Pejabat Korsel yang Tewas di Perairan Korut Ingin Membelot
29 September 2020
Selasa (29/09), penjaga pantai Korsel menyampaikan bahwa pejabat perikanan yang tewas ditembak tentara Korut disebut memiliki niat kuat untuk membelot. Pemimpin Korea utara Kim Jong-un menyesal atas peristiwa ini.
Pejabat perikanan itu disebut berenang melawan arus sambil mengenakan jaket pelampung dan bantuan perangkat lainnya. Ia diduga kuat memiliki niat untuk tinggal di Korea Utara.
Petugas penjaga pantai senior Korsel Yoon Seong-hyun, menyampaikan bahwa ada “kemungkinan yang sangat kecil“ bila pejabat tersebut jatuh dari kapal dan mencoba bunuh diri. Hal itu karena korban mengenakan jaket pelampung ketika ditemukan di perairan Korea Utara pekan lalu.
Yoon menambahkan bahwa kondisi arus pada saat itu mempersulit korban untuk berenang ke perairan Korea Utara. Alasan ini didasari analisis arus pasang surut di wilayah, penyelidikan di kapal yang dinaiki korban sebelum menghilang, penyelidikan transaksi keuangan korban, dan hasil pertemuan pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Yoon mengatakan bahwa korban sempat menyampaikan keinginannya untuk membelot sebelum dia dieksekusi. Keterangan ini dikutip dari sumber intelijen yang menunjukkan bahwa pihak Korea Utara juga mengetahui nama, usia, tinggi badan, dan kampung halaman korban sebagai bukti pernah berkomunikasi. Namun, Yoon tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Korban yang berusia 47 tahun itu memiliki dua orang anak dan sejumlah tanggungan hutang. Total hutang korban tercatat senilai 330 juta won atau setara 4,2 miliar rupiah, yang sebagian besar berasal dari perjudian.
Masih belum jelas apakah pengumuman menjadi jawaban pasti tentang alasan mengapa korban berada di perairan Korea Utara. Sebelumnya, saudara laki-laki korban, Lee Rae-jin, membantah konfirmasi pemerintah dan mengatakan kemungkinan besar saudaranya terjatuh secara tidak sengaja dari kapal yang ditumpanginya.
10 Perbedaan Korea Utara dan Korea Selatan
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in sepakati komitmen bersejarah untuk mengakhiri Perang Korea. Apa yang membedakan dan menyatukan warga Korut dan Korsel? Fotografer Luca Faccio menangkapnya lewat lensa kamera.
Foto: Luca Faccio
Tentara
Fotografer Italia Luca Faccio membandingkan realita Korea Utara dan Selatan dalam bukunya "Common Ground" tanpa mengkritik dan menghakimi. Dia menunjukkan Korea dalam situasi yang sama, seperti para prajurit ini. Pada pandangan pertama, banyak paralel dapat dilihat, tetapi jika dilihat lebih dekat, perbedaan semakin terlihat.
Foto: Luca Faccio
Remaja
Dua remaja, satu di Pyongyang, yang satu lagi di Seoul. Keduanya difoto pada tahun 2013. Jaket model hoodie bisa ditemukan dimana-mana. Tetapi sambungan internet dan rokok hanya untuk remaja dari Korea Selatan.
Foto: Luca Faccio
Waktu Luang
Siapa yang tidak suka menghabiskan waktu dengan teman di waktu luang? Di Korea Selatan lengkap dengan topi baseball dan bir. Di Korut lebih terorganisir dan seragam. "Foto-foto (karya Faccio-Red) membawa ekspresi wajah ke lensa, yang berbeda dari yang biasanya dikenal," demikian bunyi teks yang menyertai foto dalam pameran "Common Ground".
Foto: Luca Faccio
Berpesta
Gaya berdansanya pun berbeda. Sementara Korea Utara di sebelah kiri muncul sebagai bagian dari sekelompok penari yang berpakaian sama, wanita Korea Selatan itu membiarkan gaya uniknya secara bebas di sebuah pesta di Seoul.
Foto: Luca Faccio
Sekolah Dasar
Perbedaan antara kolektif dan individu juga menentukan gambar-gambar siswa sekolah dasar ini. Luca Faccio berada di Korea Utara enam kali antara tahun 2005 dan 2013. Tujuannya adalah untuk menggambarkan ideologi negara dan manusianya. Tidak dengan aksi memotret secara tersembunyi, tetapi sebagai potret dan dengan persetujuan dari orang yang difoto.
Foto: Luca Faccio
Tahta Penguasa
Dua patung raksasa - yang kiri adalah pendiri Korea Utara, Kim Il Sung di Pyongyang dan yang kanan raja Korea Sejong dari abad ke-14 di Seoul. Patung ini mencerminkan kesamaan tertentu dalam citra yang diinginkan oleh kedua warga.
Foto: Luca Faccio
Musik Jalanan
Sementara band di foto sebelah kiri menyanyikan lagu-lagu rakyat patriotik, perempuan Korea Selatan memamerkan kemampuannya sebagai penyanyi dan penulis lagu.
Foto: Luca Faccio
Pakaian Tradisional
Fotografer Faccio bercerita, "(Pengawas Korea Utara saya) menerima 50 persen usulan saya, dan 50 persen lagi adalah foto yang dituntut pengawas. Ini perbedaan perempuan Korea dalam pakaian tradisional. Foto kiri menunjukkan perempuan di gedung parlemen Korea Utara.
Foto: Luca Faccio
Pengantin
Kedua mempelai pria tampak modern. Sementara pengantin perempuan dari Korea Utara (foto kiri), lebih memilih untuk mengenakan pakaian tradisional.
Foto: Luca Faccio
Kehidupan Tentara
Biasanya, foto-foto militer dari Korea menampilkan ketegangan yang mencekam. Tapi di sini tentara menunjukkan pacar mereka. Sementara di Korea Selatan sang kekasih mengenakan pakaian modis, di foto sebelah kanan, kekasih prajurit itu juga mengenakan seragam. Penulis: Thomas Latschan (vlz/rzn)
Foto: Luca Faccio
10 foto1 | 10
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un minta maaf
Korea Selatan menyatakan warganya itu sempat diinterogasi di kapal patroli Korea Utara sebelum ditembak oleh pasukan yang kemudian menyiram tubuhnya dengan minyak dan membakarnya. Tapi Korea Utara mengatakan pasukannya hanya membakar jaket pelampung pria itu.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah meminta maaf – sesuatu hal yang jarang ia lakukan – atas peristiwa ini. Penasihat keamanan nasional Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah bertukar surat pribadi. Kim “sangat menyesal” karena “mengecewakan” Presiden Moon dan menyebut insiden itu “tidak terduga” dan ”disayangkan".
Peristiwa ini pun semakin memicu badai politik di Korea Selatan, di mana kelompok konservatif melancarkan serangan politik yang sengit kepada Presiden Moon Jae-in. Moon Jae-in selama ini kerap menyerukan hubungan yang lebih erat dengan Korea Utara.