Korban Tewas Longsor Tambang Bolaang Mongondow Bertambah
6 Maret 2019
Tim SAR gabungan masih berusaha untuk mencari korban yang tertimbun longsor tambang emas. Hingga hari ini 34 korban sudah dievakuasi.
Iklan
Evakuasi korban longsor tambang emas di Desa Bakan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara masih terus dilakukan Tim SAR gabungan. Hingga hari ini korban yang berhasil dievakuasi berjumlah 34 orang, dengan 18 korban selamat dan 16 meninggal.
Upaya penyelamatan sulit karena terhambat oleh medan yang curam, tanah yang tidak stabil dan poros penambangan yang sangat berbahaya.
Juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan "tim evakuasi telah bekerja 24 jam non-stop sejak Senin ketika hasil kajian di lokasi sudah memungkinkan tim evakuasi masuk ke lubang."
Bupati Bolaang Mongondow, Yasti Soepredjo Mokoagow, telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak 27/2/2019 hingga 12/3/2019.
Terjebak Dalam Gua dan Diselamatkan
Mereka yang terjebak dalam gua bawah tanah, sering harus menunggu berhari-hari sampai tim penyelamat datang. Berikut lima misi penyelamatan yang berhasil.
Foto: picture-alliance/dpa
"Keajaiban Lengede"
Tahun 1963 air berlumpur masuk ke terowongan tambang di Lengede, Jerman. 129 pekerja tambang terjebak di terowongan. Banyak yang berhasil menyelamatkan diri sehari kemudian. Tapi 11 pekerja tambang terjebak di kedalaman 62 meter. Mereka akhirnya berhasil diselamatkan dengan peralatan khusus. 29 pekerja tambang meninggal dalam insiden itu, yang sudah difilmkan beberapa kali.
Foto: picture-alliance/dpa
Ratusan penolong dari berbagai negara
Johann Westhauser, peneliti gua yang berpengalaman, tahun 2014 sedang meneliti jaringan gua Riesending di pegunungan Bayern, Jerman. Dia bersama dua rekannya sedang berada di kedalaman 1000 meter, ketika cidera karena batu yang jatuh. Setelah 12 hari, dia berhasil diselamatkan dengan misi yang rumit. Westhauser menderita trauma otak. Untuk membawanya keluar dari gua dibutuhkan waktu satu minggu.
Foto: picture-alliance/dpa
Dua bulan di bawah tanah
Kecelakaan di tambang emas dan perunggu di gurun Atacama Cile tahun 2010 menjadi perhatian dunia. 33 pekerja tambang terjebak pada kedalaman 700 meter karena reruntuhan batu. Mereka harus bertahan selama dua minggu tanpa kontak dengan dunia luar. Setelah ditemukan, mereka mendapat asupan makanan dan vitamin lewat pipa. Setelah 689 hari, mereka diselamatkan dengan kapsul penyelamat.
Foto: picture-alliance/dpa
Logistik mengandalkan lubang pengeboran
Empat pekerja tambang di Pingyi, Cina, harus bertahan selama 36 hari setelah terowongan tambang runtuh. Tim penolong harus melakukan pengeboran di empat titik untuk mengirim makanan dan minuman kepada para pekerja, yang terjebak pada kedalaman 220 meter. Awal 2006 mereka berhasil diselamatkan melalui sebuah terowongan dengan menggunakan kapsul penyelamat.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Xinhua/G. Xulei
Bersejarah
1906, seorang pekerja tambang diselamatkan setelah 26 hari. Beberapa hari sebelumnya, 13 pekerja tambang diselamatkan. Mereka terjebak dalam terowongan dan bertahan makan daging kuda dan minum air resapan. Kecelakaan di Courrieres, Perancis Utara ini tercatat sebagai kecelakaan tambang terbesar Eropa. 1099 orang tewas dalam insiden itu, termasuk banyak anak-anak. (Teks: Beate Hingrichs/hp/yf).
Selama beberapa hari pertama tim harus menggali dengan tangan untuk mencapai korban karena kondisi yang berbahaya.
"Pada titik ini, peluang menemukan korban selamat sangat tipis," kata Abdul Muin Paputungan, Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow kepada kantor berita AFP.
Tidak jelas berapa banyak orang yang berada di dalam tambang pada saat kecelakaan karena korban selamat menyebutkan jumlah yang berbeda-beda.
Ada yang bahkan mengatakan 100 orang karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sementara di lubang-lubang kecil tidak diketahui. Hingga saat ini laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar daerah.
Api dan Peluru: Kiat Brazil Perangi Tambang Ilegal
Ratusan tambang ilegal menyemuti hutan Amazon. Di Brazil saja tercatat 450 tambang gelap yang sudah beroperasi. Pemerintah mengirimkan pasukan bersenjata dan alat perang buat memberantas aktivitas ilegal tersebut.
Foto: Reuters/R. Moraes
Demam Emas Ancam Amazon
Di jantung hutan Amazon bersemut tambang-tambang ilegal seperti yang tampak pada gambar di atas. Tambang emas seperti ini terutama merusak, lantaran menggunakan senyawa kimia beracun yang mengendap lama di dalam tanah dan mencemari perairan sekitar.
Foto: Reuters/R. Moraes
Vonis Mati Masyarakat Adat
Tambang emas biasanya menggunakan air raksa untuk mengeluarkan logam berharga itu dari perut Bumi. Penggunaan logam berat tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga memusnahkan populasi ikan. Situasi ini menjadi bencana buat banyak suku asli yang mendiami Amazona dan hidup dari hasil tangkapan nelayan.
Foto: Reuters/R. Moraes
Operasi Berbahaya
Namun memberantas tambang emas ilegal bukan perkara sepele. Aparat yang dikirimkan Institut Lingkungan dan Energi Terbarukan (Ibama), lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi kerusakan lingkungan, harus bersenjata lengkap. Mereka setiap saat bisa mendapat serangan tak terduga dari pemilik tambang.
Foto: Reuters/R. Moraes
Petak Umpet di Tengah Amazon
Pertempuran bersenjata antara aparat Ibama dan buruh tambang sudah menjadi keseharian di Brazil. Dalam gambar terlihat seorang buruh berusaha melarikan diri saat penggerebekan oleh aparat.
Foto: Reuters/R. Moraes
Bekerja Menuju Ajal
Padahal buruh tambang bukan sasaran lembaga pengawas lingkungan pemerintah. Mereka hanya diinterogasi, tapi tidak ditangkap. Para buruh adalah korban pertama tambang emas ilegal. Mereka harus bekerja keras dan menghirup uap raksa yang perlahan menggerogoti kesehatan mereka.
Foto: Reuters/R. Moraes
Misi Pengrusakan
Cara lain yang diambil aparat adalah merusak alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan tambang. Lantaran harga yang mahal dan lokasi yang sangat terpencil, aksi pengrusakan ini diharapkan bisa mengakhiri aktivitas bisnis pengelola tambang.
Foto: Reuters/R. Moraes
Asap Hitam Bisnis Gelap
Aparat Ibama biasanya membakar alat-alat berat tersebut. Pasalnya jika disita pun, mereka tidak memiliki kapasitas untuk memindahkan traktor dll. ke lokasi lain. Sebab itu pembakaran dianggap solusi paling cepat, meski bukan yang paling ramah lingkungan.