1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kopral Israel Gilad Shalit Di Tangan Hamas

5 Juli 2007

Kelompok sempalan Palestina mengaku telah menyerahkan prajurit Israel yang mereka culik kepada Hamas.

Gilad Shalit
Gilad ShalitFoto: AP

Pembebasan wartawan BBC Alan Johnston yang diculik selama 114 hari oleh kelompok yang menamakan dirinya Tentara Islam, memunculkan harapan Israel mengenai pembebasan prajuritnya, Gilad Shalit. Terlebih, kelompok sempalan Palestina ini mengaku telah menyerahkan Gilad Shalit kepada Hamas.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Israel Channel 10, wakil komandan Tentara Islam yang menyebut dirinya Abu Muthana mengatakan, kelompoknya memutuskan menyerahkan serdadu Israel berusia 19 tahun itu kepada Hamas, karena mereka terlalu sibuk dengan urusan lain.

Namun Channel 10 juga mengutip pernyataan seorang tokoh senior Fatah yang menuding Hamas mendapatkan Kopral Gilad Shalit dengan memberi imbalan kepada Tentara Islam dengan uang dalam jumlah besar dan persenjataan.

Selasa lalu Hamas berperan penting dalam membebaskan wartawan BBC Alan Johnston yang juga diculik Tentara Islam. Sesaat setelah pembebasan Johnston, Ismail Haniyah pemimpin Hamas di Gaza yang dipecat dari jabatannya sebagai perdana menteri, mendesak Israel untuk melanjutkan perundingan pertukaran tahanan sebagai imbalan pembebasan Gilad Shalit. Lebih lanjut Ismail Haniyah mengatakan:

"Sekarang bola ada di tangan Israel. Saya kira ada peluang bagi tercapainya suatu kesepakatan, jika Israel bertindak secara masuk akal dan rasional, mengambil langkah nyata untuk menghentikan penderitaan yang dialami para tahanan Palestina, dan menuntaskan urusan prajurit mereka yang diculik, Shalit.

Namun pemerintah Israel memilih untuk bersikap hati-hati menanggapi pernyataan Haniyah. Juru bicara kementerian luar negeri Israel Mark Regev menyatakan:

"Kami siap berunding untuk pembebasan prajurit Gilad Shalit. Tapi tidak dengan cara yang memperkuat kaum ekstrimis. Jadi kami mesti sangat hati-hati dan seksama dalam menjamin bahwa pembebasan itu tidak mengorbankan proses perdamaian, tidak mengorbankan kaum moderat Palestina, dan tidak memperkuat elemen Jihadis dalam masyarakat Palestina."

Akhir Juni lalu, menandai setahun penyekapan Gilad Shalit, Hamas mempublikasikan rekaman suara Gilad Shalit melalui internet.

Sebelumnya perundingan pembebasan Gilad Shalit yang ditengahi Mesir berlangsung alot.. Hamas menuntut pembebasan ratusan tahanan termasuk anggota militan garis keras. Perundingan akhirnya menemui jalan buntu, menyusul bentrokan berdarah Palestina, antara Hamas dengan Fatah, sejak tiga bulan lalu. Namun Presiden Husni Mubarak berjanji akan melanjutkan perundingan segera setelah stabilitas di Jalur Gaza dipulihkan.

Sementara itu menteri luar negeri Prancis Bernard Kouchner meminta Israel untuk bersikap lebih luwes terhadap Palestina. Usai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni, Menlu Prancis Kouchner mengatakan tidak ada salahnya berunding dengan musuh, kendati harus memilih waktu yang tepat. Menanggapi hal itu, menlu Israel Tvipi Livni mengatakan, Israel tetap mendukung pemerintah Palestina di bawah kelompok Fatah dan tetap menentang aksi kelompok Hamas. Menlu Prancis Bernard Kouchner juga menyerukan Israel untuk memperbanyak jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan, dan mempermudah akses sehari-hari warga Palestina dengan melonggarkan pemeriksaan di pos militer.