya berupa modul, kapsul penumpang dan sasis penggerak. Kapsul dirancang bisa dikoneksikan pada dron raksasa berpenggerak 4 rotor, dan penumpang diterbangkan ke tujuan melewati "traffic jam" di kawasan urban. Konsepnya, pemesanan mobil terbang, dilakukan lewat app yang terhubung dalam sistem pintar.

"Penumpang tinggal duduk dalam kapsul, semua sistem terintegrasi dan dengan nyaman melayang menuju tujuan di kota atau di stasiun penerbangan", ujar Mathias Thomsen, general manager Airbus Urban Air Mobility. Thomsen menjamin, teknologinya sudah bisa direalisasikan antara 5 hingga 10 tahun ke depan.

Kendala regulasi

Walau dari sisi teknologinya sudah siap, konsep park and flay ini masih hadapi beragam kendala. Yang terbesar adalah regulasi dan infrastruktur yang mengizinkan kendaraan penumpang otonom terbang di lingkungan perkotaan yang selalu sibuk.

Thomsen mengakui, saat ini nyaris belum ada infrastrukturnya. "Semua perlu diadakan. Rencana tata kota harus disesuaikan dan itu perlu waktu", ujar GM Airbus Urban Air Mobility itu.

Tapi dari kendala itu, Pop.Up juga bisa memetik keuntungan. Antara lain, bisa menyusun jadwal waktu untuk mematangkan teknologi sekaligus menjalin kerjasama dengan pembuat aturan.

Selain itu, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, bisa dijalin kerjasama platform teknologinya dengan beragam industri yang juga mengembangkan model serupa. "Di masa depan kolaborasi antara industri penerbangan dan otomotif akan makin baik dan jadi hal yang lazim untuk menciptakan konektivitas serta sinergi.

as/yf(ap, airbus)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait