Kontributor DW di Belarus Dibebaskan Setelah Ditahan 20 Hari
2 Juni 2021Jurnalis lepas Alexander Burakov, yang juga bekerja sebagai kontributor DW di Belarus, dibebaskan hari Selasa (1/6) setelah ditahan selama 20 hari. Berbicara kepada DW setelah pembebasannya, Burakov menyebut fasilitas tempat seperti "penjara militer."
"Mereka membangunkan saya dua kali setiap malam, mengeluarkan saya dari sel dan menyuruh saya melepas semua pakaian termasuk pakaian dalam," kata Burakov. Pemeriksaan serupa juga dilakukan pada siang hari. Dia menghitung total 63 pemeriksaan selama 20 hari penahanannya. Dia juga dipindahkan ke sel yang berbeda setiap hari dan harus berbagi sel dengan tiga tahanan lain selama beberapa hari.
Burakov mengatakan, tahanan tidak diberikan bantal atau selimut, dan dia harus tidur di atas tumpukan botol plastik kosong selama 20 hari. Tapi dia mendapat barang-barang dari keluarga yang mengunjunginya selama dalam tahanan termasuk makanan. Selama dipenjara, dia mengatakan sering diperlakukan dengan "kejam dan penuh kekerasan."
DW "lega" kontributornya dibebaskan
"Saya sangat lega bahwa rekan kami bertahan dalam penahanan ilegal kurang lebih tanpa cedera. Tetapi ada kekhawatiran yang berkembang bahwa spiral kekerasan negara terhadap jurnalis terus berputar," kata Direktur Jenderal DW Peter Limbourg dalam sebuah pernyataan. Limbourg lebih jauh mengatakan, rezim di Belarus kemungkinan akan "membungkam suara-suara independen terakhir di negara itu, tidak peduli dengan cara apa."
Bulan Mei lalu, DW mengecam keras penangkapan Burakov dan menuntut agar pihak berwenang Belarus segera membatalkan penahanannya. Tapi baik Duta Besar Belarus di Berlin maupun pihak berwenang di Minsk ketika itu tidak bereaksi.
Alexander Burakov ditangkap dekat pengadilan regional di kampung halamannya di Mogilev, 200 kilometer di timur ibu kota Belarus, Minsk, pada 12 Mei, saat menjalankan tugasnya untuk redaksi bahasa Rusia Deutsche Welle. Dia ketika itu sedang melaporkan persidangan terhadap politisi oposisi Pavel Seviarynets, yang dituduh "berpartisipasi dalam kerusuhan massal."
Media Belarus di bawah tertekan
Kepala divisi Eropa dan Asia Tengah di organsaisi HAM Human Rights Watch di Berlin, Hugh Williamson, mengatakan dia tidak terkejut dengan apa yang diceritakan Burakov tentang kondisi penahanannya.
"Kami telah mendokumentasikan kasus-kasus di mana jurnalis dipukuli secara brutal saat berada dalam tahanan. Mereka tidak diberi bantuan medis, dan ditahan dalam kondisi yang sangat buruk, peralatan mereka disita dan dihancurkan,” kata Williamson kepada DW.
Aktivis HAM itu mengingatkan bahwa banyak jurnalis "harus pergi ke bawah tanah atau melarikan diri dari negara itu” di tengah tindakan keras terhadap media di Belarus. Banyak jurnalis terkena sanksi denda atau sanksi penjara. Contoh terbaru adalah penutupan media independen terbesar di negara itu, Tut.by. Pemimpin redaksinya, Marina Zolotova, ditangkap atas tuduhan penggelapan pajak dan menghadapi dakwaan dengan hukuman tujuh tahun penjara.
(hp/as)