1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaJepang

Jepang ‘Berpacu Lawan Waktu’ Selamatkan Korban Gempa

2 Januari 2024

Tim penyelamat bekerja keras di tengah gempa susulan kuat, mencari korban selamat. Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR Senin (01/01) yang tewaskan puluhan orang. Aksi penyelamatan terkendala infrastruktur yang rusak parah.

Gempa bumi di Wajima, Jepang
Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR melanda Jepang pada hari Senin (01/01)Foto: Kyodo News/AP Photo/picture alliance

Jepang pada hari Selasa (02/01) menyaksikan kerusakan parah akibat gempa bumi berkekuatan 7,6 SR yang melanda pantai baratnya. Sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas, ratusan bangunan dan sejumlah ruas jalan rusak parah.  Aliran listrik untuk 33.000 rumah terputus di tengah suhu rendah di musim dingin.

"Sekarang sangat dingin. Saya mengeluarkan instruksi untuk mengirimkan pasokan yang diperlukan seperti air, makanan, selimut, minyak pemanas, bensin, bahan bakar minyak, dengan menggunakan pesawat atau kapal," kata Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan darurat bencana pada hari Selasa (02/01).

Gempa bumi berkekuatan awal 7,6 SR pada hari Senin (01/01) memaksa ribuan penduduk di beberapa daerah pesisir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Dilaporkan gelombang tsunami setinggi satu meter menghantam pantai barat Jepang.

Akibat gempa, banyak infrastruktur yang rusak parah seperti jalanan yang retak di wilayah WajimaFoto: Kyodo News/AP/picture alliance

Upaya penyelamatan terhambat akibat dampak gempa

Ribuan personil militer, petugas pemadam kebakaran dan polisi dari seluruh negeri telah dikerahkan ke daerah yang paling parah terkena dampak, di semenanjung Noto yang relatif terpencil.

"Pencarian dan penyelamatan mereka yang terkena dampak gempa adalah pertempuran melawan waktu," ungkap PM Kishida.

Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh rangkaian gempa susulan yang cukup kuat dan sarana infrastruktur yang rusak parah. Salah satu bandara di wilayah itu juga terpaksa ditutup karena ada keretakan pada landasan pacu. Banyak layanan kereta api dan penerbangan ke kawasan ini yang juga terpaksa dihentikan sementara waktu.

"Dampak kerusakan parah itu juga dirasakan oleh tim penyelamat yang kesulitan untuk mencapai ujung utara semenanjung Noto", kata Kishida. Pengamatan lewat helikopter juga memperlihatkan ada banyak titik dan kerusakan pada bangunan dan berbagai infrastruktur lainnya di wilayah tersebut.

"Saya menginstruksikan (petugas darurat) untuk mencapai daerah tersebut sesegera mungkin dengan menggunakan cara apapun yang tersedia," tambah PM Kishida.

Otoritas lokal melaporkan, saat berita ini diturukan sedikitnya 30 orang meninggal akibat gempa, separuhnya di kota Wajima yang terletak di dekat pusat gempa. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah, mengingat belum semua daerah terdampak bisa dicapai oleh tim penyelamat.

Sementara di Suzu yang berdekatan, beberapa dokter kesulitan mencapai rumah sakit yang mengandalkan generator cadangan untuk mendapatkan aliran listrik.

Badan pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana Jepang juga melaporkan, sedikitnya 19 orang mengalami serangan jantung.

Pengamatan udara memperlihatkan kebakaran yang meluas akibat gempa di wilayah WajimaFoto: Kyodo News/AP//picture alliance

Kemungkinan gempa susulan yang lebih kuat

Lebih dari 90 gempa susulan telah terdeteksi pasca gempa pertama berkekuatan 7,6 SR hari Senin (01/01). Badan Meteorologi Jepant telah memperingatkan, ada kemungkinan akan ada gempa susulan yang lebih kuat yang bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Di kota Toyama, sekitar 100 km dari daerah yang paling parah terkena dampak gempa, deretan rak barang di toko serba ada terlihat kosong karena bencana tersebut mengganggu pengiriman barang ke seluruh wilayah.

Pemerintah Jepang telah memerintahkan lebih dari 97.000 warganya untuk mengevakuasi diri dari rumah mereka pada Senin (01/01) malam, mengirim mereka ke gedung olahraga dan sekolah, yang biasanya digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.

Namun tidak sedikit warga yang memilih untuk kembali ke rumah mereka pada hari Selasa (02/01), setelah pihak berwenang resmi mencabut peringatan tsunami.

Hingga kini, sekitar 33.000 rumah tangga masih belum mendapatkan aliran listrik di prefektur Ishikawa pada Selasa (02/01) pagi, menurut situs web Hokuriku Electric Power. Sebagian besar wilayah di semenanjung Noto utara juga tidak memiliki pasokan air, NHK melaporkan. 

Tidak ada kerusakan pada PLTN di Jepang

Gempa ini terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang sedang menghadapi penolakan dari sejumlah warga setempat, sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2011 memicu ledakan nuklir di Fukushima, yang menghancurkan seluruh kota.

Otoritas Regulasi Nuklir menyatakan, tidak ada tanda-tanda penyimpangan yang ditemukan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di sepanjang Laut Jepang, termasuk pada lima reaktor aktif di pembangkit listrik Kansai Electric Power di Ohi dan Takahama di Prefektur Fukui.

Pembangkit Shika milik Hokuriku Electric, yang terletak paling dekat dengan pusat gempa, juga telah menghentikan pengoperasian dua reaktornya sebelum gempa terjadi dan tidak melihat adanya dampak yang signifikan setelahnya, kata badan tersebut.

Sementara itu, presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Amerika Serikat siap untuk memberikan bantuan yang diperlukan oleh Jepang.

"Sebagai sekutu dekat, Amerika Serikat dan Jepang memiliki ikatan persahabatan yang mendalam yang menyatukan rakyat kita. Kami bersama rakyat Jepang dalam masa-masa sulit ini," kata Biden.

kp/as (AFP, Reuters)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait