Konsultasi Atom Iran di Jenewa Dilanjutkan
7 November 2013Tujuan rangkaian konsultasi di Jenewa adalah untuk mengakhiri bagian program nuklir Iran yang jadi sengketa. Anggota delegasi kelompok yang disebut 5+1 bertemu dengan wakil-wakil Iran di Jenewa hari Kamis (07/11) untuk melakukan pembicaraan.
Amerika Serikat menuntut Iran agar menunjukkan langkah konkrit dalam sengketa program atom. "Kami ingin dalam fase awal, ada langkah pertama dari Iran, sebuah kesepakatan yang menunjukkan bahwa Iran akan meredam program nuklirnya untuk pertama kali selama puluhan tahun", kata seorang pejabat tinggi Amerika.
Pertemuan dua hari di Jenewa adalah lanjutan rangkaian pendekatan antara Iran dengan dunia barat setelah terpilihnya Presiden Hassan Rouhani. Pertemuan terakhir berlangsung pertengahan Oktober lalu. Ketika itu, kedua pihak memuji suasana pembicaraan yang "konstruktif". Kelompok 5+1 terdiri dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman.
Menuntut Jaminan
Kelompok 5+1 menuntut adanya jaminan dari Iran, bahwa program atomnya hanya dilaksanakan untuk kepentingan sipil dan Iran tidak mengembangkan senjata atom. Menurut kalangan delegasi, Iran bersedia menunjukkan bukti-bukti, tapi tetap akan melanjutkan program atomnya untuk kepentingan sipil. Iran tetap bermaksud melakukan pengayaan uranium sampai kadar lebih dari 5 persen.
Pemerintah Iran menerangkan, mereka siap berunding untuk menghentikan pengayaan uranium sampai kadar 20 persen dan siap menerima inspeksi dari IAEA. Iran juga akan mengijinkan inspeksi di instalasi militer. Sebagai syarat, Iran menuntut agar sanksi ekonomi terhadap negaranya dicabut, paling tidak sebagian dari rangkaian sanksi. Iran saat ini mengalami krisis ekonomi karena sanksi ekonomi yang diterapkan PBB dan negara-negara barat.
Tawarkan Kompromi
Awal minggu ini, delegasi Iran sudah melakukan pembicaraan dengan wakil IAEA di Wina. Pembicaraan itu diikuti oleh para ahli atom, pejabat Kementerian Perdagangan Iran dan wakil-wakil perbankan.
Dalam pertemuan itu, Iran memberikan usulan baru untuk mengakhiri sengketa atom. Menurut kalangan diplomat, Iran bersedia menghentikan pengayaan uranium di dalam negeri, jika sanksi ekonomi terhadap negara itu segera dicabut.
Sejak Hassan Rouhani menjabat sebagai presiden Iran, ada pendekatan baru dalam sengketa atom. Negara-negara barat mencurigai Iran sedang mengembangkan program senjata atom. Namun Iran berulangkali menolak tuduhan itu dan menyebutkan, program nuklirnya hanya punya tujuan sipil.
hp/ab (afp, dpa, rtr)